Dasar anak sekarang! Akupun terpaksa menunjukkan kekuatan superku. Dari dalam dadaku, muncul keris gaib yang bersinar terang. Orang-orang menutup mata karena silau.
"Keris sakti api!" ujarku memamerkan kekuatan panas dari keris dan tubuhku.
Lalu kekuatan air yang menimbulkan hawa dingin dan kekuatan angin. Kukurangi kadar kekuatannya agar tak membahayakan orang-orang atau gedung ini.
Segera kumasukkan lagi kekuatan sakti ke dalam tubuhku setelah semua terpana.
"Kereenn!" seru anak-anak bertepuk tangan.
Gadis kecil tadi memberiku dua jempol tangan, "Top! Hebat!"
Ibunya tersenyum manis dan turut bertepuk tangan.
Tiba-tiba terdengar jeritan seorang wanita dari luar.
"Lihat, ada orang butuh pertolongan!" seru salah seorang melongok ke luar jendela.
Kulihat ponsel, tak ada pesanan di aplikasi.
"Dia butuh pertolongan!" seru yang lain.
Kulongok dari jendela. Di bawah, di lorong sepi, seorang wanita dikejar beberapa pria.
"Tolonglah dia, Keris Man!" pinta bapak gendut yang memesanku, "Terimakasih sudah mau menghibur anakku!"
Akupun segera keluar kamar dan menuju ke bawah.
"Akan kuberi bintang lima!" seru bapak itu, "Kau superhero idolaku! Uangnya akan kutransfer! Nanti minta rekening pribadimu!"
Aku berlari menuruni tangga darurat. Cukup repot memang jadi superhero yang tak bisa terbang atau berlari cepat.
Dan akupun terengah-engah ketika sampai di lorong tempat wanita itu dikejar-kejar. Ia sudah terpojok di gang buntu.
Beberapa pria garang yang mengejarnya tersenyum melihatku datang. "Wah, ada yang panggil superhero!"
"Siapa yang panggil?" tanya salah seorang dari mereka, "Kau?!" alihnya pada wanita itu.
"Tidak, aku tidak punya aplikasi superhero!" jawabnya ketakutan.
"Lalu siapa yang panggil?!"
Teman-temannya menggelengkan kepala nyengir.
"Lihat, tidak ada yang memanggilmu, Keris Man!" ujarnya lagi, "Kau tidak dibutuhkan di sini. Pergi sana!"
"Bentar," jawabku ngos-ngosan, "jangan ngomong dulu. Aku capek turun tangga!"
Mereka berempat tertawa mengejek.
"Tolong, tolong aku!" seru wanita yang terpojok, "Mereka mau memperkosa dan membunuhku!""Ah, kami cuma menagih hutang!" jawab si pengejar, "Dia hutang satu milyar pada kami. Tapi tak mau bayar! Belum lagi bunganya!"
"Ayahku yang berhutang!" jawab wanita itu, "Dan dia sudah meninggal. Aku tak tahu menahu tentang hutang itu!"
"Yah, hutang ayah harus dibayar ahli warisnya! Kalau tak mau bayar, terpaksa kami bunuh!"
"Katanya tadi mau perkosa aku?!"
"Itu bonus. Diamlah! Jangan cerewet kau!"
"Kalian kurang ajar!" gerutuku setelah nafasku agak normal, "Menagih hutang seenaknya, pakai ancaman. Itu melanggar hukum!"
"Lalu apakah tak membayar hutang tidak melanggar hukum?!" balas mereka.
"Kalian bisa melaporkannya ke polisi!" jawabku.
"Tapi yang berhutang sudah mati, bunuh diri! Siapa yang harus kami laporkan?!"
"Lagipula apa untungnya lapor polisi?!" sahut temannya, "Yang dilaporkan mungkin akan dipenjara, dan kami tetap tak mendapatkan uang kami!"
"Yang berhutang sudah mati," balasku, "kenapa kalian kejar-kejar dia?!"
"Istrinya juga sudah mati! Tinggal dia satu-satunya ahli waris! Dia harus bayar!"
"Tapi aku tak punya uang sebanyak itu!" balas si wanita, "Aku sendiri pengangguran!"
"Tuh kan, dia tak punya uang!" belaku.
"Lalu bagaimana dengan piutang kami? Apa kami harus kehilangan satu milyar begitu saja? Dimana hati nuranimu? Kami bisa merugi sebagai rentenir!"
"Yah, betul!" sahut pria yang lain, "Dimana hati nuranimu sebagai superhero?!"
"Tapi kan bisa diselesaikan baik-baik," jawabku, "Jangan pakai ancaman dan kekerasan! Kalau kalian perkosa dan bunuh dia, uang kalian juga takkan kembali!"
"Setidaknya bisa memberi efek jera pada penghutang yang lain. Jika tak mau bayar hutang pada kami, akibatnya berbahaya!"
"Lagipula kami bisa jual dia sebagai pelacur setelah kami perkosa!" imbuh penagih yang lain, "Bisa untung banyak dengan wajah cantik dan tubuh indah itu!"
"Yah, kenapa kau tak jual diri saja untuk melunasi hutang?!" seloroh yang lain lagi melecehkan wanita itu.
"Kalau tingkah kalian seperti itu bukankah membuat orang malah jadi takut pinjam uang pada kalian?!" cecarku, "Membawa nama buruk perusahaan kalian!"
"Hahaha, kau ini superhero atau motivator?! Superhero datang untuk menghajar, bukan berceramah! Ayo, kalau berani, lawan kami berempat!"
"Yah, untuk apa kita ngomong banyak-banyak?" dukung yang lain, "Kita hajar saja Keris Man ini. Lalu kita dapatkan perempuan itu!"
"Yeah, hajar!"
Mereka berempat maju menyerangku. Kutangkis serangan mereka dan kuhajar dengan tendangan dan pukulan.
Dua terhempas. Dua lagi menyerang dengan pisau lipat. Kuhajar dengan mudah. Bukan lawan yang sulit. Hanya para debt collector.
Keempatnya terkapar dan mengaduh di lantai. Seorang tampak pingsan. Tak perlu kukeluarkan kekuatan keris sakti untuk menghadapi cecunguk-cecunguk macam ini.
"Kau tak apa-apa?" tanyaku menghampiri perempuan yang ketakutan itu.
"Terimakasih!" serunya memelukku.
"Ayo, pergi!"
Kuajak dia mengobrol di atap apartemen bertingkat itu agar tampak romantis seperti di film-film atau komik superhero. Kami naik lift ke sana.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku sok gagah agar ia terpesona.
Perempuan itu sangat cantik. Ia berpakaian rapi seperti pegawai kantoran atau bank. Namanya Selly. Berusia dua puluh satu tahun.
"Ayahku dulu meminjam uang pada rentenir untuk membuka usaha," jawabnya, "Satu milyar. Namun usaha ayahku bangkrut dan tak mampu mengembalikan uang itu. Ia akhirnya bunuh diri. Ibuku sangat bersedih. Apalagi penagih hutang selalu datang. Ia lalu sakit-sakitan dan turut meninggal dunia."
Pemandangan kota terlihat sangat indah, namun dengan cerita Selly, terasa jadi sendu.
"Aku adalah anak tunggal," sambungnya, "Dan awalnya tak tahu menahu tentang hutang itu. Kucoba untuk mencari pekerjaan karena aku belum lama lulus kuliah. Namun mereka terus menagih hutang dan memberiku ancaman. Aku takut kalau mereka mendatangiku lagi. Tolong aku, Keris Man!"
"Di mana rumahmu?"
"Eh?"
"Akan kupastikan mereka tak akan menyakitimu."
"Maksudnya?"
"Aku akan selalu menjagamu!"
"Tapi kau kan superhero. Bagaimana mungkin akan menjagaku? Kau dibutuhkan banyak orang. Aku tak mampu membayarmu sebagai pengawal pribadi!"
"Sudah jadi tugas superhero untuk menolong orang!"
"Tidak, tidak. Ini terlalu merepotkan. Aku bisa lapor polisi saja."
"Apa kau pikir mereka mau menjaga rumahmu dua puluh empat jam? Kau bukan selebriti atau politikus!"
Selly terdiam beberapa saat. Ia terlihat sangat cantik dalam kegundahannya.
"Ah, kau mau menjagaku?" tanyanya meneteskan air mata.
"Akan kuusahakan!"
Akupun menginap di rumah Selly pada malam harinya. Ternyata rumahnya cukup mewah.
"Berbagai perabot sudah kujual untuk hidup dan biaya berobat ibu," jelasnya sambil mengajakku berkeliling rumah, "Aku bahkan tak punya televisi."
Kuamati seisi rumah untuk mengetahui seluk-beluk jika menghadapi bahaya. Kupahami letak pintu-pintu, jendela dan tempat perlindungan yang aman.
Malam menjelang, dan aku tidur di sofa. Salah-satu perabot yang masih tersisa. Selly tidur di kamarnya.
Entah jam berapa, ia mendatangiku dan duduk di sofa yang kutiduri.
"Tak bisa tidur?" tanyaku terbangun."Entahlah!" jawabnya sayu."Tenanglah, biar kujaga! Sana, tidur!""Tidak, bukan itu. Aku hanya merasa kau melakukan banyak hal untukku. Baru kali ini ada orang seperti itu."Kudengarkan curahan hatinya. "Saat ayahku bangkrut, aku minta bantuan pada saudara-saudara dan teman. Tapi tak ada yang bisa menolong.""Aku," lanjutnya tak diteruskan."Tenanglah Selly, aku yakin kamu bisa menemukan jalan keluar. Kamu pintar!""Terimakasih banyak telah menolongku. Kalau tidak, aku pasti sudah diperkosa atau mati! Atau dijual jadi pelacur! Tak terbayangkan bagaimana nasibku!""Tak perlu dirisaukan. Sudah tugasku! Kau sudah aman!""Aku bahkan tak memanggilmu pakai aplikasi!" lanjutnya menatap wajahku dalam, "Kau tak dibayar telah menolongku. Bahkan untuk menjagaku begini juga!""Tenanglah, tak masalah bagiku, Sel!""Tidak, aku ingin membayarnya," bisiknya lal
"Bapak melacak lokasi ponselku?""Tentu saja, Geeglo saja bisa, kenapa kami tidak? Semua orang sekarang bisa melacak lokasi ponsel!"Aku lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Betapa rapuhnya privasi orang di jaman modern ini."Kau sudah tak profesional, Kris!" lanjutnya, "Aku sudah mmemperingatkamu berkali-kali. Ini bintang satu-mu yang kesekian kalinya. Mempengaruhi pamor perusahaan kita. Semakin tertinggal dari pesaing. Lihat aplikasi sebelah! Makin melejit dengan High Quality Man sebagai andalan.""Yah, apa yang harus kukatakan, Pak? Kadang ada hal-hal yang tak bisa diselesaikan oleh superhero."Ia terdiam. Tubuh pendek dan agak gembulnya terlihat lucu memendam amarah. Wajahnya terkesan lebih mirip komedian daripada direktur. Namun kegalakannya melebihi debt collector."Dan kadang ada hal penting yang harus kami selamatkan!" lanjutku."Apa? Cinta, perasaan? Melebihi keselamatan kawan-kawan dan perusahaan?!""M
"A, aku tak bisa menunjukkannya.""Huh, bawa dia!" perintahnya pada para polisi yang lain."Tunggu!" tolakku mundur."Lepaskan dia, komandan!" seru seseorang mendekat."Siapa kau?!" tanya polisi tadi."Intelejen pusat," jawab orang yang berpakaian jas hitam itu menunjukkan kartu identitasnya, "Kasus ini biar kami tangani!""Intelejen? Huh!"Para polisi meninggalkan kami. Dan orang intelejen itu membawaku keluar dari garis polisi menuju sebuah mobil di pinggir jalan."Apa yang terjadi Kris?" tanyanya menghela nafas."Kau tahu aku?""Yah, kami badan yang bertugas mengawasi para superhero online. Kami tahu siapa kau, Keris Man.""Ah, syukurlah.""Namaku Rahmat. Apa yang terjadi?""Saat aku kemari, ibu kos dibunuh orang.""Sepertinya ada yang mengetahui tempat persembunyianmu. Tempat mangkal kalian, warung kopi, juga diserang bukan?""Y
Aku kembali untuk menemui Selly. Ia sudah menunggu di depan kantor. Semoga para debt collector tak memburunya."Hai," sapaku, "gimana?""Hmm, tak diterima." jawabnya lesu."Nggak papa, bisa cari yang lain.""Susah cari kerja sekarang. Yang dibutuhkan kebanyakan hanyalah penjaga minimarket dan sales girl. Atau reseller online.""Kenapa tak coba?""Mana bisa kerja disitu mendapatkan satu milyar untuk bayar hutang? Bahkan jadi manajer pun belum tentu bisa.""Yah, kita hidup di negara dengan tingkat gaji yang sangat kecil dibandingkan negara-negara lain.""Iya, makanya banyak orang berhutang."Kami pun beranjak pulang. "Yah, negara saja banyak hutang," sahutku berjalan di sampingnya, "Apalagi rakyatnya.""Kau kan tak punya hutang?!""Aku berhutang pada teman-temanku. Juga pada Pak Yono, istrinya dan ibu kos. Kematian mereka harus kubalaskan.""Jangan terlalu mendendam, Kris! Nanti kau jadi pe
Aku berusaha menolong Selly. Satu orang yang mengekang tangannya kuserang. Si wanita berusaha menghadangku, namun berhasil kuatasi. Kudorong tubuhnya dengan bahuku. Dua orang lelaki yang lain hendak menyerangku pula. Dapat kutangkis dan kuhajar dengan pukulan dan tendangan hingga tersungkur.Si pengekang Selly kutarik tangannya kucekik lehernya. Ia melepaskan tangkapannya dan menghadapiku. Dapat kuatasi dengan mudah dan kusungkurkan. Kugenggam tangan Selly dan menjauh. Kelimanya terus maju dan mengepung kami. "Kalian yang menyerang teman-teman dan ibu kos-ku?!" tanyaku geram, "Apa mau kalian?!""Haha, teman-temanmu cukup tangguh," jawab si badan besar, "tapi bukan tandinganku! Ibu kos-mu juga cukup cantik! Haha!""Kenapa kalian membunuhnya?!" balasku, "Kenapa menyerang teman-temanku?!""Kami ingin menghabisi semua superhero! Haha!""Kenapa?! Siapa sebenarnya kalian?!""Gampang, karena kalian selalu menghalangi kami! Kami dari kelompok Kerbau Merah!"Si badan besar menyerangku lagi d
"Di rumah Selly." Jawabku. "Bagaimana kalau mereka kembali lagi?" tanya Selly padaku, "Aku takut! Mereka sangat kuat!""Kenapa tak kita undang ke tempat kita saja?" tanya Dara pada kedua temannya, "Di sana aman. Lagipula kalau kita bersama bisa lebih kuat!""Kalau mereka tak keberatan." Jawab si Harimau dingin. "Yah, aku senang dapat teman lagi!" imbuh si Kuda jalanan. "Aku ingin mencari dan menyelidiki mereka!" jawabku bersikeras, "Mereka yang menyerang dan membunuh teman-temanku!""Tapi tampaknya kau yang dihajar habis-habisan!" sahut si Harimau jalanan, "Mau mati menyusul teman-temanmu?!"Aku mendesah kesal. Dara lalu menenangkan suasana dengan merangkul pundakku dan berkata, "Dendam bisa kau selesaikan nanti! Yang penting sekarang cari tempat berlindung dulu sambil menyelidiki mereka!""Yah, aku juga penasaran dengan kelompok Kerbau Merah itu!" imbuh si Kuda jalanan. "Mungkin kita bisa membantunya menyelidiki gerombolan itu?!" tanya Dara pada dua temannya, "Ya kan? Kelompok k
Makanan terasa lezat. Oseng-oseng sayuran yang lama tak kumakan."Enak kan, masakan Selly?" tanya Dara, "Dia pinter banget masak!""Ah, kami berdua kok yang masak!" balas Selly."Jadi ceritakan," lanjut Dara, "Bagaimana kalian bisa sampai dikejar orang-orang itu?"Dan aku pun menceritakan apa yang telah kualami. Begitu juga dengan Selly yang mengisahkan perjalanan hidupnya hingga bertemu denganku."Wah, wah, jika sampai membuat kalang kabut perusahaan aplikasi, berarti orang-orang itu patut diperhitungkan." Komentar Dara."Entah perusahaan sudah mengambil langkah atau belum," lanjutku, "Kemarin mereka menarik para superhero ke kantor untuk sementara.""Coba lihat," ujar si Kuda mengecek ponsel, "aplikasi kalian banyak menutup sementara layanan beberapa superhero. Tapi masih ada yang bisa dipesan. Hanya sedikit.""Menarik," sahut si Harimau, "akhirnya sistem superhero online bisa kalang kabut juga!""Yah, kami tak pernah suka sistem itu," lanjut Dara, "kenapa jadi superhero wajib ikut
"Novel online?" tanya Selly. "Yah," jawab Dara, "lumayan! Baru booming akhir-akhir ini. Kutulis tentang kisah superhero romantis. Mungkin suatu saat bisa kutulis pertemuan kita ini. Haha!" "Wah, hebat!" puji Selly, "Baru kali ini kutahu ada seorang superhero sekaligus novelis!" "Yah, harus ada yang bisa mengabadikan kisah kami ini, Selly! Siapa tahu ada yang terinspirasi! Atau diangkat menjadi film! Haha, kira-kira siapa ya artis yang cocok memerankanku? Bunga Sutena?! Haha!" Sosok Dara memang cantik, bertubuh semampai, dan berambut panjang. Gayanya kalem, lembut, namun agak centil dan anggun. Barangkali Bunga Sutena memang cocok memerankan dirinya. "Itu akan sangat bagus!" balas Selly, "Bagaimana dengan yang lain?" "Aku kadang membuatkan website untuk perorangan atau perusahaan," jawab si Kuda, "Uangnya lumayan, apalagi untuk website yang aman! Aku juga bisa meretas berbagai sistem. Termasuk sistem perbankan dan mengambil uangnya. Tapi tak kulakukan. Kan aku superhero! Haha!" "