Share

BAB 95 - Perang Batin

"Ris, ini apaan ya? Masa aku ditawarin kerja di Java Jaya Proud? Ini nggak ada hubungannya sama Boy dateng ke sini, 'kan?" kata Nava sambil duduk di kursi dapur. Sedangkan aku hanya menoleh sekilas padanya di sela-sela menggoreng pisang.

"Mungkin, Va. Tadi Boy tau kamu lagi nyari kerjaan dari Xander soalnya," timpalku.

"Ih! Kurang kerjaan banget tuh orang!" rutuk Nava.

"Emangnya kamu ditawarin jadi apa di Java Jaya Proud? Itu cabangnya Java Jaya Group 'kan, ya? tanyaku.

"Jadi staf HRD. Walaupun di cabang, tapi itu gila, 'kan? Nggak semua orang bisa dapet posisi itu," cetus Nava.

"Tapi nilai kamu bagus kok. IPK kamu aja 3,8." Aku meniriskan pisang goreng yang telah matang di atas sorok, lalu mendekati Nava di kursinya. Sahabatku itu tampak kebingungan.

"Jujur aku ngerasa terbebani banget, Ris. Aku seneng dapet tawaran kerja. Apalagi ini dari perusahaan se-bonafit Java Jaya. Tapi kalau itu ada hubungannya sama Boy, namanya jadi nepotisme. Ya, 'kan?" ungkap Nava.

"Ya. Aku ngerti kok m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status