Koloni Betaverse

Koloni Betaverse

By:  Joel Amri  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
29Chapters
435views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Andy, seorang arsitek muda yang antusias pada pekerjaan pertamanya, baru saja diterima sebagai warga Kota Betaverse ketika ancaman virus Z yang masih dalam penelitian, pecah menjadi gelombang pandemi. Virus Z diketahui membuat pengidapnya berperilaku pasif, ganjil hingga destruktif bagaikan zombi. 

View More
Koloni Betaverse Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
29 Chapters
1. Senin Pagi di Betaverse
Seperti biasa Andy Shao keluar kamar apartemennya pukul enam pagi pada hari kerja. Dari lantai 19 sampai lantai basement dia sendirian di dalam lift. Baginya tidak ada kata kepagian. Terlebih lagi ini hari Senin, jadwal rapat tim kantornya. Sebagai aparatur kota yang baru, dia bersemangat hadir satu jam sebelum waktu masuk, yakni pukul sembilan. Sarapan di UniChichi sambil minum kopi dan membaca berita di tabletnya, lalu bersepeda mengitari Koh Lee South Park sebelum menggenjot langsung ke pusat kota, dia akan tiba pukul delapan kurang lima belas menit. Waktu lima belas menit digunakannya untuk mandi dan merapikan diri di ruang ganti kantor. Kedisiplinannya pada ritme tersebut dua minggu ini sangat sempurna, sehingga kadang dia berpikir bahwa dia telah menjadi separuh autis. Di basement gedung 32 lantai itu terparkir puluhan sepeda. Rata-rata berwarna merah, sumbangan pemerintah, bagian program kesehatan masyarakat. Sepedanya sendiri bercat kuning, warna kesukaannya. Sepeda itu dia ba
Read more
2. Streamline
Penjelasan Pak Bob kurang bisa dia terima. Pertama, lockdown seluruh Jawa adalah peristiwa luar biasa. Mustahil jaringan media global bungkam terhadap isu itu. Kedua, sejauh ini tidak ada kekacauan akibat Virus Z di Indonesia. Seketat-ketatnya sensor terhadap pers, kematian atau kegilaan seperti yang terjadi di luar negeri pasti akan terungkap lewat media sosial lalu kehebohannya masuk ke jaringan GEN. Pihak GEN mengklaim bahwa selama ini alat penyaring DefineXD yang mereka pakai, dengan cepat dan akurat berhasil mengidentifikasi sebuah kabar sebagai valid, logis, atau bohong. Maka, jika tidak ada bahaya besar, wabah Virus Z di dalam negeri termasuk kategori ringan, tidak perlu ada karantina. Ketiga, dia tidak tahu mengenai Betaverse Outlook. Memahami sumber itu penting untuk menilai sebuah informasi. Sejauh ini dia baru mengetahuinya dari omongan Pak Bob dan secara implisit dari Cici. Meski demikian, ada juga pemandangan di luar yang cenderung mendukung cerita Pak Bob. Dari jalan t
Read more
3. Bob Matulaki
Asupan secangkir kafein memberinya energi baru. Bob Matulaki memutuskan untuk berkeliling sebentar di seputar Sektor Dermaga Selatan sebelum pulang ke apartemen. Dia berpikir siapa tahu firasatnya akan muncul dan membawanya kepada petunjuk berharga. Setiap informasi tentang pencarian orang, hewan peliharaan atau barang hilang dari Departemen Kepolisian selalu membuatnya bergairah. Pukul tujuh lewat, jalan aspal di antara gedung-gedung tinggi itu mulai diisi pengendara otopet listrik dan hoverboard. Dengan cepat suasana pagi diwarnai dengung halus mesin listrik. Para budak korporat telah keluar dari barak apartemen mereka yang nyaman. Semuanya berpenampilan sangat rapi dan berkulit pucat. Bob Matulaki bangga hanya dia satu-satunya lelaki eksotis berkulit matang di tempat ini. Saat berpapasan sering dia menatap mata mereka, mengedikkan kepala sambil tersenyum simpul, dan kadang lehernya terus memutar hingga pandangan matanya terpental oleh punggung mereka. Hampir tidak ada yang membala
Read more
4. Better to Take a Look
"Pemerintah berencana membangun Auto Pinned Grid System untuk semua jalan dalam kota di Jakarta. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2254 nanti. Apabila terlaksana, sebagai konsekuensinya kendaraan pribadi bermesin yang tidak dapat terintegrasi dengan APGS seperti mobil dan sepeda motor, akan ditiadakan dari jalanan ibu kota." Dila membacakan resume berita seputar Jakarta. "Maaf, Andy. Ini berita buruk untuk Beetle kamu." "Oh, ya! Semoga pada saat itu aku sudah bisa membangun rumah di Weleri. Akan kubawa dia ke sana." Mobil Beetle listrik kabriolet putih itu adalah koleksi akongnya. Kondisi mobil buatan Jerman yang desainnya terinspirasi dari bentuk kumbang itu sangat terawat. Dalam surat wasiat yang dibacakan setelah kakeknya itu wafat, nama Andy disebutkan berhak mewarisi mobil tersebut. Selain itu dia juga memperoleh sepetak lahan di Weleri, Jawa Tengah. Namun, berita soal rencana pembangunan APGS itu memang tidak ditemuinya di Global Earth Network, atau setidaknya di media
Read more
5. Babah dan Ningsih
Jakarta Timur, April 2250 Ningsih memanggil ayahnya dengan Babah, atau Babah Su'eb. Kata ibunya, itu gara-gara waktu pertama diajari bicara lidahnya tidak mau mengucapkan kata Abah dengan benar. Lalu untuk seterusnya panggilan Babah itu terpatri di lidahnya. Sementara ibunya selalu memanggil dengan Abah, atau Abah Su'eb. Demikian pula sebaliknya, Babah suka memanggilnya dengan Dewi. Babah jelas tahu nama lengkapnya adalah Sri Ningsih. Ibunya selalu memanggilnya Ningsih. Babah sendiri mengaku tidak ingat sejak kapan dia mulai memanggilnya dengan nama berbeda. Mulyo yang baru dua setengah tahun dengan lidah mungilnya sudah bisa pula memanggil namanya, Kak Ningsih. Namun, bocah laki-laki itu seperti tidak terlalu peduli dengannya dan selalu menempel pada ibu. Mereka berempat selama ini tinggal di ladang mobil. Itu adalah sebuah lahan datar seluas lapangan bola tempat ratusan bangkai mobil bekas ditelantarkan. Babah bertanggung jawab mencarikan mereka bangkai mobil yang layak untuk ti
Read more
6. Mom and Dad
Menara Oracle memiliki jalan masuk terbuka tanpa pagar pembatas. Andy melewati halaman berlantai batu alam berwarna kelabu dan bersamanya terlihat sejumlah karyawan yang datang dengan otopet listrik. Mereka yang energik dan tinggal dalam radius satu kilometer dari kantor, umumnya lebih memilih jalan di permukaan daripada streamline, apalagi bagi mereka yang berjiwa muda, mengendarai otopet listrik memberi kesenangan tersendiri. Di lahan parkir basement, Andy bertemu sekelompok karyawan yang tampak saling akrab sedang memarkir otopet mereka. Dia mengenali salah satunya, yaitu seorang perempuan petugas kebersihan di departemennya. Petugas kebersihan memang datang pagi-pagi. Mereka semua profesional. Di Menara Oracle tidak ada pekerjaan yang dipandang sebagai pekerjaan tenaga kasar. Petugas kebersihan seperti perempuan itu telah mengikuti pelatihan minimal selama satu bulan seperti dirinya sebelum resmi mendapatkan kartu identitas warga Betaverse. Di kartu itu status mereka tercantum
Read more
7. Orang-Orang Aneh
Jumat itu matahari semakin tinggi, Babah kembali menarik gerobak barangnya. Dia mendongak ketika sejumlah mobdron melintas di langit di atas jalan raya. Mereka terbang memasuki Jakarta tanpa hambatan. Dunia orang-orang atas, dia menyebutnya begitu. Sebentar lagi pukul sembilan, dia hanya punya waktu satu jam untuk berkeliling sebelum tiba di rumah singgah tempat Ningsih bersekolah. Sementara itu, Ningsih berjalan di sisi kiri gerobak. Dia sembunyi dari orang-orang aneh di atas trotoar di seberang jalan. Mobdron terbang rendah di langit bagai kawanan burung yang melintas tiada habis-habisnya, tidak bisa mengalihkan pikiran buruk yang menghantui Ningsih. Sesekali gadis itu mencuri pandang ke belakang untuk memastikan. Babah benar bahwa jarak mereka terlalu jauh. Mobil listrik yang berjejalan juga menghalangi mereka. Selain itu arah jalan mereka berlawanan. Setelah melangkah beberapa lama dan mereka semakin menjauh, Ningsih kembali bernapas lega. Pengalaman kemarin dulu sungguh membu
Read more
8. Tongkat Pemukul Hitam
Pemuda yang lengannya diringkus itu tidak terlihat melawan. Namun, dia tidak pula mengalah. "Ayo pulang!" seru si pengendara mobil. Kemudian lelaki itu beralih menghardik para pemuda yang lain, “Kalian para gabutan, pulang sana!” Masih tidak ada sedikit pun suara dari mulut orang-orang aneh tersebut. Lelaki itu mencoba menyeret tubuh terbungkus mantel merah bertudung ke kursi penumpang. Akan tetapi, alih-alih berhasil, malah dia yang terempas ke kap mobil. Lehernya tampak dicengkam tangan kurus si pemuda. Sejurus kemudian kepala bertudung merah itu bergerak mendekat ke leher lelaki tersebut. Mukanya terhalang tudung, tidak jelas yang hendak dia perbuat. Akan tetapi, gerak meronta si lelaki terkesan seolah sedang berjuang melepaskan diri dari ancaman gigitan penyerangnya. Pada saat genting si pengendara mobil berhasil menyergap serangan itu dengan tangannya yang terlihat kepayahan, sementara, suaranya terdengar parau dan tersedak ketika mencoba berteriak. Ningsih yang ketakutan,
Read more
9. Kesaksian Shellyn
Setelah memberi instruksi kepada Said untuk persiapan ruang rapat, Bu Asti mendatangi ruang kerja Divisi Perencanaan. Di situ dia menggantikan Andy sementara untuk menjaga komunikasi dengan Shellyn. Salah satu tugasnya sebagai sekretaris kantor adalah membantu karyawan yang sedang bermasalah. "Aku akan kembali, sepuluh menit. Aku harus mandi. Di sini ada Bu Asti, teman kerjaku. Bu Asti, ini Shellyn!" Andy menggeser sedikit tablet lipat kantornya, memperkenalkan Bu Asti kepada Shellyn. "Hai, Shellyn!" Bu Asti tersenyum lebar menatap layar tipis 17 inci. "Terima kasih sebelumnya, Bu!" ucap Andy setengah berbisik. Bu Asti memalingkan kepalanya. "Sudah cepat sana, atau saya terpaksa mengisi ulang pengharum ruangan!" "O, ya, semua sudah terkendali. Kami sudah menghubungi rumah sakit. Shellyn tinggal menunggu petugas medis datang. Dia hanya perlu ditemani agar tidak panik," cecar Andy sambil meninggalkan ruang kerjanya. Bu Asti mengangguk dan kembali menatap Shellyn di layar. "Ngomon
Read more
10. Seperti Zombi
Bu Asti masih terkesima melihat reaksi Andy. Dari pintu muncul Wenny dengan seperangkat alat kebersihan yang dibawa oleh troli AI yang membuntutinya dari belakang. Biasanya pekerjaan Wenny di seluruh ruangan seksi Divisi Perencanaan telah rampung sebelum jam delapan. "Selamat pagi semua!" sapa Wenny, formal. Perempuan bertubuh jangkung tersebut menurunkan robot pembersih lantai berupa benda kotak ergonomis selebar timbangan badan ke lantai bermaterial kayu parket. Seksi kantor Divisi Perencanaan sendiri berbentuk memanjang dan memiliki sebuah koridor dengan ruang-ruang kerja terbuka. Luas masing-masing studio itu sembilan meter persegi yang disekat-sekat oleh dinding. "Tidak ada." Dila menjawab pertanyaan Andy. “Aku rasa peristiwa di pinggir jalan semacam itu bukan sebuah berita sebelum dilaporkan ke polisi.” "Tidak ada? Sama sekali?" "Tetapi, ada penjelasan pakar yang berkaitan dengan cerita Shellyn." "Oh, kamu mengikuti video call Shellyn? Aku lupa, tentu saja!" "Please, deh, A
Read more
DMCA.com Protection Status