Share

KSATRIA API PHOENIX
KSATRIA API PHOENIX
Penulis: Kawanlama

BAB 1 : AGRA DIAZ

Langit terlihat muram dengan awan hitam yang bergulung-gulung. Angin bertiup kencang, debu berterbangan. Matahari yang awalnya panas terik, menghilang dari peredarannya siang itu.

Puluhan ribu manusia berkerumun menyaksikan satu tontonan. Dalam hati mereka semua, menahan kedukaan. Sebagian besar mulai meneteskan air mata, bahkan beberapanya ada yang terlihat menangis histeris.

Di depan mereka, ada sebuah panggung yang menjadi pusat perhatian semua masyarakat yang hadir. Di sana terdapat seseorang yang berdiri dalam keadaan terikat dan mata yang tertutup.

Sosok orang itu adalah seorang pria yang berumur sekitar 40an tahun. Dia memiliki tubuh yang tinggi serta berperawakan besar. Rambut coklatnya yang panjang, terlihat berkibar tertiup angin dan beberapa helainya menutupi wajah.

Di atas panggung juga terlihat seseorang yang lain. Berbadan besar tanpa baju dengan celana kulit berwarna hitam. Wajahnya nampak tertutup sebuah topeng. Orang itu yang berperan sebagai algojo.

Kemudian, nampak dia berjalan mendekat pada pria yang sedang terikat. Lalu algojo itu memegang bahunya dan mendudukkan dengan paksa.

"Bruaaakk"

Pria ini terduduk jatuh ke lantai. Tangannya yang terikat, diangkat algojo dan dikaitkan pada tali yang menggantung. Tali itu terikat pada sebuah kayu yang sangat panjang di atas kepalanya.

Sekitar setengah jam si pria berada dalam posisi seperti itu. Kemudian terdengar teriakan,

"YANG MULIA DATANG!"

Rombongan kereta kuda dan pasukan membelah kerumunan penonton yang sedang berkumpul. Seluruh mata memandang kehadiranmnya.

Hingga kemudian begitu mendekati panggung, kereta kuda dan iring-iringan itu berhenti. Dari pintu kereta keluar seseorang yang nampak berpakaian sangat mewah dengan mahkota di atas kepalanya. Ternyata ia adalah pemimpin dari seluruh benua Moonlight, kaisar Geffrey.

Sang kaisar berjalan turun dari kereta kudanya, kemudian menuju kursi di depan panggung. Ribuan pasukan berbaju besi terlihat mengikutinya dari belakang.

Kaisar mengibaskan jubah kebesarannya, seluruh pasukan berjalan ke belakangnya. Kemudian ia langsung duduk di tempat yang sudah disediakan. Kaki kanannya disilangkan.

"panjang umur kaisar!"

"panjang umur kaisar!"

Sorak sorak pasukan terdengar berteriak

Dengan anggukan pelan ia menanggapi sorakan itu. Kemudian kaisar memakan anggur dari mangkuk yang dipegang pengawalnya.

Semangkuk anggur habis ditelannya, setelah itu tangannya terlihat memberi isyarat.

Seseorang maju ke depan dan kemudian berbicara dengan suara lantang, "Agra Diaz dinyatakan bersalah karena telah melecehkan dan mencoba memerkosa permaisuri. Sesuai dengan undang-undang, dia harus dihukum mati dengan cara dibakar.

Berdasarkan prosedur kekaisaran, terhukum boleh mengajukan permintaan.

Kepada Agra Diaz dipersilahkan menyampaikan permintaannya"

Semua mata kemudian menyorot kepada Agra. Orang itu diam sejenak, kemudian berkata.

"Aku adalah panglima perang yang berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan dan menyatukannya ke dalam Kekaisaran. Dijebak oleh kalian seperti ini. Tak ada yang kuinginkan, selain kepala Geffrey sang kaisar Angeous hahaha." Agra mengucapkan hal itu dengan tawa yang keluar dari wajah garangnya. Tawa itu benar-benar membuat suasana lebih mencekam.

Usai suaranya menghilang, beberapa detik keadaan menjadi sepi. Dalam keheningan terdengar suara seseorang.

"Kau lancang sekali! CEPAT... CEPAT LAKUKAN HUKUMAN MATINYA!" Kaisar Geffrey berdiri dari tempatnya dan berteriak sangat kesal.

Algojo maju dan menyiramkan minyak ke badan Agra. Setelah itu ia mengambil obor yang menyala dan memulai eksekusinya.

"LANGIT TIDAK AKAN DIAM MELIHAT AKU DIPERLAKUKAN SEPERTI INI!" Agra Diaz mengangkat kepalanya dan berteriak lantang. Senyum nampak dibibirnya, rambut coklatnya semakin berkibar tertiup angin.

Begitu api dinyalakan, tangan Agra terlihat. mulai mengelupas dan meletup-letup. Lelehan lemak nampak meleleh dari sela-sela kobaran api.

Yang menjadi kuar biasa, tak ada teriakan kesakitan, si panglima nampak bertahan dalam ketabahan. Siapapun pasti akan meronta-ronta mendapatkan pembakaran seperti itu, tapi nyatanya Agra Diaz tetap kuat.

"ssshhhhhhh," bunyi api menyala terdengar.

Keajaiban dari yang maha kuasa muncul...

Tiba-tiba, angin bertiup sangat kencang, memadamkan api yang berkobar di tangan sang mantan panglima perang itu. Hujan mulai turun, membasahi semua orang yang ada di sana. Semesta seolah tidak mendukung hukuman mati itu.

Api yang menyala di tangan si panglima perang, padam. Hukumannya tertunda, wajah semua rakyat yang menonton nampak berubah cerah, seolah mereka mendapatkan harapan baru.

Di atas panggung nampak Algojo memandang kaisar.

Sang kaisar memberi isyarat dengan tangan membelah lehernya sendiri. Sebuah gerakan tangan yang bermakna, "potong leher orang itu."

Segera, algojo mencabut pisau daging yang ada di pinggang dan ….

"Crassshhhhh"

Seluruh manusia yang ada di sana terdiam, suasana langsung hening. Darah menyembur saat kepala pria itu terpotong. Terdengar suara mengorok begitu lehernya terlepas dari kepala. Kepala itu terlempar dan menggelinding di lantai panggung.

Kaisar Geffrey, berjalan mendekat ke lokasi eksekusi, kemudian menatap sombong ke arah kepala Agra, lalu menjambak potongan kepala itu dan mengangkatnya.

"Kini kau hanya seonggok sampah. Sejak dulu kau mengganggu hidupku. Kini dengan ketiadaan mu, semua akan jauh lebih bahagia."

Sang kaisar dengan senyum misterius menatap mata Agra Diaz yang masih terbuka. Setelah menimbang-nimbang kepala itu, ia lalu melemparkannya ke arah Algojo. Kemudian menyapu tangannya dengan sapu tangan.

"Cepat bersihkan sampah itu." Perintah pada si algojo.

Selang beberapa detik, sang kaisar membalikkan badannya dan berjalan menuju kereta kudanya, lalu pergi dari sana. Pasukan berbaju besi yang mengiringinya terlihat mengikuti langkahnya di belakang. Mereka semua nampak berjalan menjauh dari tempat itu, meninggalkan kedukaan serta air mata semua yang menyaksikan hukuman tersebut.

Suara tangisan rakyat yang selama ini mendukungnya tidak tertahankan lagi. Mereka meraung-raung meratapi kematian sang Panglima.

***

Ayah Agra Diaz adalah seorang prajurit. Dia meninggal ketika melindungi raja dalam suatu perang. Untuk membayar hutang budi, anaknya dipungut oleh raja sebelumnya.

Raja itu hanya memiliki seorang putra mahkota yang bernama Geffrey. Agra Diaz dan putra mahkota dibesarkan bersama sejak kecil.

Begitu dewasa, Agra Diaz menunjukkan kemampuannya yang hebat dalam perang. Sedangkan Geffrey terjebak dalam dunia judi serta perempuan.

Agra Diaz memang terampil dalam hal perang bermodal kekuatan fisik dan strateginya. Ia akhirnya berhasil masuk dalam barisan terdepan orang-orang yang menguasai benua moonlight.

Benua tersebut diisi oleh beberapa kerajaan, termasuk kerajaan Angeous. Di sana terdapat beberapa orang-orang dengan kekuatan luar biasa.

Orang-orang itu terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pengguna kekuatan fisik dan spiritual.

Pengguna kekuatan spiritual seringkali dianggap jauh lebih hebat dibandingkan dengan pengguna kekuatan fisik. Hal ini terjadi karena mereka dianggap dapat melawan hukum alam, membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Urutan kemampuan spiritual dibagi menjadi beberapa tingkatan : tembaga, perak dan emas.

Jika diukur, maka pengguna spiritual dapat melakukan hal ini, hanya dengan satu kali serangan,

tingkat tembaga mampu membelah batu besar

tingkat perak mampu membelah bukit

tingkat emas mampu membelah gunung

Gambaran hebat para pengguna kekuatan spiritual ini, menyebabkan mereka yang memiliki banyak pengguna kekuatan itu diakui sebagai kerajaan terhebat. Sedangkan di kerajaan Angeous, hanya ada beberapa orang yang berhasil mencapai tingkat spiritual tembaga.

Tapi kekurangan itu tertutupi dengan adanya Agra Diaz. Meski dirinya terlahir tanpa kekuatan spiritual, kebesarannya sebagai panglima perang bukan kaleng-kaleng. Ia pandai berperang, dan memiliki tubuh yang sangat kuat serta sekeras baja. Semua itu didapat melalui hasil latihan yang keras.

Sukses menunjukkan bakat meski tanpa kekuatan spiritual, membuat mereka yang awalnya meremehkan, menjadi tidak berani padanya di kerajaan itu.

Sedangkan Geffrey malah semakin rusak akibat kelakuannya sendiri. Hal ini yang membuat raja lebih sayang kepada Agra daripada putra mahkota.

***

Pada suatu hari raja memanggil dan memilih Agra Diaz sebagai penerus. Tapi ia menolak, karena merasa belum mempersembahkan terima kasih yang sempurna, kepada raja yang telah mengasuhnya.

Dirinya berambisi ingin menyatukan seluruh kerajaan di benua moonlight, hingga menjadi satu Kekaisaran.

Belum sempat ia mewujudkan keinginannya, sang raja wafat karena penyakit yang diderita. Selanjutnya berdasarkan hukum kerajaan maka Geffrey lah yang berhak menjadi penerusnya.

Begitu ia naik tahta, raja Geffrey yang memang sejak kecil memiliki kecemburuan dengan keberhasilan saudara angkatnya itu, menggunakan kekuasaannya. Dirinya memaksa Agra Diaz masuk ke dalam medan perang yang sangat mematikan.

Tujuan Geffrey adalah agar Agra kalah dan. mengalami malu yang teramat sangat.

Tapi, yang terjadi justru malah berkebalikan.

Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih dan membuat nama Agra Diaz lebih tinggi hari ke hari.

Dirinya semakin dicintai seluruh rakyat seantero kerajaan Angeous. Hal ini ditambah dengan fakta, bahwa dia mampu mengalahkan para panglima perang kerajaan lain yang sudah berada pada tingkat emas.

Ini adalah senjata makan tuan untuk Geffrey. Kemudian rakyat yang mencintai Agra, memaksa raja memberikan gelar panglima perang.

Dengan tekanan dari semua rakyat kerajaan, mau tidak mau akhirnya raja itu memberikan gelar panglimanya.

Begitu Agra Diaz menerima jabatan tersebut. Dengan tongkat kepemimpinannya, pria itu berhasil menyatukan banyak kerajaan dan mempersembahkan sebuah Kekaisaran yang baru pada Geffrey.

Keberhasilan Agra membentuk kekaisaran, nyatanya malah membuat sang raja yang kemudian menjadi kaisar semakin tidak bahagia.

Prestasi itu membuat api cemburunya justru membesar. Terlebih ketika rakyat mulai membanding-bandingkan dirinya dengan Agra.

Puncaknya, pada malam perayaan kemenangan. Sang kaisar membuat dan menjalankan rencana penjebakan. Dia menyuruh pelayan memberikan anggur kepada Agra yang sudah dicampur dengan obat tidur yang sangat kuat. Sang panglima yang tidak curiga kemudian meminumnya, hingga kemudian ia jatuh tertidur.

Setelah itu, dia diangkut dan direbahkan pada kasur yang terdapat di dalam kamar kaisar. Permaisuri yang mendukung rencana raja, kemudian berpura-pura telah dilecehkan di tempat itu. Panglima perang yang banyak berjasa pada Kekaisaran tersebut akhirnya mendapatkan hukuman mati.

......

Agra Diaz terbangun karena cahaya menyilaukan masuk ke matanya. Beberapa menit kemudian, ketika matanya mulai terbiasa dengan cahaya itu, ia melihat tubuhnya sudah menggunakan baju panjang berwarna putih dan berada di sebuah tempat terang, dengan banyak awan di sekitarnya.

"Bukannya aku telah mati. Lalu di manakah aku sekarang?"

Pria itu melihat banyak orang yang berjalan mengikuti satu jalan setapak kecil. Ketika ia merasa tidak tahu mau kemana, akhirnya ia mengikuti rombongan manusia itu.

Tiba-tiba ada sesuatu yang terbang seolah menghalangi jalannya. Ternyata itu adalah seekor burung, yang seluruh tubuhnya diselimuti api. Burung itu mengepakkan sayapnya di depan Agra.

"Jalanmu bukan ke sana," kata makhluk itu, berbicara kepadanya.

"Hah ada burung yang bisa bicara ? apa maksud semua ini?"

"Ini adalah dunia kematian. Aku adalah Phoenix yang ditugaskan oleh Yang Maha Kuasa untuk menunjukkan jalan baru padamu"

"Jalan baru....?"

"Iya... kau akan diberikan kesempatan hidup sekali lagi"

Agra masih memiliki dendam yang belum terbayarkan pada kaisar, mendengar penjelasan itu dengan gembira,

"benarkah ? jadi aku bakal hidup lagi?"

"benar, kau akan hidup lagi. Hanya saja dalam keadaan yang berbeda."

"Maksudnya?"

Tak ada jawaban yang ia temukan, yang terjadi justru Phoenix mendekatinya. Awalnya Agra Diaz ingin menghindar, tapi kakinya tak mampu bergerak, hingga akhirnya api dari Phoenix membakar tubuhnya.

Api itu terlihat semakin membara di seluruh tubuhnya. Tapi anehnya, bukan perasaan panas terbakar yang ia rasakan, justru malah kesejukan yang membuatnya nyaman.

"Itu adalah anugerah dariku yaitu api kehidupan. Dengan itu kau akan menjalani kehidupan baru. Selamat tinggal, kita akan bertemu lagi."

Agra kemudian terbakar hingga tiada terlihat lagi, hanya meninggalkan asap dan abu.

Kawanlama

Terima kasih sudah membaca novel ini. Mohon dukungannya agar api Phoenix tetap menyala.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status