Kesayangan Sang Duda

Kesayangan Sang Duda

By:  ZeeHyung  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings
168Chapters
5.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Anne Putri Diana seorang penjual bunga bertemu dengan seorang Duda tampan yang memiliki seorang anak yang bernama Danda. Pertemuan Danda dan Anne membuat Danda menemukan sosok seorang ibu di hati Danda. Danda, berkeinginan untuk menyatukan Anne dan sang Ayah yang bernama Darren Stockholm yang dingin dan kaku, bagaimana kelanjutan kisahnya berhasilkah Anne dan Darren menjadi sepasang suami istri?

View More
Kesayangan Sang Duda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
yusi wandhini
bahasanya aneh campur campur
2023-09-24 22:59:18
0
user avatar
ZeeHyung
Assalamu'alaikum yuk singgah novel pertama aku ini ya semoga suka
2023-07-11 08:42:16
0
168 Chapters
Salah Kamar
"Keluar dari kamarku sekarang!" usir seorang pria yang menahan amarah karena seorang gadis mungil masuk ke kamar hotelnya tanpa permisi. "Akh maaf, Tuan Tanah. Saya tidak sengaja, saya hanya mengantarkan paket bunga dan di notanya mengatakan jika saya harus mengantar langsung ke tempatnya. Dan ini benar alamatnya Hotel Calton, nomor kamar 499," jelas Anne menyebutkan nama hotel dan nomor kamar yang akan ia tuju. Seringai terlihat jelas di wajah pria blasteran Italia-Jawa yang saat ini memandang gadis mungil tersebut. Pria blasteran itu menatap Anne dengan tajam membuat Anne mengendikkan bahunya, Anne merasakan ada yang aneh dengan pria blasteran ini dia pun bertanya kembali padanya. "Ap-apa saya ... salah masuk kamar, Tuan Tanah?" tanya Anne dengan suara yang terbata-bata. Satu jam yang lalu, Anne si pengantar bunga mendapatkan pesanan dari seorang pelanggan. Pelanggan tersebut memesan bunga mawar merah dari toko bunga tempat Anne bekerja. Dengan semangat, Anne merangkai bunga pes
Read more
Siapa Dia
Darren melanjutkan kembali langkah kakinya menuju tempat pertemuan. Anne yang baru tiba di depan pintu darurat, membuka pintu dengan tangan gemetar. Terlihat raut wajah Anne yang gembira karena sudah berhasil turun."Akhh, selamat juga aku. Kamu kuat Anne, wanita tangguh akan selalu menang. Tapi, kenapa aku tidak turun di lantai sebelumnya dan naik lift terus turun di sini? Aishhh, kenapa denganmu Anne? Sudahlah yang penting selamat dari si Tuan Tanah itu," gerutu Anne yang mengusap keringat dan berjalan pelan menuju parkiran untuk mengambil sepedanya dan bergegas pergi dari tempat tersebut.Sesampainya di toko bunga milik sahabatnya, Anne berjalan gontai saat memasuki toko bunga tersebut, suara lonceng di pintu berbunyi, Marlin yang duduk di meja melirik kedatangan Anne yang wajahnya terlihat kusut. "Di luar hujan petir, ya?" tanya Marlin yang mencoba membuka suara saat Anne duduk di kursi berhadapan dengannya. "Badai salju, puas kamu, ikan Marlin. Kenapa sih hidup aku itu sial ban
Read more
Halo Sayang
Pria yang berada di luar segera masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku kemudi. "Tuan, saya sudah pesankan buket yang Anda minta. Dan saya sudah memberikan tips. Sekarang, kita mau kemana, Tuan?" tanya sang pria yang saat ini masih menunggu intruksi dari sang majikan yang tidak lain adalah Darren Stockholm. Pria yang memesan buket bunga tersebut adalah Darren Stockholm, pria yang Anne temui saat di hotel. Namun, baik Darren maupun Anne tidak mengetahuinya. Dikarenakan, Komo yang memesan buket bunga tersebut. "Kita ke kantor saja, tanyakan gedung yang akan kita gunakan untuk acara nanti, saya tidak mau acaranya sampai gagal dan ingat harus mewah, kamu mengerti?" tanya Darren. "Semuanya sudah sesuai yang Anda inginkan, dan tidak ada yang kurang. Nanti pihak EO akan kasih tahu kepada kita jika sudah selesai," jelas Komo yang memberitahukan jika gedung yang Darren pesan sudah sesuai dengan yang Darren inginkan. "Bagus, sekarang ke kantor." Darren memerintahkan Komo untuk ke kantor.
Read more
Jangan Memaksa
"Perkenalkan saya calon Ibunya Danda, Raya Maharani. Danda, sini sama Mama, kamu tidak boleh seperti itu. Apalagi dengan orang yang tidak dikenal," ucap Raya yang memperkenalkan dirinya sebagai Ibu dari Danda dan meminta Danda untuk mendekatinya. Danda yang mendengar perkataan dari Raya, menatap nanar ke arah Anne, Danda makin mempererat pelukkannya. Danda, sepertinya tidak mau jika Raya membawanya pergi. Melihat Danda tidak ingin bersamanya membuat Raya kesal setengah mati padahal tangannya sudah terulur ke arah Danda. "Nggak Ayah, nggak anak sama saja, menyusahkan sekali. Jika bukan karena harta aku tidak sudi untuk dekat dengan anak sialan ini," ucap Raya dalam hati yang menarik paksa tangan Danda agar lepas dari pelukkan Anne. Anne yang melihat tangan wanita tersebut menarik paksa merasa kesal, Anne bisa melihat jika Danda kesakitan akibat tarikkan Raya. Anne mencoba melepaskan tangan Raya dari tangan Danda yang terlihat kesakitan. "Mbak, jangan memaksanya, nanti tangannya sak
Read more
Wanita Nakal
Saat mendengar suara berat dan dingin yang seperti dikenalnya, dia teringat suara pria yang ditemuinya di hotel. Anne ingin menoleh, tapi seolah lehernya kaku karena tegang. "Suara Tuan Tanah, apa benar itu dia? Tidak-tidak, aku yakin itu bukan dia, iya benar itu bukan si Tuan Tanah. Anne, kamu jangan berpikiran yang aneh-aneh ya," gumam Anne yang meyakinkan dirinya jika itu bukan suara dari pria yang disebutnya Tuan Tanah.Semua orang yang berada di taman seketika berbalik dan melihat sosok yang bertanya itu. Dan, saat akhirnya Anne bisa berbalik ke belakang, Anne seperti tersambar petir. Ternyata firasatnya benar jika suara itu adalah suara Tuan Tanah. "Ka~kamu, Tuan Tanah." Anne dengan terbata-bata bersuara karena melihat Darren Stockholm di hadapannya. "Oh, ternyata ada si gadis nakal di sini. Ketemu juga kamu ya, tapi tunggu dulu ... Danda sayang, kamu kenapa nangis, Nak? Hei, gadis nakal kamu apakan anakku? Sini, Sayang." Darren memanggil Danda dan menuding Anne yang menyebab
Read more
Si Tuan Resek
Darren membawa Anne ke ruang kerjanya, niat hati ingin membalaskan apa yang sudah Anne lakukan tapi Darren mengingat bagaimana anaknya Danda yang begitu dekat dengan Anne membuat Darren mengurungkan niatnya. Darren membuka pintu ruang kerjanya dan melangkahkan kaki masuk ke dalam. "Masuk!" Darren meminta Anne untuk masuk mengikuti dirinya. Anne yang mendengar suara Darren memintanya masuk, dengan cepat masuk ke ruangan tersebut dengan jantung yang berdebar Anne memberanikan diri melangkahkan kakinya. Jangan di tanya kakinya saat ini sudah seperti kaki ubur-ubur lemes. Anne mengerjapkan matanya karena takjub melihat ruang kerja yang terlihat mewah dengan furniture yang terbuat dari kayu jati yang berwarna coklat dan kursi yang mahal dan kalau dijual akan membuat si penjual kaya raya pikir Anne dengan senyum jahatnya. "Ehmm, apa yang kamu pikirkan? Jangan pernah berpikir dan mempunyai niat untuk menjual barang ini, paham kamu!" ketus Darren dengan tatapan tajam. Anne yang mendengar
Read more
Tak Rela
Anne hanya bisa menganggukkan kepala mendengar Marlin meminta dia menjelaskan semuanya. Mobil pickup melaju meninggalkan rumah mewah Andara milik Darren. Di perjalanan tidak ada yang berbicara sampai akhirnya mereka sampai di toko bunga. Marlin dan Anne turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam toko. "Hari ini kita tutup saja, gue lelah." Marlin meminta kepada Anne untuk tutup lebih cepat, biasanya mereka akan tutup jam 8 malam, tapi kali ini mereka tutup lebih awal. "Iya," jawab Anne singkat. Anne membawa papan bunga yang di depan untuk dibawa masuk dan Anne juga menyusun bunga di luar untuk disimpan di dalam toko. Setelah selesai, Anne dan Marlin duduk di kursi santai tidak lupa mereka membawa minuman dan makanan kecil untuk menemani mereka melepas rasa lelah sebelum pulang. "Jadi, apa dia Tuan Tanah yang kamu katakan itu? Dan apa dia yang katakan kepadamu di ruangan itu? Apa dia melakukan sesuatu?" tanya Marlin yang menatap Anne dengan tajam. "Hmm," jawab Anne singkat. Mar
Read more
Hilang
"Komo, cepat kejar elu kenapa lelet bener sih, gue udah katakan ke elu jangan lelet, elu udah sarapan apa belum sih? Ngejar sepeda aja elu kagak bisa," omel Darren yang kesal karena Komo tidak bisa mengejar orang yang dia yakini adalah Anne. "Lu dengar ya baik-baik, gue ini bingung sama lu sebenarnya lu itu ngejar siapa sih?" tanya Komo yang sudah terlanjur kesal karena dia diminta untuk terus mengejar sedangkan dia sendiri tidak tahu siapa yang dia kejar. "Wanita nakal orang yang sudah membuat anak gue dari tadi malam hingga pagi dan mungkin nanti dan seterusnya akan terus menyebut nama dia sekarang lu kejar itu sepeda butut dia cepat!" ketus Darren yang meminta kepada Komo untuk mengejar sepeda yang ada di depannya. "Maksud lu sepeda yang berwarna pink itu, apa lu yakin itu sepeda wanita pengantar bunga yang Danda panggil Mama?" tanya Komo yang penasaran dengan pengendara sepeda yang ada di depannya. "Iya gue yakin tuh wanita nakal itu, cepat kejar lu jangan banyak cerita deh.
Read more
Jauhi Danda
"Iya gue yakin itu pasti dia tapi kenapa wajahnya berbeda. Coba lihat itu apa dia tukar sepeda maksudku apa tadi .... Komo tunggu sebentar gue mau tanya dengan tu orang jika memang salah maka kita langsung saja balik ke kantor," ucap Darren yang turun dari mobil untuk bertanya kepada si pengendara sepeda. Komo hanya mengganggukkan kepala, dia tidak mengatakan apapun. Hanya saja Komo heran kenapa bisa sahabatnya itu mengejar wanita penjual bunga walaupun hanya untuk anaknya tapi perlakuan yang Darren lakukan tidak sampai seperti ini. Darren mendekati wanita tersebut dengan wajahnya yang datar. "Permisi Ibu, saya ingin bertanya bukannya tadi sepeda ini yang bawa gadis ya maksud saya wanita yang sedikit lebih muda tapi kenapa Anda yang membawa sepeda ini?" tanya Darren. Wanita tersebut memandang ke arah Darren yang wajahnya datar dan juga dingin. "Maaf sebelumnya Mas, yang membawa sepeda ini dari rumah itu saya. Kalau Anda bertanya yang bawa sepeda ini wanita muda, Anda salah karena
Read more
Ke Dokter
Mendengarkan tantangan dari Anne, Raya mendekati Anne yang saat ini memandangnya dengan tajam, keduanya saling menatap satu sama lain. "Lu berani dengan gue, dengar baik-baik gue tidak segan-segan untuk menghabisi lu jika lu berani mendekati calon suami gue dan anak tiri gue maka hidup lu tidak akan lama lagi, gue pastikan itu!" ancam Raya yang membuat Anne dan Marlin terdiam. Marlin yang mendengar ancaman dari Raya langsung emosi tanpa babibu Marlin balik mengancam Raya. "Hei, perempuan tidak tahu diri, lu harusnya berkaca pada diri sendiri, lu nggak tahu semalam itu calon suami lu itu malah memilih sahabat gue daripada lu. Jadi, elu jangan bermimpi deh lagi pula siapa juga yang mau merebut calon suami lu yang dingin dan kaku itu, harusnya lu bilang sama calon suami lu itu jangan berusaha untuk mendekati sahabat gue jika tidak gue sendiri yang akan laporin calon suami elu ke kantor polisi sekarang lu keluar dari toko gue. Dan satu hal lagi jika lu berani macam-macam dengan sahaba
Read more
DMCA.com Protection Status