Share

Kesayangan Sang Duda
Kesayangan Sang Duda
Author: ZeeHyung

Salah Kamar

"Keluar dari kamarku sekarang!" usir seorang pria yang menahan amarah karena seorang gadis mungil masuk ke kamar hotelnya tanpa permisi.

"Akh maaf, Tuan Tanah. Saya tidak sengaja, saya hanya mengantarkan paket bunga dan di notanya mengatakan jika saya harus mengantar langsung ke tempatnya. Dan ini benar alamatnya Hotel Calton, nomor kamar 499," jelas Anne menyebutkan nama hotel dan nomor kamar yang akan ia tuju.

Seringai terlihat jelas di wajah pria blasteran Italia-Jawa yang saat ini memandang gadis mungil tersebut. Pria blasteran itu menatap Anne dengan tajam membuat Anne mengendikkan bahunya, Anne merasakan ada yang aneh dengan pria blasteran ini dia pun bertanya kembali padanya.

"Ap-apa saya ... salah masuk kamar, Tuan Tanah?" tanya Anne dengan suara yang terbata-bata.

Satu jam yang lalu, Anne si pengantar bunga mendapatkan pesanan dari seorang pelanggan. Pelanggan tersebut memesan bunga mawar merah dari toko bunga tempat Anne bekerja.

Dengan semangat, Anne merangkai bunga pesanan pelanggannya. Anne bekerja di toko sahabatnya sendiri Marlin, setelah menyelesaikan buket bunganya, Anne segera pergi menuju ke hotel dan pihak hotel yang mengetahui kedatangan Anne, mempersilahkan Anne masuk.

Anne yang sudah sering mengantar bunga ke hotel tersebut, langsung masuk tanpa pemeriksaan. Itu dikarenakan pihak hotel itu sudah sering memesan bunga di toko milik sahabatnya.

"Hei, Nona manis. Bisa lihat keluar sebentar, kamar berapa yang kamu masuki saat ini? Coba kamu lihat pakai mata di kepalamu, bukan dengan mata kaki. Lihat dengan jelas kamar nomor berapa ini!" ketus sang pria yang meminta Anne melihat nomor kamar tersebut.

Mendengar apa yang pria tersebut katakan, membuat Anne terkejut. Anne sedikit menarik tubuhnya ke belakang dan saat melihatnya Anne terkejut, 496 bukan 499. Anne merutuki kebodohannya karena dia salah kamar, Anne berdehem dan menarik tubuhnya kembali ke depan dan menghadap pria blasteran tersebut sambil tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Ehmm, jadi begini, Tuan Tanah. Saya sepertinya kurang darah, jadi tidak fokus saat melihat nomor kamarnya. Sekali lagi saya minta maaf ya, saya permisi dulu semoga hari Anda menyenangkan. Oh ya, satu lagi. Ini saya kasih bunga sebagai permintaan maaf saya," ucap Anne yang dengan tenang dan senyum mengembang saat memberikan bunga mawar kepada pria yang ada di depannya.

Anne menarik tangan pria itu dan menyerahkan bunga mawar merah tepat di tangan pria tersebut. Karena sejak tadi pria itu tidak merespon, membuat Anne terpaksa meraih tangan pria itu.

Jantung sang pria berdegub kencang. Pria blasteran yang menerima bunga mawar merah dari Anne, merasakan ada yang aneh dengan jantungnya. Terlebih lagi saat tangan Anne menyentuh tangan dirinya. Pria blasteran itu pun termenung sesaat.

Anne segera kabur dengan cepat, Anne menarik handle pintu dan membanting pintu kamar pria yang dia panggilnya Tuan tanah itu dengan cukup kencang, hingga pria tersebut yang termenung dan merasakan jantungnya berdegub, tersentak dan berganti amarah yang memuncak.

"Kembali kamu gadis nakal, aku akan memberikanmu pelajaran! Aku akan buat kamu menyesal sudah berurusan denganku!" teriak pria tersebut yang ternyata adalah Darren Stockholm.

Darren Stockholm seorang CEO dengan paras tampan, sikapnya yang dingin, membuatnya jarang tersentuh oleh wanita. Untuk tersenyum saja sulit, tapi sekarang tangannya malah di sentuh oleh wanita. Dengan sifat yang sedikit berbeda itulah yang membuat Darren Stockholm sulit untuk dekat dengan wanita manapun, malah Darren sering di cap penyuka sesama jenis.

Anne yang berhasil kabur segera berlari ke kamar yang ia tuju yaitu kamar nomor 499, beruntung sang empunya kamar keluar dan melihat Anne mendekati dirinya.

"Maaf Tuan, ini bunganya semoga hari Anda menyenangkan dan terima kasih sudah berbelanja di toko bunga kami," ucap Anne yang segera menyerahkan buket bunga dan segera berlari.

"Hei, kamu uangnya sudah saya transfer ya! Sekalian tips kamu! Aneh sekali, kenapa dia lari dan malah keluar dari kamar depan! Apa dia salah nomor?" tanya pria itu yang segera masuk kembali ke dalam kamarnya.

Darren yang tidak terima dengan perlakuan Anne berniat mengejar Anne. Darren ingin memberikan hukuman pada Anne atas ketidaknyamanan dan ketidaksopanan Anne yang masuk ke kamarnya dan keluar dari kamar begitu saja, serta membanting pintu kamarnya dengan cukup keras.

"Aku akan menangkapmu, gadis nakal. Tidak akan aku biarkan kamu lepas kali ini. Lihat saja, aku buat kamu menjerit meminta ampun padaku," geram Darren yang segera keluar dari kamar dan mencari keberadaan Anne.

Darren melihat pemilik kamar 499 masuk dengan bunga mawar merah. Darren mulai berpikir jika Anne baru saja pergi dan benar saja, Anne terlihat di depan lift.

"Akhirnya aku selamat dari tuan tanah itu, aku harap tidak bertemu dia lagi. Jika tidak habislah aku, aku pasti dibuat lemper. Mimpi apa aku semalam bertemu dia? Kenapa, aku bodoh sekali bisa salah masuk kamar? Sudah jelas di nota nomor berapa, emang kalau sial ya sial saja," omel Anne yang merutuki kesalahannya.

Darren, yang melihatnya segera mendekat mengejar ke arah Anne yang terlihat panik.

"Kena kamu gadis nakal, akan aku buat kamu menyesal sudah berani menyentuhku!" seringai jahat terlihat di wajah Darren.

Darren mempercepat langkah kakinya untuk mendekati Anne. Anne yang merasa ada seseorang di belakangnya berbalik. Anne terkejut melihat pria kulkas itu menuju ke arahnya.

"Ya Tuhan, mati lah aku. Dia datang, ahkkk!" pekik Anne dengan kencang dan menekan tombol segitiga di lift agar terbuka tapi pintu lift tidak kunjung terbuka.

Anne segera berlari kearah pintu darurat yang ada di sisi kanan dengan cepat Anne masuk dan berlari dengan kencang. Anne tidak peduli jika dirinya harus turun menggunakan tangga. Yang penting selamat dari kejaran Darren.

"Aku harus kabur, aku tidak mau tertangkap, dia sepertinya pria tidak baik, dia pasti mengincarku untuk di jual di pasar malam. Tidak-tidak, aku tidak mau. Tuhan, tolong selamatkan aku. Ayah, Ibu yang di surga tolong anakmu ini."

Darren yang melihat Anne turun dari pintu darurat tersenyum kecil, Darren tidak ingin ikut, dia tetap turun dengan lift dan menunggu Anne di bawah.

Anne yang kelelahan, berhenti sejenak sambil menarik nafas panjang dan membuangnya. Anne melihat anak tangga yang masih banyak, Anne memasang wajah memelas, dia sudah tidak sanggup lagi untuk turun.

"Kenapa aku merasa anak tangga terlalu banyak, siapa yang membuatnya. Tidak bisakah kalian membuat hotel jangan terlalu tinggi, kalau seperti ini aku akan kesulitan. Terlebih lagi jika ada masalah pengunjung akan kelelahan saat menuruninya," gerutu Anne yang kelelahan menuruni anak tangga.

Anne duduk sejenak di anak tangga, sedangkan Darren sudah bersiap di depan pintu darurat, Darren tidak sabar untuk menangkap Anne si gadis nakalnya.

"Ehmm, maaf Tuan Stockholm, Anda sudah di tunggu klien di ruang privat. Mereka ingin membahas kerjasama kita di tambang berlian yang ada di Bostwana dan Rusia serta tambang minyak di Qatar," deheman dari seorang pria yang meminta Darren untuk segera menemui kliennya membuat Darren tersentak.

Komo, sang asisten merasa heran tuannya yang dia cari di kamar tidak ada dan saat dia turun kembali dia terkejut melihat tuannya sudah berdiri di depan pintu darurat. Komo segera menghampiri tuannya itu dan segera memberitahukan kepadanya untuk segera menghadiri pertemuan dengan para klien besar dari luar Negeri.

Darren yang mendengar suara sang asisten meminta dia menghadiri pertemuan dengan klien besarnya itu hanya berdecih kesal. Berharap bisa menemui si gadis nakalnya dan memberikan pelajaran pada Anne. Harapanya pupus, karena pekerjaan.

"Tidak bisakah di atur ulang lagi?" tanya Darren yang berharap pertemuannya di ganti dengan hari lain.

"Tidak bisa, Tuan. Karena mereka akan pulang ke negaranya sore ini," jawab Komo yang membuat Darren pasrah.

Darren, akhirnya pergi dari tempat tersebut, dia berjalan dengan gagah dan raut wajah tetap datar meskipun menahan kekesalannya.

Darren, berhenti sejenak dan berbalik melihat pintu darurat tidak ada tanda Anne gadis nakalnya keluar dari sana.

"Tunggu kamu, aku akan buat kamu datang kehadapanku," batin Darren dengan seringai kecil di sudut bibirnya dia yakin jika Anne akan datang kehadapannya dengan sendirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status