Share

BAB 94 - Pesona

"Stop!" tegasku lagi. Di saat yang sama, punggungku menabrak dinding.

“Aku juga nggak mau ngapa-ngapain kok,” kata Boy sambil menghentikan langkah.

"Tapi kamu sengaja bikin aku takut. Maksud kamu apa?" cetusku kesal. Sisa kepanikan masih melanda sekujur badanku.

"Nggak ada maksud apa-apa. Aku cuma otomatis aja ndeketin kamu. Maaf kalau aku udah bikin takut," ujar Boy.

“Lima menit kamu sudah habis,” tukasku.

"Ya. Tapi aku pengin ngajak Xander jalan-jalan sebentar. Boleh nggak?"

"Tentu saja tidak boleh," sambarku dingin.

"Tapi aku bapaknya. Aku juga pengin deket-deket sama dia," bantah Boy.

"Kalau kamu mau maksain jalan pikiran kamu itu, ngapain ketemu kamu pakai nanya aku ngebolehin kamu ngajak dia pergi atau nggak?" dengkusku.

"Sekarang kamu beda ya. Udah berani mendebat aku. Eh, nggak ding. Dari dulu kamu juga sebenernya orangnya berani, cuma belum sepercaya diri sekarang," celetuk Boy. Kata-katanya sarkastis. Tapi entah kenapa aku hanya terpesona mendengarnya. Terpesona karena ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status