Share

POOR MAN NEW LIFE

“Jenny? Jenny sekretarisnya Tuan Ming datang menemuimu?” Eden membelalakkan matanya menatap sahabatnya.

“Iya … wanita berkacamata dan berwajah blasteran. Aku juga ada di sini saat wanita itu datang.” ucap Lidya menguatkan cerita Daniel.

“Untuk apa dia bertemu denganmu?” tanya Eden lagi masih tidak percaya.

“Dia memintaku untuk berpura-pura menjadi David Lim.”

“Apa? David Lim pewaris tunggal yang dikabarkan tengah menghilang itu? Gila! Tidak terbayangkan olehku mereka sampai mencari orang untuk berpura-pura. Tapi kenapa kau?”

“Katanya David Lim sangat mirip dengan abang Daniel. Awalnya akupun tidak percaya, tapi sepertinya wajah pria di halaman depan surat kabar ini telah menjawab semuanya.” Lidya memberikan surat kabar yang di bawa oleh Jenny semalam.

“Waaah … luar biasa! Pria ini memang mirip sekali dengan dirimu, sobat! Ada juga dua orang yang serupa seperti ini. Jujur saja, selama hampir satu tahun aku bekerja di sana, aku memang belum pernah bertemu langsung dengan sosok David Lim. Luar biasa!” Eden memandang bergantian wajah di surat kabar dengan wajah Daniel.

“Ahh–aku tidak bisa.” desis Daniel.

“Kenapa tidak bisa? Hei, sob! Ingat tidak waktu kita masih bersekolah dulu? Kau kan selalu mendapatkan nilai tertinggi. Kau juga memiliki pesona tersendiri yang mampu membuat para wanita histeris kala melihatmu. Aku rasa dua hal itu sudah cukup mendukungmu untuk berpura-pura menjadi David Lim.” Eden menarik turunkan alisnya menggoda.

“Hmm … seratus ribu yuan juga bisa menolong abang dan juga para pedagang untuk memiliki tempat berjualan sendiri, jadi tidak perlu berurusan dengan preman-preman itu lagi.” Lidya menambahkan pendapatnya.

Daniel menarik nafasnya panjang, “Hah–apa kalian yakin ini tidak akan apa-apa?”

Eden dan Lidya mengangguk antusias bersamaan.

“Baiklah–besok aku akan ikut dengan wanita bernama Jenny itu.”

“Yes!” Eden bersorak sambil membayangkan uang seratus ribu yuan.

***

Keesokan harinya,

Saat matahari masih tersenyum malu-malu, Jenny kembali datang bukan hanya untuk mengunjungi Daniel tapi kali ini berhasil membawa pria itu untuk ikut bersamanya.

Dua jam kemudian, mereka sudah sampai di sebuah rumah mewah. Daniel mengarahkan pandangannya pada lampu yang menjuntai dari langit-langit teras rumah itu. Lalu berjalan mengikuti arah langkah Jenny masuk ke dalam rumah Vice President Lim Group.

“Daniel, aku sangat senang dengan kedatanganmu. Silahkan duduk ….” Sambut seorang pia penuh wibawa saat melihat kedatangan Daniel.

Daniel duduk pada sebuah sofa berwarna putih dengan bahan kain sangat lembut yang seketika  membuat perasaannya menjadi lebih tenang. Sedang Jenny bergegas masuk ke dalam ruang kerja Tuan Ming setelah sebelumnya berbisik-bisik dengan bossnya itu.

“Perkenalkan, namaku Shuo Ming. Tapi seluruh karyawan memanggilku Tuan Ming. Jenny pasti sudah menjelaskan kepadamu siapa diriku dan untuk tujuan apa kau bertemu denganku saat ini. Singkatnya, aku akan bertanya sekali lagi kepadamu, apa kau sudah benar-benar yakin dengan keputusanmu? Karena pada akhirnya kau tidak hanya akan menolongku, tapi kau juga menolong seluruh karyawan Lim Group.” Tuan Ming menatap Daniel dengan wajah serius.

“Tentu saja! Dengan kesadaran penuh aku menerima tantangan darimu. Asalkan kau tidak ingkar untuk memberikan uang yang sudah kau janjikan begitu peranku selesai.” ucap Daniel tegas.

“Nah-ini kontrak kerjanya. Bisa kau baca terlebih dahulu.” Jennypun keluar dari ruang kerja Tuan Ming dan menyodorkan selembar kertas kepada Daniel.

“Jenny sudah menuliskan nominal uang yang akan aku berikan kepadamu, setelah kau berhasil menyelesaikan pekerjaan yang aku tugaskan. Di sana juga sudah dicantumkan batas waktu kontrak kerja, yaitu paling cepat 2 bulan dan paling lama 1 tahun.” Daniel membaca lembaran-lembaran kertas itu dengan dahi berkerut.

“Serta aku juga menambahkan beberapa fasilitas yang bisa kau dapatkan selama bekerja denganku. Apartemen, mobil, dan unlimited black-card yang bisa kau gunakan untuk berbelanja apapun yang kau inginkan. Sampai sini apa ada yang ingin kau tanyakan?”

Daniel menggelengkan kepalanya, “di mana aku harus tanda tangan?”

Sebuah pena bertinta emas kini telah ada di tangan Daniel. Dengan penuh keyakinan diapun menggoreskan tanda tangannya pada surat perjanjian yang juga di tanda tangani oleh Shuo Ming.

“Sekarang … mari kita mulai tugas pertamamu sebagai David Lim.” ucap Tuan Ming menyerahkan kembali surat perjanjian kontrak kepada Jenny.

“David Lim, seorang putra tunggal pemilik perusahaan minyak dan gas terbesar di China. Kau bisa membayangkan betapa kekayaan yang dimiliki keluarganya? Dia tumbuh bergelimangan harta dan dikelilingi oleh teman-teman sebayanya yang juga dari kalangan konglomerat Hong Kong.” Tuan Lim menyodorkan sebuah kunci mobil dan unlimited black-card atas nama David Lim.

“Aku mau malam ini dengan ditemani oleh Jenny, kau belajar beradaptasi dengan lingkungan pergaulan seorang pria yang memiliki kekayaan tak terhingga.”

“Baik, Tuan Ming ..." jawab Daniel patuh.

Diapun hampir tidak percaya dengan simbol kuda jingkrak yang terukir pada kunci mobil yang diterimanya. Tapi kemudian sebuah senyuman yang terukir di bibirnya menyiratkan sebuah hasrat yang mungkin telah terpendam lama di dalam dirinya.

***

Tepat pukul tujuh malam. Dalam gerakan lambat, Daniel Yuwan kini sudah menjelma menjadi David Lim yang berjalan penuh pesona ke arah mobil barunya. Sebelum masuk ke dalam mobil Daniel terdiam sejenak membetulkan kerah kemeja putih yang dipakainya.

“Maaf aku sedikit terlambat ….” Jenny yang baru saja datang seketika berhenti bergerak dan menatap hampir tidak percaya dengan sosok yang ada di depannya.

Jenny yang malam itu telah menukar kacamatanya dengan lensa kontak berwarna biru juga terlihat seksi dengan gaun hitam selutut yang terbuka pada bagian dada.

“Tunggu apa lagi? Ayo, kita berangkat!” seru Daniel seraya menekan tombol pada kunci mobilnya, memamerkan pintu mobil yang terbuka ke atas secara otomatis.

Jenny meneguk ludahnya tanpa sadar, “O – Okay …” katanya berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Bar yang terletak di distrik 15 telah dipenuhi oleh pemuda pemudi kalangan borjuis yang akan menghabiskan malam mereka dengan bersenang-senang.

“DRINK! DRINK! DRINK!”

Daniel dan Jenny menengok cepat pada teriakan-teriakan ramai dari sekumpulan orang di salah satu sudut bar. Di tengah gerombolan tersebut terlihat dua orang pria yang tampaknya sedang beradu kekuatan.

“DRINK! DRINK! DRINK!”

Teriakan semakin nyaring bersamaan dengan hentakan musik elektronik yang dimainkan oleh seorang DJ wanita yang berpakaian seksi.

“Hei! Segeralah menyingkir kalau kalian tidak mau terlihat dalam kegilaan mereka.” seorang pria yang mungkin seusia dengan mereka memberikan sebuah peringatan.

“Mereka itu siapa?” tanya Daniel spontan.

“Entah siapa saja mereka yang ikut bergerombol di sana. Yang jelas dua orang pria yang berada di tengah itu salah satunya adalah Rudy Ang. Jangan sampai kau berurusan dengannya, sob.” ujar pria itu lagi.

“Rudy Ang?” gumam Daniel.

“Dulu Rudy Ang tidaklah sendirian. Ada satu orang pria yang berhasil mengalahkan rekor minumnya. Ahh-aku lupa siapa namanya, tapi dari yang aku dengar nilai kekayaan orang tua pria itu adalah yang tertinggi di China. Sungguh gila lingkaran pertemanan para anak konglomerat.”

“Woow!!” Daniel dan Jenny hanya bisa berdecak kagum mendengar penuturan pria itu.

Bersambung

Novel ini diikutsertakan dalam kompetisi Pria Terdashyat Goodnovel. Dukung aku dengan meninggalkan komentar dan juga votenya yaa ... Terima kasih.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Supriyonosusanto
mantap men
goodnovel comment avatar
slamet sahid
... lumayan sampai bab ini....
goodnovel comment avatar
Desi Jufrita Amelia
kayaknya cerita nya sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status