Share

Bab 0005

Hari demi hari berganti, Bulan pun mulai berganti. Sudah enam bulan berlalu dengan sangat cepat.

Dan Xander setelah menikahi Shilla sekarang ini dia menjadi lebih cepat pulang kerumah dan malas berkumpul dengan teman-temannya pun dengan kekasihnya.

Meskipun hubungan Xander dan Shilla masih belum ada kemajuan, namun sebuah perubahan besar terlihat dari Xander yang selalu menghabiska malamnya di rumah.

Malam ini, Shilla tengah memasak udang sambal pedas, ketika Xander pulang.

Pria itu yang mencium aroma masakan sangat lezat langsung menuju ke dapur untuk melihat siapa yang memasak.

Langkahnya terhenti ketika yang berada di balik aroma lezat ini adalah isterinya sendiri.

"Makan mas." ucap Shilla yang melihat kedatangan Xander langsung menawarkan makan kepada suaminya.

Namun Xander justru berbalik arah dan langsung pergi ke kamarnya.

'degg'

Ada rasa yang tersayat di dalam hati Shilla, perut keroncongannya yang sejak tadi sudah bernyanyi meminta diisi mendadak menjadi kenyang dan kehilangan seleranya.

'aku lupa, bukankah mas Xander sudah bilang jika aku harus menghindarinya ketika dia berada di rumah.' gumam Shilla memonolog dirinya sendiri.

Shilla kemudian mencuci peralatan bekas memasaknya dan segera kembali ke dlaam kamar setelahnya.

Sebuah tulisan tangan disimpan Shilla di tudung saji untuk Xander.

Tak berselang kemudian, Xander yang kehausan berjalan turun ke dapur untuk mengambil minum. Matanya berkeliling dan melihat Shilla sudah tak berada di sana.

'tepp'

Mata Xander tertuju kepada meja dimana secarik kerta sditempelkan pada tudung sajinya.

MAS, MAKANLAH.

MAAFKAN AKU YA.

Tulisan tangan Shilla itu sontak membuat hati Xander bergetar. Pria itu kemduain membuka meja dan melihat makan malam yang dibuat isterinya masih sangat panas nampak lezat dan juga enak.

Xander yang memang pulang lebih awal dari kantornya karena terus menerus teringat Shilla dan khawatir dengan wanita ini memang belum makan sejak makan siangnya tadi bersama Leona di sebuah restoran mewah.

Tanpa ragu, Xander menyantap habis udang saus pedas buatan Shilla. Pria ini sampai menambah porsi nasinya sebanyak dua kali.

'kamu jago masak rupanya.' gumam Xander memuji dalam hati.

Sementara itu Shilla tengah mengaji di mushala kecilnya itu. Suara merdu mengalun dari bibirnya membuat Xander berdegup kencang mendengarkannya.

Ayat demi ayat yang dibaca oleh Shilla sangat indah dan dihayati, membuat sekujur tubuh Xander bergetar.

Pria ini kian dilema, belum pernah sebelumnya Xander bisa menolak ajakan Leona. Dan malam ini, untuk pertama kalinya Xander akhirnya mampu menolak ajakan Leona clubing hanya untuk pulang melihat Shilla.

Sederet pesan dari Leona telah memenuhi kotak masuk perpesanannya, namun Xander enggan membuka apalagi membalasnya. Hal ini membuat Leona meradang dan kian kesal kepada Shilla.

Pukul dua pagi, suara klakson terus berbunyi di luar gerbang rumahnya. Membuat Shilla terjaga. Wanita ini kemudian bergegas untuk melihat ke luar dimana sekuritinya tengah mencoba menahan seorang wanita yang tengah berusaha masuk ke dalam rumahnya.

"Heyy, gadis kampung! Bangunkan Xander sekarang juga! Dia harus bertanggung jawab atas kehamilanku!" ucap Leona dengan sangat lantang.

Shilla hendak berbalik masuk untuk membangunkan suaminya,

'bugg'

Langkahnya terhenti karena menabrak seseorang.

"Mas, syukurlah kau sudah bangun. Kekasihmu hamil dan dia menunggu diluar. Sebaiknya ajak dia masuk dan bicarakan baik-baik di dalam." ucap Shilla yang langsung meneruskan langkahnya menuju kamar tamu.

'glegg'

Xander menelan salivanya dengan kasar. Dia merasakan langkahnya sangat terpaku dan berat.

Sementara Shilla, wanita ini merutuki dirinya sendiri yang entah memiliki kekuatan dari mana bisa lancar mengatakan kalimatnya tadi kepada suaminya.

Shilla segera mengambil air wudhu dan berusaha untuk shalat hajat demi menenangkan jiwanya.

"Hikzz" Air mata Shilla mengalir deras tanpa suara setelah dua rakaatnya selesai.

Lagi-lagi, wanita ini hanya bisa diam dalam doa mencoba menerima kenyataan jika memang dia bukanlah wanita yang diharapkan oleh suaminya.

'sadar Shilla! Siapa kamu, siapa dia, biarkan saja toh memang kamu juga terpaksa menikahinya hanya demi Sherryl.' gumam Shilla dalam hatinya.

'degg'

Jantung Shilla seolah terhenti mendadak ketika mengingat mendiang saudari kembarnya itu. Wanita ini tak melihat jika ada ikatan kuat diantara saudarinya dengan suaminya sebelum ini. terlebih, karena kekasih yang diakui oleh suaminya adalah Leona. Dan Shilla belum pernah sedikitpun mendengar nama Sheryl terucap dari bibir suaminya.

'apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Xnder tak pernah membahas almarhumah selama ini.' ucap Shilla bergumam dalam hatinya.

'praanng'

'prang'

Jantung Shilla sangat terkejut mendengar suara benda pecah terus menerus menyentuh lantai itu. Wanita ini masih mengenakan mukenanya dan dia langsung berjalan keluar kamar.

"Ini semua gara-gara kamu! Dasar wanita munafik, dasar wanita kampungan! Beraninya kau menggoda kekasihku!" ucap Leona sambil menunjuk wajah Shilla yang baru saja keluar dari kamarnya itu.

Didepannya, Xander hanya berdiri dalam diam. Sementara lantai ruangan tamu ini sudah dipenuhi guci-guci hias yang berserakan di lantainya.

"Aku hamil, dan kau hanya diam hahh!" ucap Leona dengan sangat murka.

"Leona, entah kenapa aku sangat tak yakin jika yang kau kandung itu adalah benihku." ucap Xander dengan rautnya yang dingin.

"Xander! Jika kau lupa, biar kuingatkan bagaimana kau terus merengek di selangkanganku selama ini meminta hasratmu dipuaskan. Bahkan di malam dimana kau akan menikah, kau menikmatiku." ucap Leona dengan sangat lantang dan raut wajahnya sangat menang.

Xander terdiam, sementara Shilla menjadi sangat emosional setelahnya. Lembaran surat dari Pusat Laboratorium DNA pemerintah yang tergeletak di meja diraihnya.

Wajah Shilla memanas sementara dadanya bergemuruh emosi setelah membacanya. Disana sudah jelas tercantum keterangan hasil penelitiannya jika bayi di kandungan Leona adalah bayinya Xander.

Namun Xander tetap bersikukuh tak menerimanya, pria ini mengingat kembali terakhir kali dia menikmati keindahan tubuh kekasihnya itu adalah enam bulan yang lalu. Tepat di hari pernikahannya malam itu.

Namun kandungan Leona justru baru berumur lima bulan dan ini membuat Xander tak bisa menerimanya.

"Mas, surat ini adalah buktinya. Dan kau juga sudah mengakui hubungan kalian." ucap Shilla yang entah kenapa jadi membela Leona saat ini.

"Shilla?" ucap Xander dengan sangat keheranan menatap wajah isterinya yang telah sembab oleh air mata.

"Bertanggung jawablah mas, jangan sampai anakmu nanti terlahir tanpa seorang ayah." ucap Shilla sambil sesenggukan dan tubuh yang gemetaran.

"Shilla? Aku tak menghamilinya. Apa kau tak mempercayaiku." ucap Xander yang mendadak merasa sangat sesak mendengar ucapan Shilla dan melihatnya terus menangis didepannya.

Sementara itu, Leona yang sudah berhasil memporak porandakan kepercayaan pasangan didepannya itu hanya tersenyum satir karena aktingnya berhasil dengan sangat baik.

'bagus, aku hanya tinggal mencari cara untuk benar-benar hamil supaya bisa menyingkirkan si kampungan itu selamanya dari sisi Xander.' gumam Leona dengan raut menyeringai picik.

Xander melangkah mendekati Shilla, untuk pertama kalinya Xander hanya ingin memeluk wanita itu.

"Jangan mas, jangan menyentuhku." ucap Shilla dengan suara tercekat sangat parau.

Namun Xander tak bisa menahannya, pria ini langsung mengukung Shilla dalam dekapannya.

'bugg'
Komen (3)
goodnovel comment avatar
DPurwie
BIKIN PENASARAN NIH CRITA.JADI PINGIN BACA TERUS KELANJUTANNYA
goodnovel comment avatar
Amie Hulwah
gak bisa buka bab selanjutnya. keceewaaaa
goodnovel comment avatar
Nani Lestari
Ya ampun, kenapa kebanyakan ceritanya cewek lemah, Cengeng
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status