Share

Bab 0003

Xander terus melangkah menuju kamar mereka di lantai dua bersama Leona. Tubuh Shilla gemetar oleh emosi yang mendera.

Dengan langkah yang terhuyung-huyung karena nyaris tak mampu mengendalikan emosi yang membuncah di dalam jiwanya, Shilla berlari mengejar suaminya itu.

"Tunggu," ucap Shilla dengan suara lantangnya membuat Xander menghentikan langkah mereka tepat di depan pintu kamar.

"Kenapa kau tak diam saja di ruang mkaan dan jangan menggangguku!" ucap Xander dengan raut sangat dingin.

'blaar'

Jantung Shilla nyaris saja berhenti saat itu juga, namun Tuhan belum mengijinkan kematiannya. Shilla tak menyangka jika sejak tadi suaminya itu menyadari keberadaannya dan tak menghiraukannya sedikitpun.

Didepannya, Leona makin mengeratkan rangkulannya dan bahkan wanita itu berulang kali mendaratkan kecupan di leher kekar suaminya.

Shilla memang belum mengenal siapa suaminya dan dia juga tidak mencintai suaminya saat ini Namun melihat wnaita lain tengah menggerayangi tubuh pria yang secara sah sudah menjadi haknya, dadanya menyemburkan amarah yang sulit dileraikannya.

"Menjauh dari suamiku! Dan kau Xander, jelaskan kepada isterimu ini siapa dia hingga berhak atas kamar kita." ucap Shilla dengan suara yang bergetar hebat sementara dadanya kembang kempis sepanjang mengatakannya.

"Apa? Kamar kita? Haa.haa." ucap Xander terkekeh mentertawakan kalimat yang diucapkan Shilla.

Pria itu kemudian masuk ke dalam kamar, sementara Leona menatap dengan sangat menghina kepada Shilla.

"Hai, aku Leona. Jadi kamu anak gembel yang terpaksa dinikahi oleh kekasihku itu ya?" ucap Leona.

Shilla tak bergeming, dia merasa tak sepatutnya melayani wanita tersebut. Bagaimanapun Shila adalah isteri dari Xander suka atau tidak.

'braakk'

"Itu semua barang-barang mu? Gunakan kamar tamu di lantai dasar dan jangan pernah keluar dari kamar jika aku masih dirumah. Ingat itu!" ucap Xander kepada Shilla.

'glegg'

Shilla terdiam, wanita ini tak lagi bisa melakukan apapun setelah suaminya sendiri lah yang mengusirnya dari kamar mereka.

"Ayo sayang, aku sudah tak sabar. Jangan menggunakan pengaman yaa, aku mohon." ucap Leona yang langsung bergelayut manja kepada Xander sambil menarik pria tersebut masuk ke dalam kamar mereka.

Sejenak, Xander terdiam, ada sesuatu dalam hatinya yang mendadak terasa nyeri ketika melihat Shilla tengah memunguti sejumlah pakaian yang dihamburkannya tadi disana.

Namun godaan maut Leona, membuat pria ini mengikuti langkah Leona masuk dan segera melakukan pergumulan panas yang biasa mereka lakukan sebelumnya.

Didepan pintu, Shilla berhasil mengambil smeua barang-barang yang berceceran. Semua ini bukan barangnya, namun pakaian-pakaian ini dia memang sangat membutuhkannya karena sehelaipun dia tak membawanya dari rumah.

Langkah Shilla terseok-seok, wanita ini baru saja menikah namun rasanya dia sudah sangat ingin mengakhirinya saat ini juga. Jangankan keindahan malam pertama yang sering digadang--gadang semua orang sebagai malam yang paling indah, baru beberapa menit saja di rumah ini dia sudah terusir dari kamar suaminya itu.

Suara-suara menjijikan terdengar semakin lantang dari lantai dua, rumah yang sepi membuat semua desahan dan erangan tertangkap jelas di indera pendnegaran Shilla.

Wanita ini mencari satu dmei satu ruangan di dalam rumah ini, hingga akhirnya dia menemukan sebuah kamar di bagian kanan rumah.

'pasti ini ruang tamunya.' gumam Shilla sambil membukakan pintu.

"Alhamdulillah," ucap Shilla ketika melihat setumpuk alat shalat tersedia di sebuah ruangan kecil di ujung koridor rumah yang dijadikan mushala untuk tamu ini berada.

Dengan langkah yang mendadak ringan, Shilla memasukkan barang-barangnya tadi ke dalam kamar dan langsung mengambil wudhu sebelum kemudian menunaikan shalat ashar yang sudah nyaris habis waktunya karena senja sudah semakin tua.

"Hatciihh"

Shilla beberapa kali bersin karena debu yang cukup tebal di ruangan musahala ini.

'habis shalat aku akan membersihkannya, jika dibersihkan dulu takutnya gak sempat waktunya nanti.' gumam Shilla dalam hatinya.

"Hatciih"

Wanita ini beberapa kali mengeluarkan bersinnya di sepanjang shalat.

Selesai dengan shalat ashar dan dzuhur yang diqada nya, akhirnya Shilla bergegas membersihkan ruangan ini.

Dengan menggunakan semua alat kebersihan yang ada dan sangat lengkap, Shilla mulai membersihkan ruangan dengan mushala terlebih dahulu. Dalam setengah jam saja, tangan terampilnya sukses membuat mushala tersebut menjadi sangat bersih dan nyaman.

'rumahnya bagus, peralatan juga sangat lengkap, sayang banget gak digunakan.' gumam Shilla yang akhirnya terbawa susasana menjadi membersihkan semua ruangan di dalam rumah ini.

Saat adzan maghrib dan isya berkumandang, Shilla menghentikkan sejenak pekerjaannya untuk menunaikan shalat. Dan setelahnya, wanita ini kembali lagi meneruskan pekerjaannya.

Semua ruangan di lantai dasar rumah ini tak luput dari tangan cekatannya yang membersihkan rumah dengan sangat cepat dan sangat bersih.

Pukul sebelas malam, Shilla baru selesai semuanya. Wanita ini kelaparan dan mulai membuka kulkasnya.

Matanya tersenyum melihat isi kulkas yang ternyata dipenuhi oleh makanan. Wanita ini kemudian memasak dua porsi mie rebus yang dibuatnya sendiri dengan berbagai tambahan didalamnya.

'dia juga pasti belum makan.' gumam Shilla sambil mewadahi dua porsi mie yang dimasaknya itu.

'ceklek'

Pintu kamar Xander terbuka, pria itu keluar dari kamarnya dengan balutan selembar handuk saja yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Pria itu kini berjalan semakin dekat ke arah Shilla.

Sementara itu, Shilla berusaha melemparkan pandangannya ke arah berbeda setelah mengetahui tatapan Xander yang menguncinya.

Rambut basah Xander terlihat jelas dan sangat klimis acak-acakan namun sangat terlihat seksi. Shilla tak bisa memungkirinya. Ditambah aroma khas sabun mandi yang tercium oleh inderanya, justru membuat dadanya mendadak sesak oleh nyeri.

Shilla kemudian menangkupkan sendoknya diatsa mangkok mie yang baru beberapa sendok saja dilahapnya.

Tepat saat Xander membungkuk mengambil minuman dari kulkas, Shilla beranjak pergi meninggalkan meja makannya.

'degg'

Ada rasa yang sakit di dalam jiwa Xander ketika berbalik dan melihat meja makan telah kosong. Sementara sosok isterinya itu telah berada jauh di dekat pintu kamar tamu.

Xander tersentak, dia tak mengerti dengan apa yang terjadi. Namun saat melihat Shilla tadi duduk sendirian di meja makan, dadanya mendadak sesak dan merasa sangat bersalah.

Pria ini kemudian melirik ke meja, dia melihat dua porsi mie rebus yang bahkan masih mengepulkan asapnya berada disana.

'dia kelaparan.' ucap Xander sambil duduk dan tanpa segan langsung menyantap habis dua mangkuk mie rebus buatan Shilla itu.

'enak sekali.' ucap Xander sambil meneguk minumannya.

Dia sebenarnya sengaja keluar dari kamar saat Leona sudah tertidur. Bagaimanapun Xander baru saja membawa Shilla ke rumahnya dan dia juga tahu jika sejak mereka datang Xander mengabaikannya.

Mata Xander menatap ke sekeliling, tumpukan cucian piring di wastafel dapur sudah tak ada, dan keranjang sampah pun sudah kosong melompong. Pria ini kemudian berjalan ke belakang rumah.

Aroma cucian tercium disana, dan semua pakaian kotornya yang belum sempat diberikan ke laundry sudah tergantung rapi di ruang jemur disana.

'dia' gumam Xander dalam hatinya.

Sementara itu Shilla, wanita itu langsung membaringkan tubuhnya dan menarik selimutnya menutupi tubuh. Ruangan ber Ac membuat wanita ini sangat kedinginan. Letih dan nyeri dalam jiwanya mmebuat Shilla terlelap dengan sangat cepat.

Malam pertama pernikahannya, kini justru menjadi malam yang sunyi dan sangat menyakitkan untuk Shilla. Tak hanya itu, karena di malam ini juga untuk pertama kalinya Xander tak menikmati ranjang panasnya dengan Leona yang biasanya membuatnya bertekuk dalam ronde sangat panjang. Bayang-bayang wajah Shilla membuat Xander kehilangan kenyamanannya bersama Leona.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status