“Hai gadis cantik,” sapa seorang pria muda tampan terlihat sangat berkilau dengan setelan kemeja slim fitnya. “Boleh kenalan gak?”
Dia berbicara kepada seorang gadis cantik yang sedang mengenakan blouse ketat berwarna putih memperlihatkan setengah tonjolan bulatan padat berisi berjalan di sekitar area bandara Soekarno-Hatta dengan rasa percaya diri tinggi. Dia berjalan lurus tidak mendengarkan apa yang baru saja dikatakan oleh pria muda tampan tersebut.
Dengan mengenakan bawahan hot mini pink skirt dia berjalan bak bidadari dari surga yang berbadan montok dan seksi. Namanya Gita Indah Mutiara, berumur 22 tahun baru saja lulus dari sekolah bisnis ternama di Oxford Inggris. Dia memiliki bulu mata lentik, bola mata besar berwarna biru, rambut panjang lurus sedikit bergelombang dicat berwarna coklat tembaga, bibir manis merah delima, dan kulit mulus putih terawat seindah bunga salju.
“Hei tunggu, saya baru saja berbicara dengan kamu,” ucap pria muda tampan terlihat dari golongan orang kaya merasa kesal dengan sikap acuh tak acuh yang diperlihatkan oleh gadis cantik itu.
Gita mengeluarkan kaca mata hitam dari tas kecil mewah berwarna krem yang sedang dibawanya. Dia menghentikan langkah kakinya yang jenjang dan melirik langsung ke arah pria muda tersebut dengan santai sambil mengenakan kaca mata hitam miliknya.
Pria muda itu cukup tersontak kaget, ketika akhirnya gadis itu mau merespon panggilannya. Gadis itu cukup tinggi baginya, dia menggunakan high heels yang membuat dirinya semakin terlihat tinggi, sosok yang sulit digapai oleh seorang pria yang hanya memiliki tinggi pas-pasan sekitar 172 cm.
“Mmh-maksud saya tadi, sa-saya hanya ingin berkenalan dengan gadis manis secantik kamu,” terang pria muda tampan itu mendadak kaku. “Bo-bolehkan saya berkenalan?”
“Manis?” tanya gadis itu kepadanya. “Kalau saya kayak gini manis gak?”
“Aaaaagghhhhhhhh.”
Terdengar sebuah suara teriakan kenikmatan yang amat sangat dalam dari pria muda tampan yang baru saja ditendang masa depannya oleh sang gadis.
“Ka-kaamuuu be-berani beraninya berlaku seperti ini, aaahhhh.”
Pria itu hendak mengutuki perbuatan gila gadis cantik yang baru saja menendangnya, tapi apa daya tubuhnya tidak kuat menahan gelombang kenikmatan itu. Dia terjatuh lemas tak berdaya.
Temannya yang melihat kejadian itu langsung berteriak cukup keras kepadanya. “Hei apa yang baru saja kamu lakukan kepada temanku!”
Gita yang merasa senang karena telah berhasil menendang dengan sangat kuat pria muda tampan yang baru saja menggodanya, berlari cepat menghindari kejaran beberapa teman pria tampan yang tak sabar untuk menyekapnya dan memberinya pelajaran.
Baru saja dia berlari beberapa langkah, Gita yang melihat keberadaan rekannya meneriakan sesuatu. “Carlosss, heii disini cepat.”
Di depan sana sudah berjejer 10 orang berbadan tegap dengan setelan suit jas hitam tampak kuat mengintimidasi. Salah satu pria dewasa berbadan tegap bernama Carlos mendengar panggilan dari seorang tuan putri yang sudah lama dikenalnya.
Carlos bersama 9 orang bawahannya berjalan cepat untuk menyambut tuan putri Gita Indah Mutiara yang merupakan cucu seorang kakek yang sangat kaya raya bernama Baron Lee.
“Selamat datang di Jakarta Putri Gita, senang bisa bertemu kembali setelah beberapa tahun tidak bertemu,” sapa Carlos kepadanya sopan. “Apakah ada yang bisa saya bantu?”
“Tolong urus orang-orang di belakang itu, mereka baru saja menggoda saya,” jawabnya santai seperti sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
“Astaga Tuan Putri, kejadian seperti ini lagi di hari pertama,” tegasnya tak percaya.
Gita tertawa sadis, dia senang melihat orang-orang di sekitarnya merasa kebingungan melihat tingkahnya yang sedikit gila dan ugal-ugalan.
Carlos tentu saja segera merespon dengan cepat permintaan tuan putri yang selalu dia jaga sejak Gita masih balita. Dia melirik ke arah bawahannya dan menyuruh beberapa dari mereka untuk segera mengurus pria-pria muda tak tahu diri itu.
Tak lama terdengar suara keributan di sekitar para bawahan Carlos dengan para pria teman dari pria muda tampan yang hingga saat ini masih terkulai lemas menahan kenikmatan tiada tara dari Gita.
*****
“Tuan Putri tunggu!! Jangan lakukan itu lagi, Tuan Putriii!!” teriak Carlos tak kuasa menahan kepergian putri Gita Indah Mutiara dari kelakuan bengalnya.
Gita rupanya sudah mengambil secara paksa kunci mobil dari salah satu sopir pribadinya ketika Carlos dan para bawahannya sedang sibuk mengurus para pria yang mengganggunya dan orang-orang dari pihak keamanan bandara.
Gita mengendarai mobil sport ferrari putih kesukaannya, dia mengendarainya dengan cepat layaknya seorang pembalap dari film-film action ternama Fast and Furious.
Di belakangnya beberapa mobil lain yang dikendarai oleh Carlos dan bawahannya mengejar Gita dengan cepat, memastikan gadis itu tidak menghilang di hari pertama kepulangannya.
*****
“Pak Levi,” sapa seorang anak gadis berumur 18 tahun memanggil kepadanya. “Pak maaf mengganggu sebentar, tapi kalau untuk tugas yang satu ini kapan yah kita harus mengumpulkannya?”
“Oh Chery, sebentar yah. Hmm kalau untuk tugas yang satu itu gapapa Cher nanti saja kamu kumpulkannya sebelum ujian tengah semester.”
“Jadi kita boleh kumpulkannya nanti aja yah Pak, wahhh asikkkk. Pak Levi ini emang dosen kita yang paling top degh, selalu baik dan tahu aja kesulitan kita-kita hehe.”
“Haha, gak lah Cher, biasa aja kok, kebetulan bapak juga pernah jadi mahasiswa kan dulu, jadi tahu tugas-tugas seperti itu tuh pasti berat buat kerjainnya. Ya sudah kalau gitu nanti kerjakan yang bagus yah, kebetulan bapak hari ini sudah ada janji.”
“Ehem-ehem wahhh bapak sudah ada janji sama siapa nih, ama ibu Rose yah Pak?”
“Eh, dasar Chery kamu ini nakal yah kerjanya bergosip aja. Bukan bapak hanya mau jemput anak-anak dari rumah yatim.”
“Oh iyah bapak ini yah beneran da udah mah cakep, pinter, perhatian banget lagi sama anak-anak yatim. Ya udah degh Pa kalau gitu Chery gak ganggu bapak lagi, titip salam buat anak-anak disana yah Pa, oh iyah sama ini Chery punya satu coklat enak buat Bapak.”
“Wah kebetulan bapak lagi laper, makasih Cher, sampai ketemu lagi besok yah.”
Levi berjalan pergi dari kampus dengan menggunakan bus umum yang dekat dengan tempat dimana dia biasa mengajar. Levi adalah seorang anak yatim piatu sejak masih balita, dia ditemukan dan diurus oleh seorang suster rumah yatim bernama Reyha. Beruntung dia cukup pintar, sehingga bisa mendapatkan kesempatan bekerja sebagai dosen di sebuah kampus swasta yang terkenal.
Tapi walau Levi punya penghasilan yang cukup mapan dari tugas mengajarnya, dia selalu memberikan seluruh uang yang dia dapatkan selama ini untuk membantu biaya pengeluaran yang dibutuhkan oleh rumah yatim tempat dimana dia dulu dibesarkan.
Levi berparas rupawan, dia mewarisi genetik orang tuanya yang berdarah campuran eropa korea, karena itu di usianya yang ke 37 dia terlihat sangat tinggi dan berbadan atletis. Hidungnya mancung seperti bintang film, sorot matanya tajam seperti rajawali, dan senyumnya lembut menawan dengan dua buah lesung pipit yang menambah esensi ketampanannya.
Tidak ada seorang pun yang tahu mengapa hingga sekarang Levi belum juga mencari seorang istri yang akan menemani hidupnya. Dia hanya terus menyibukan dirinya dengan belajar, belajar dan belajar.
Hari ini dia telah berjanji kepada Bunda Reyha yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri untuk datang ke taman bermain anak yang berada dekat dengan lapangan bandara Soekarno-Hatta.
*****
“Mariaa jangan lari kesana, nanti kamu ketabrak mobil,” teriak Bunda Reyha kepada seorang anak gadis berumur 8 tahun yang sedang asik berlarian kesana kemari.
Di tempat lain Gita yang sedang sibuk dikejar oleh para bawahannya melaju dengan kencang menggunakan ferrari sport putih kesayangannya. Dia melihat ke arah kaca spion belakang, sambil memperhatikan dengan detail berapa mobil yang sudah berhasil mengejar dirinya.
Maria yang berlari kesana kemari tampak terkejut dengan seekor kodok berwarna hijau yang melompat ke arahnya. Dia menjerit-jerit ketakutan berteriak meminta pertolongan.
“Mariaa!!” teriak Bunda Reyha kepadanya tidak percaya kalau gadis kecil itu sudah berlari jauh masuk ke jalan raya. Satu mobil segera berhenti setelah melihat gadis itu tak terkendali masuk ke jalur lalu lintas. Tapi mobil lain yang berwarna putih melesat dengan kencang tak melihat apa yang sedang terjadi di depannya.
Levi yang baru saja jalan menyebrang melihat Maria yang sebentar lagi akan ditabrak oleh mobil sport mewah berwarna putih, dia berlari dengan cepat dan menahan laju mobil itu dengan mengorbankan dirinya.
Levi tertabrak dengan sangat keras oleh mobil sport putih yang di kendarai oleh Gita. Gita berhasil menghentikan laju mobilnya setelah dia tanpa sengaja menabrak Levi.
Gadis kecil itu selamat, tapi tidak dengan Levi. Tubuhnya berlumuran darah segar, terbaring lemas di jalanan. Orang-orang yang ada di sekitar berkerumun untuk melihat kejadian naas itu.
Bunda Reyha berteriak ketakutan, “Leviiii astaga apa yang sudah terjadi, Levi bangunnn, kamu gak boleh mati nak.” Bunda Reyha terus berteriak dan menangis meraung-raung tak rela anak yang selama ini dijaganya mati mengenaskan.
Beberapa orang di sekitar terlihat heboh, mereka berkata satu sama lain.
“Tolong-tolong, ayo panggil ambulan kesini.”
“Itu cegat juga si mbaknya, jangan sampai mobilnya melarikan diri.”
“Turun kamu ehhh dasar orang songong, kalau naik mobil itu yah yang bener, main tabrak-tabrak aja. Nyawa orang lain loh ini taruhannya mbak.”
“Hentikan,” teriak gadis cantik berbadan sintal itu kepada salah satu polisi yang sedang memegangi tangannya dengan penuh nafsu. “Lepaskan tangan kotor itu dari tubuh saya! Saya bisa berjalan sendiri, Bapak tidak usah cari-cari kesempatan buat pegang-pegang tangan saya seperti ini yah.”“Kamu itu yah,” geram polisi yang bertugas mengawal Gita. “Sudah berbuat salah, masih juga bersikap tengil seperti ini.”“Sudah biarkan saja dia jalan sendiri seperti itu,” kata polisi lain mengingatkan, sepertinya polisi ini memiliki jabatan yang lebih tinggi dari polisi sebelumnya.“Pak tolong biarkan saya saja yang mengurus semuanya,” ucap Carlos meminta kepada polisi yang membawa Gita untuk mendengarkan permintaannya. “Ini bukan kejadian yang disengaja, itu semua terjadi dengan sangat tiba-tiba.”“Ya, ya, ya kalian bisa
“Tampannyaaa pria ini,” ucap salah satu suster perawat ruang kelas VVIP. Dia meraba-raba otot-otot perut Levi yang saat ini masih terbaring lemas tak sadarkan diri setelah dirawat di rumah sakit selama 5 hari.“Ihh Evi kamu nakal, emangnya boleh kita pegang-pegang dia seperti itu?” suster lain yang ada di sebelahnya melerai perbuatan Evi yang tidak bisa menahan diri pada hasrat seksualnya.“Mmmhhh,” desah Evi tak tahan sambil menggigit bibir bagian bawahnya. “Kalau gak ada yang tahu kan gak apa-apa Lena, dugh ini cowok kok ganteng banget sihh, jadi kepingin pegang itunya.”Evi mengelus-elus paha Levi dari bawah ke atas yang saat ini hanya menggunakan celana dalam merk Calvin Klein sampai hampir mendekati batang kejantanannya.“Evi ihh jangan, ayo cepat kita harus berikan dia pakaian, nanti dia masuk angin,” bisik Lena kepadanya yang juga mul
“Pak Levi tolong bersabar,” pinta Carlos menenangkan. “Tuan Baron Lee, beliau telah sengaja datang kemari secara langsung untuk meminta maaf kepada Bapak atas kesalahan cucunya tempo hari.”Setelah diperkenalkan oleh Carlos, Tuan Baron Lee tersenyum kepadanya. Datang dengan maksud meminta maaf, tidak serta merta membuat kharisma dan wibawa yang dipancarkan oleh pria tua berumur 70 tahunan ini menghilang. Dia terlihat kuat dan punya pengaruh yang sangat besar kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.Levi berupaya menghargai pria tua tersebut. Dia menunggu sampai Pak Tua yang bernama Tuan Baron Lee itu berbicara kepadanya.“Levi Strikeheart, seperti yang dikatakan oleh Carlos, nama saya Baron Lee, saya adalah kakek dari Gita Indah Mutiara yang tempo hari tak sengaja menabrak Bapak.”Mendengar nama dari pelaku yang sudah menabrak dirinya tempo hari, Levi terlihat ma
“Levi, kemarilah nak, sepertinya ini ada surat yang datang dari kampus tempat kamu mengajar nak. Coba kemarilah dan ambil suratnya, Bunda harus mengambil beberapa baju dulu untuk dijemur.”“Surat dari kampus? Bentar Bunda, Levi kesana sekarang.”“Ini dia suratnya nak, ambilah dan baca isinya disana. Bunda mau jemur baju anak-anak dulu yah.”“Baik Bunda terima kasih, nanti abis buka isi surat ini saya akan kesana untuk membantu.”Kepada ythBapak Levi StrikeheartDi tempatDengan surat ini kami hendak menyatakan dengan resmi bahwa tertanggal 6 Mei 2021, Bapak Levi Strikeheart telah dikeluarkan dari segala bentuk kerjasama yang selama ini terbangun dengan pihak kampus.“Apaaa!!!” raut muka Levi tiba-tiba berubah, dia tidak percaya dengan berita buruk yang baru saja dia terima.&nbs
Rangkulan preman berbadan besar yang berada di belakang Levi menahan gerakannya dengan sangat erat. Rangkulan itu membuat Levi kesulitan, dia tidak bisa bergerak ke arah kiri ataupun kanan. Sementara itu preman lain yang bertindik anting bergerak mendekat berniat untuk memukuli wajahnya.Levi tahu dia harus bereaksi cepat agar bisa keluar dari kesulitan ini. Memanfaatkan keunggulan fisiknya yang memiliki jangkauan kaki cukup panjang, Levi melompat tinggi ke arah belakang mendesak preman yang sedang merangkul tubuhnya untuk mundur beberapa langkah.Sambil melakukan itu Levi juga mengarahkan kedua kakinya yang sedang melayang di udara untuk menginjak tepat pada permukaan wajah preman bertindik anting yang berada di depannya. Gerakan itu menahan preman bertindik anting itu hingga kesulitan untuk memukuli dirinya.Tidak ada seorang pun yang menduga kalau pria tampan berpenampilan lembut itu bisa melakukan reaksi perlawanan s
Levi memberanikan diri untuk mampir ke teras rumah Tuan Baron Lee. Sudah berjam-jam dia berpikir, tapi hanya ini satu-satunya cara yang bisa dia ambil. Tempat dimana dia bisa meminjam uang agar bisa membebaskan Bunda Reyha dari tangan para preman tersebut.“Selamat siang Pak, apakah ada yang bisa saya bantu?” tanya seorang tenaga keamanan yang bertugas menjaga pintu gerbang rumah mewah itu.“Saya ingin bertemu dengan Tuan Baron Lee,” jawab Levi kepadanya.“Apakah Bapak sudah pernah membuat janji sebelumnya dengan Tuan Baron Lee?”“Mmmh tidak, tapi Tuan Baron Lee pasti mengenal saya, saya pernah bertemu dengannya satu kali di rumah sakit. Tolong panggil beliau Pak dan katakan kalau saya Levi ingin bertemu secara pribadi dengannya.”“Maaf Pak Levi, tapi kalau Bapak belum pernah membuat janji sebelumnya, Tuan Baron Lee pasti tida
“Kyaaaaaa,” teriak gadis itu ketakutan setelah milihat ada piring yang sedang terbang cepat ke arahnya.Tapi dia tidak bisa melakukan apapun lagi, sekarang dia hanya bisa menutup kedua matanya dengan pasrah, berharap piring itu tidak melukai dirinya terlalu parah.Sudah sejak tadi dia menutup mata, tapi tidak ada apapun yang terjadi kepadanya.Dia tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Apakah piring itu tidak berhasil mengenai mukanya?Sekarang dia mencoba untuk membuka matanya.Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, mereka terkejut ketika melihat ada seorang pria berbadan tegap yang saat ini sudah memegangi piring itu dengan tangan kanannya.Kegagahan dan ketampanan pria itu mempesona beberapa gadis yang ada di ruangan itu. Bahkan Bella yang sebelumnya hampir terkena pecahan piring tidak bisa menjauhkan pandangan matanya dari wajah sempurn
“Aaaaahhhh, aaaahhhh, aaaahhhh …”“Hei hentikan, jangan melakukan hal seperti itu sekarang di tempat ini, nanti bau amisnya bisa tercium.”“Tenanglah kawan, ini kan hanya sekedar pemanasan, biarkan kami menikmati gadis-gadis itu terlebih dahulu sebelum hidangan utama yang kita tunggu datang hari ini. Oh iyah kapan si gadis montok dan bahenol itu datang? Apa kamu sudah menghubungi dia untuk datang kemari?”“Ya, ya saya sudah mengubunginya, tapi kalian serius mau menggarap gadis itu di tempat seperti ini? Bagaimana kalau seandainya kakek dia tahu kita berempat sudah melakukan hal yang buruk pada cucunya? Dia itu cucu dari Tuan Baron Lee.”“Tenanglah kawan serahkan saja semuanya pada saya, Arya si pejantan tangguh dari gua kenikmatan hahahaha. Kamu nanti cukup duduk manis dan lihat saja langsung bagaimana saya menggerayangi tubuh