“Kyaaaaaa,” teriak gadis itu ketakutan setelah milihat ada piring yang sedang terbang cepat ke arahnya.
Tapi dia tidak bisa melakukan apapun lagi, sekarang dia hanya bisa menutup kedua matanya dengan pasrah, berharap piring itu tidak melukai dirinya terlalu parah.
Sudah sejak tadi dia menutup mata, tapi tidak ada apapun yang terjadi kepadanya.
Dia tidak merasakan rasa sakit sama sekali. Apakah piring itu tidak berhasil mengenai mukanya?
Sekarang dia mencoba untuk membuka matanya.
Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, mereka terkejut ketika melihat ada seorang pria berbadan tegap yang saat ini sudah memegangi piring itu dengan tangan kanannya.
Kegagahan dan ketampanan pria itu mempesona beberapa gadis yang ada di ruangan itu. Bahkan Bella yang sebelumnya hampir terkena pecahan piring tidak bisa menjauhkan pandangan matanya dari wajah sempurna pria ini.
Levi memang terlihat seperti seorang pangeran yang berasal dari keluarga kerajaan Inggris. Hidungnya mancung, pandangan matanya tajam dan rona bibirnya sangat menggairahkan. Banyak gadis yang ingin jatuh ke dalam pelukan tubuhnya yang kokoh.
Saat para gadis masih melamun melihat ketampanan pria itu, Gita malah melihatnya sebagai sebuah target baru yang akan menjadi tempat pelampiasan nafsunya.
Gita melemparkan piring-piring yang ada di dekatnya ke arah pria asing itu tanpa ragu.
Tapi kali ini juga tidak ada apapun yang terjadi.
Setiap kali Gita melemparkan piring-piring mewah, Levi dengan cekatan menangkap seluruh piring yang berterbangan ke arahnya dengan sempurna.
Tidak berdiam diri saja, Levi juga bergerak maju ke arah si gadis berwatak buruk itu dengan cepat.
Dia mendekatinya dan memegang dengan erat tangan kanan Gita yang hingga kini masih berniat melempari dirinya lagi dengan piring lain yang tersisa.
“Hentikan,” perintah Levi tegas.
Untuk beberapa saat gadis itu terlihat kaget, tapi bukan Gita Indah Mutiara namanya kalau dia mau mengikuti begitu saja perkataan pria asing yang sudah mengganggu dirinya.
“Minggirrrr!! Siapa kamu berani-beraninya masuk ke rumah ini tanpa ijin hah. Lepaskan tangan saya, jangan coba-coba memegang tangan saya dasar laki-laki busuk. Cuihhhh.” Sambil memaki, Gita melemparkan cairan ludahnya ke arah muka Levi.
Beruntung Levi bisa bereaksi cepat, kali ini dia memegangi tangan kiri Gita, membawanya ke depan dan mendesak tubuhnya pada dinding hingga tidak berdaya.
Kedua tangan Gita sekarang sudah terangkat ke atas ditahan oleh kedua tangan Levi. Tubuhnya dan tubuh Levi saling mendesak meminta jatah dengan rapat. Posisinya saat ini jadi terlihat sedikit sensual, Levi seperti sedang berniat untuk memperkosanya. Para gadis yang berada di sekitar tak sadar sudah menahan nafas selama beberapa detik saat melihat pria tampan itu sekarang sedang berjuang mengendalikan tubuh Gita.
Rona muka Gita berubah menjadi merah padam. Tidak pernah dalam hidupnya ada seorang pria yang berani bertindak kurang ajar seperti ini kepadanya.
Gita melirik ke atas melihat wajah dari pria jangkung ini dengan tajam, degap jantung Gita mendadak berdetak cepat setiap kali dia memperhatikan dengan seksama guratan wajah sempurna yang dimiliki oleh pria dewasa ini. Mata pria ini terlihat tajam tapi juga terlihat penuh kelembutan.
Hembusan nafas pria itu sudah beberapa kali menggelitik bagian telinga dan lehernya setiap kali pria itu mengerahkan tenaga untuk menahan rontaan tubuhnya. Semakin dia memberontak, semakin erat juga Levi menggesekan bagian tubuhnya.
Gita merasakan gairah pada seluruh bagian tubuhnya, kelembapan pada daerah intimnya menjadi semakin basah.
Hasrat pada tubuhnya semakin tidak terkendali, tidak pernah dia merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Sangat menegangkan, jantungnya tidak bisa berhenti berdetak dengan kencang.
*****
“Apa yang sedang kalian lakukan di tempat ini?” bentak suara seorang pria lanjut usia menggema di sekitar ruangan seluas 20 kali 10 meter.
“Tuan Baron Lee,” ucap para pembantu yang ada di ruangan itu, menunduk terpaku.
Mendengar suara itu, Levi juga segera melepaskan kedua tangannya dan membebaskan Gita dari cengkraman tubuhnya.
“Tuan Baron Lee ma-maaf se-sebenarnya saya tidak bermaksud seperti ini, sa-saya hanya …”
“Aaaagghhhhhhh.”
Tak melewatkan kesempatan, Gita sudah menendang batang kenikmatan pria kurang ajar itu tanpa keraguan, Levi dibuat tak mampu berkata-kata, dia menunduk lemas tak berdaya.
“Gita,” tegur Tuan Baron Lee kepadanya.
“Huhhh jangan salahkan saya berlaku seperti ini, itu adalah salahnya sendiri karena sudah berani menyentuh saya.”
Setelah itu tanpa mau mendengarkan ocehan dari Tuan Baron Lee kepadanya, dengan angkuh Gita segera pergi meninggalkan ruang makan keluarga, kembali menuju ke arah kamar tidurnya yang berada di lantai atas.
Dia berjalan dengan cepat sambil menjaga degap jantungnya tetap terkendali, rasanya sangat menegangkan, tidak pernah dia merasakan setegang itu setelah berhadapan dengan seorang pria.
Memang sampai saat ini belum pernah ada satupun pria yang berani menjamah tubuhnya sampai sedekat itu. Tapi Levi tanpa melihat status sudah berani berlaku kasar kepadanya.
Sambil berjalan dia melirik ke arah belakang untuk melihat kembali ke arah pria itu berada.
Melihat pria itu sekarang sedang menunduk lemas kesakitan Gita tersenyum, dia menyukainya, dia suka melihat pria yang terlihat kuat itu menderita karena ulahnya.
“Rasakan,” katanya dalam hati.
“Aaaaahhhh, aaaahhhh, aaaahhhh …”“Hei hentikan, jangan melakukan hal seperti itu sekarang di tempat ini, nanti bau amisnya bisa tercium.”“Tenanglah kawan, ini kan hanya sekedar pemanasan, biarkan kami menikmati gadis-gadis itu terlebih dahulu sebelum hidangan utama yang kita tunggu datang hari ini. Oh iyah kapan si gadis montok dan bahenol itu datang? Apa kamu sudah menghubungi dia untuk datang kemari?”“Ya, ya saya sudah mengubunginya, tapi kalian serius mau menggarap gadis itu di tempat seperti ini? Bagaimana kalau seandainya kakek dia tahu kita berempat sudah melakukan hal yang buruk pada cucunya? Dia itu cucu dari Tuan Baron Lee.”“Tenanglah kawan serahkan saja semuanya pada saya, Arya si pejantan tangguh dari gua kenikmatan hahahaha. Kamu nanti cukup duduk manis dan lihat saja langsung bagaimana saya menggerayangi tubuh
“Nona, boleh saya minta waktunya sebentar?” sapa Levi kepada seorang wanita muda berumur 30 an yang terlihat berasal dari golongan orang-orang kaya.“Siapa dia?” tanya salah satu teman wanita seumuran yang sedang berjalan bersamanya.“Haha saya juga tidak tahu Mona, tapi kalau pria setampan dia meminta waktu, saya tidak akan menolaknya,” ucap wanita muda itu sambil tersenyum melihat ke arah pria tampan itu.Dia memegang dada bidang dari pria itu sambil membayangkan apa yang bisa dia nikmati bersamanya.Levi merasa sedikit risih dengan belaian tangan nona muda itu pada bagian dadanya, tapi dia juga tidak bisa menolak, saat ini dia membutuhkan bantuan dari wanita itu.“Maaf tapi bisakah saya ikut bersama kalian berdua masuk ke dalam kelab malam itu?” tanya Levi sambil berusaha menjaga belaian tangan wanita muda itu untuk tidak bergera
Mendengar suara teriakan, kedua penjaga yang ada di dekat pintu ikut membantu Irvan dan Bima untuk mengamankan Danish yang terus-menerus berteriak membuat keributan.Sementara itu, dua penjaga lain yang berada dekat dengan Levi ikut melihat ke arah belakang untuk mengamati keributan yang baru saja terjadi.“Hei menurut kamu apa yang sebenarnya baru saja terjadi di dalam sana,” tanya salah satu penjaga berkumis tebal kepada teman di sebelahnya yang berkepala botak.“Haha mungkin itu ulah Tuan Arya lagi, sudah banyak kok pria muda seperti dia yang berteriak-teriak seperti itu saat mereka tahu teman perempuannya akan diperawani oleh Tuan Arya,” terang pria berkepala botak itu sambil mempraktekan salah satu gerakan maksiat andalannya.“Menurut kamu apa kita berdua juga nanti bisa ikut mencicipi gadis-gadis muda itu?”“Hmm entahlah, tidak semu
Jemari tangan Arya sudah menggerayangi seluruh tubuh Gita yang bertubuh sintal. Arya bisa merasakan kedua buah dada gadis itu sangat menggairahkan.Saat Arya meraba-raba tubuhnya, Gita terdengar mendesah beberapa kali menahan rasa nikmat yang diberikan oleh lelaki bertubuh besar itu.Tangan Arya yang kasar berbanding terbalik dengan tubuh Gita yang mulus.“Aahhh … Ahhh,” desah lembut gadis angkuh itu beberapa kali saat Arya kembali mengerayangi seluruh tubuhnya.Tangan Arya sekarang sudah menjelajah ke bagian bawah rok menuju penutup akhir yang melindungi bagian paling intim gadis itu.Arya tersenyum puas ketika melihat bagian intim gadis angkuh itu sekarang sudah sangat basah. Sebelum membuka penutupnya Arya menciumi bagian intim gadis itu dari luar.Gita memegang kepala Arya dengan kedua tangan, mengarahkan pria itu untuk menciumi tubuhny
“Gita cepat hentikan sekarang juga, apa yang kamu lakukan, aahhh, astaga apa yang sudah dilakukan gadis laknat ini.”Gita tidak menghiraukan kata-kata yang telah diteriakan pria itu berulang kali kepadanya. Dia hanya ingin menikmati apa yang sudah ada di dalam genggaman tangannya saat ini.Levi sulit untuk berkonsentrasi, setiap kali Gita menggoyang-goyangkan tangannya, terasa kejutan listrik yang mengalir dari ujung kaki sampai ke atas. Berbeda dengan teriakan, makian dan permintaan untuk berhenti dari ucapannya, batang yang dipegang oleh Gita terlihat sangat menikmati jalan permainan jari jemari tangan gadis itu.“Astagaaa Gita jangan lakukan hal seperti itu di sini, kita di tengah jalan tol.”Levi coba untuk melepaskan genggaman tangan Gita, tapi perlawanan dari gadis itu sangat kuat, dia tidak ingin menyerahkan sedikit pun mainan yang sedang asik dinikmatinya. Sekarang gad
Ekspresi wajah Gita mendadak berubah menjadi kesal, dia ingat pernah mendengar nama itu pada saat dia harus menjalani kehidupan di penjara selama beberapa hari. Pria ini adalah orang yang melompat ke arah mobilnya dan menyebabkan dia harus mengalami penghinaan besar selama masa hidupnya.Tidak mungkin Gita mau menerima pria itu sebagai guru dan pengawas pribadinya. Apakah Kakek lupa siapa pria ini, atau pria ini telah menyembunyikan identitas dirinya?Selain itu Gita juga ingat sepertinya pria ini adalah orang asing yang pernah mengganggu dia sewaktu merasa kesal di ruang makan keluarga dan dia sempat melemparkan beberapa piring ke arah pria ini namun tidak berhasil melukainya.“Tidaaakkkk,” teriak Gita nyaring. “Saya tidak terima pria ini jadi pengawas saya, memangnya Kakek tidak ingat siapa pria ini? Pria ini adalah orang yang membuat Gita dipenjara selama 1 minggu di kantor polisi. Kenapa Kakek mener
“Perkenalkan mereka berempat adalah Tim L yang nanti akan berada di bawah kepengawasan langsung Pak Levi.” Carlos menunjuk empat orang penjaga yang terlihat masih cukup muda.“Perkenalkan nama saya Billy, umur 25 tahun, sebelumnya saya sudah bekerja di tempat ini selama 1 tahun bersama Tim C, Bapak bisa mengandalkan saya untuk beberapa masalah terkait sistem keamanan.”“Perkenalkan kalau saya Tommy, walau baru bergabung di tim ini dua bulan yang lalu, saya yakin bisa diandalkan dalam hal pengintaian, saya berumur 23 tahun ini.”“Kenalkan nama saya Willy, saya baru bergabung 1 minggu yang lalu, tapi sebelum bekerja disini saya sudah menjalani pelatihan militer selama 4 tahun. Pak Carlos sudah merekrut saya secara khusus untuk bekerja disini karena memiliki keahlian dalam pertarungan jarak dekat ataupun menggunakan senjata api. Saya berumur 26 tahun.”&ld
Bella terus mencumbu bibir Levi dengan sangat kuat. Detik demi detik telah berlalu, tapi tidak tampak ada sedikit pun keinginan untuk melepaskan cumbuan itu dari bibirnya.Akhirnya Levi berupaya untuk melepaskan cumbuan bibir gadis itu darinya, walau agak sulit tapi gadis itu akhirnya merelakan bibir mereka berdua terpisahkan.“Be-bella apa yang baru saja kamu lakukan?” tanya Levi tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.“Ahh ma-maaf, maafkan Bella Pak, ta-tapi sejak kecil Mamah selalu mengajarkan Bella untuk mencium dengan cepat bibir laki-laki yang saya sukai.“Ta-tapi Bella ….”“Ini adalah pertama kalinya saya mencium seorang pria, sa-saya sangat suka dengan Pak Levi, saya suka dengan Bapak sejak pertama kali kita bertemu. Bapak pernah menolong saya satu kali, dan sejak hari itu saya belum sempat mencucapkan terima kasih. Sa-say