Share

Bab 0004

Pagi-pagi sekali, Shilla sudah merapihkan rumahnya. Entah apa yang difikirkan Xander padanya, wanita ini tak akan ambil pusing. Dia hanya tahu jika ini rumah suaminya maka ini juga adalah rumahnya dan dia berhak untuk melakukan apapun di rumah ini.

Sambil menyeduh kopi panas kesukaannya, Shilla kemudian melangkah ke halaman depan diamna sebuah taman sangat tak terawat berada disana.

'tapp'

'tapp'

Terdengar suara langkah di dalam rumah, Shilla bergegas masuk kembali untuk melihatnya.

Pandangannya benar, Xander sudah bersiap hendak ke kantor. Pakaian yang rapih dan necis membalut tubuh gagahnya menjadi semakin berkharisma. Disebelahnya, Leona juga mengenakan balutan pakaian kerja yang begitu menawan.

Shilla mencoba mengalihkan fokusnya dengan menyiapkan kopi susu untuk suaminya meski jauh di dalam hatinya terasa sangat sakit melihat pria itu menggandeng mesra wanita lain didepan matanya.

"Shilla, ini uang belanjamu minggu ini. Kau boleh melakukan apapun disini. Dan ingat satu hal saja, jika ada yang bertanya katakan saja jika kau adik sepupuku ya." ucap Xander sambil meletakkan seamplop uang dan meneguk kopi susu buatan Shilla yang ada di meja makan.

"Mas," ucap Shilla hendak bertanya.

Namun yaa, Xander tak menggubrisnya sedikitpun. Sambil menggandeng Leona pria itu meninggalkan Shilla dengan begitu saja.

Shilla tertegun jantungnya hancur lebur namun dia harus bertahan. Bagaimanapun, Shilla akan mempertahankannya demi kehormatan keluarganya.

'gepp'

Shilla meraih amplop cokelat pemberian Xander di meja.

"Masyaallah." ucap Shilla sangat terkejut melihat isi uang didalamnya senilai lima puluh juta.

Sejenak Shilla berdoa untuk keberkahan suaminya dalam mencari nafkah untuknya.

Shilla kemudian menyimpannya di lemari kamar tamu dan melanjutkan pekerjaannya lagi di taman.

Mengurusi suami yang melukainya bahkan di hari pertama pernikahannya, membuat banyak wanita akan frustasi atau parahnya akan mengakhiri hidup. Namun tidak dengan Shilla. Wanita ini memilih mengalihkan derita hidupnya untuk terus menghipnotis dirinya jika dia baik-baik saja saat ini.

Empat jam berlalu, deretan pot bunga yang tanahnya sudah mengeras karena tak terawat itu kini sudah gembur kembali. Tangan dingin Shilla dalam hal ini sudah tak perlu diragukan lagi. Shilla menumpahkan kerinduannya terhadap toko bunga di rumahnya yang akhirnya ditutup setelah pernikahannya ini dengan merawat kebun di halaman rumahnya ini.

"Mba, anda pembantu baru di umah tuan Xander?" tanya seorang wanita berpiyama yang lewat bersama dua rekan lainnya.

"Ohh, iyaa mba sebenarnya saya sepupu dari Tuan juga." ucap Shilla berdalih.

"Waah, asik dong, kita tetanggaan. Aku kerja di rumah ini, dan dia di rumah depan. Sementara yang ini, dia pembantu di sebelah kiri rumah." ucap wanita yang bertanya kepada Shilla.

Sambil tersenyum Shilla mengangguk mengiyakannya dan tak lupa mengutarakan rasa terimakasihnya itu.

"Berapa nomor whatsappmu mba" tanya salah satunya kepada Shilla.

"Maaf saya belum punya ponsel mba." ucap Shilla sambil tersenyum.

Ketiga wanita didepan pagar menggeleng-gelengkan kepalanya. Bgeitu juga dengan sekuriti penjaga rumah yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Nyonya Besarnya itu.

Shilla kemudian melanjutkan lagi pekerjaannya setelah ketiga wanita itu pergi. Jauh dalam lubuk hatinya Shilla merasa sangat senang karena dia akhirnya akan bisa memiliki teman.

Bukan untuk hal buruk, Shilla yang merasa nasibnya akan terkurung di rumah suaminya ini akhirnya akan memiliki tempat mendnegrakan ocehan dan banyolan dari mereka untuk menghiburnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status