Share

HANGOVER

“Daniel! Eden! Buka pintunya!”

Dengan menenteng dua kantong kertas besar Jenny memencet tombol interkom di samping pintu apartemen yang menjadi hunian Daniel Yuwan selama menjadi David Lim. Stu menit, dua menit Jenny menunggu, tapi tak kunjung terlihat tanda-tanda kehidupan di dalam apartement itu.

“Oh my-kalau begitu aku akan membukanya dengan kunci cadangan. Semoga saja tidak ada keanehan yang diperbuat oleh dua orang pria di dalam sana.”

Ting! Pintu apartemen terbuka dengan satu sentuhan kartu ajaib.

“Daniel … Eden … di mana kalian?”

Melihat ruang utama apartemen yang bersih dan rapi, sedikit banyak membuat Jenny merasa lega. Namun tetap saja dia merasakan adanya kejanggalan. Di mana kedua orang itu?

“Groookkk!! Groookk!!”

“Suara mengerikan apa itu?” Jenny menaruh kantong-kantong yang dibawanya dan mencari-cari sumber suara.

“Astaga! Apa yang sedang kalian lakukan?!” Jenny berteriak histeris kala matanya menangkap sosok dua orang pria dewasa yang tengah berpelukan.

“Ahh-no-nona Jenny!” Daniel bangun dengan gelagapan, segera menjauhkan tubuh Eden yang tengah memeluknya.

“Ka-kami tidak melakukan apapun. Eden! Cepat bangun …” Daniel bergegas bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Jenny.

“Hati-hati!” Seru Jenny saat Daniel berjalan dengan langkah limbung akibat efek alkohol yang masih tersisa di tubuhnya.

Daniel duduk dengan patuh pada kursi tinggi yang terdapat di dapur. Dengan kepala yang masih merasa sakit dia memperhatikan Jenny yang sibuk bergerak selayaknya seorang wanita yang sudah terbiasa dengan urusan dapur.

“Ayoo minum!” Jenny meletakkan cangkir berisi teh hijau ‘Xing Jing’ di atas meja.

Daniel meraih cangkir teh lalu meneguknya perlahan. Hangatnya teh yang mengalir melewati tenggorokan seketika membuat perasaan Daniel menjadi lebih baik.

“Kalau kau sudah merasa baikan, segeralah mandi dan bersiap pergi. Nah-pakailah ini. Semoga saja aku tidak salah menilai ukuran tubuhmu, karena hari ini untuk pertama kalinya kau harus datang ke kantor pusat Lim Group sebagai David Lim.”

“Aahh-baiklah.” Daniel memaksakan senyumnya.

Faktanya, kepalanya masih belum pulih seutuhnya untuk bisa kembali diajak berpikir sesuatu yang berat. Namun apa daya, dia harus bisa segera menyesuaikan diri dengan peran barunya. Apalagi semalam dia hampir saja melakukan sebuah kesalahan yang berpotensi mengacaukan semuanya.

***

“Selamat pagi …”

“Selamat pagi, Tuan Lim.”

“Selamat datang kembali, Tuan.”

Karyawan-karyawan wanita yang selama ini selalu menjadi pengagum rahasia David Lim telah berjajar pada lorong-lorong ruang kantor yang akan dilewati oleh boss besar mereka tersebut.

“Selamat pagi ….” Sapa Daniel ramah.

“Lama tidak berjumpa, anda semakin tampan saja.” ucap seorang wanita centil.

“Terima kasih ….” Daniel menebarkan senyuman yang membuat hati para wanita itu bergetar.

“Mau aku buatkan kopi, Tuan Lim?” seorang wanita lain yang tidak kalah centil berjalan mendekati Daniel yang terus berjalan mencari ruangan David Lim.

“Boleh saja. Tapi apa kau tahu letak ruanganku?” tanya Daniel berpura-pura mengetes salah satu karyawannya.

“Ruangan anda kan tidak pernah berpindah dari lorong sebelah kanan lantai ini.” jawab wanita itu tanpa curiga.

Sebuah jawaban yang memuaskan. Daniel kembali melemparkan senyuman yang berhasil memancing teriakan iri dari karyawati lain.

“Lorong sebelah kanan ….” Gumam Daniel mengambil langkah lebih cepat menuju ruangan kerjanya.

Krieeett!

Dia masih belum mengetahui dengan jelas tujuan kedatangannya hari ini ke kantor Lim Group. Jenny hanya mengatakan bahwa hal tersebut baik untuk dilakukan mengingat David sudah cukup lama menghilang. Langkah kaki Danielpun terhenti pada salah satu pintu yang bertuliskan nama ‘David Lim’ pada depannya.

Daniel mendorong pintu itu pelan.

“Selamat pagi! Dari senyumanmu, aku dapat menebak kalau kau cukup menikmati kepopuleran seorang David Lim.”

Daniel terkejut pada sosok Tuan Ming yang ternyata sudah menunggunya di dalam ruang kerja David Lim.

“Aahh-para wanita itu … Apa mereka selalu seperti itu?” tanya Daniel malu.

“Tuan muda kaya, tampan dan masih bujangan. Siapapun wanitanya pasti akan mencari kesempatan untuk bisa berdekatan dengan sosok yang kini sedang kau perankan. Sayangnya, David terkenal sebagai pria yang dingin terhadap wanita.”

Daniel menggaruk kepalanya. Mudah-mudahan saja keramahannya tadi tidak sampai berlebihan hingga menimbulkan kecurigaan diantara para karyawan.

“Daniel … Hmm… maaf, David. Aku harus membiasakan diri memanggilmu dengan nama David selama berada di lingkungan perusahaan.” Ucap Tuan Ming, lalu dengan gerakan tangannya, dia mempersilahkan Daniel untuk duduk di kursi kerjanya.

“Secara hirarki, jabatanku memang berada di bawahmu. Tapi satu hal yang perlu kau ketahui-sejak meninggalnya Hongli Lim, pendiri Lim Group sekaligus ayah kandung David, satu-satunya penasihat bisnis bagi David hanyalah diriku. Nanti kau akan tahu, betapa mengerikannya dunia bisnis hingga rekan kerjapun bisa menjadi musuh dalam selimut.”

Daniel mengangguk-angguk pada penjelasan yang  Shuo Ming, sang  vice president Lim Group. Tuan Ming kemudian menyalakan sebuah layar monitor yang terdapat di ruangan tersebut. Layar menampilkan sebuah gambar diagram bergerak statis.

“Kau tahu diagram apa ini?” tanya pria itu seraya menunjuk layar dengan laser pointer, “Diagram ini akan menunjukkan pergerakan saham Lim Group juga dengan perusahaan besar lainnya yang berada di China dan aku harap grafik saham Lim Group tidak akan menyentuh garis merah terendah, setidaknya sampai rapat besar digelar.”

Daniel yang sama sekali belum mengerti dengan apa yang sedang dijelaskan oleh pria penuh wibawa itu mengerutkan dahinya penuh tanda tanya.

“Aahh–kau pasti bingung dengan penjelasanku. Intinya, aku hanya ingin memberitahumu bahwa mulai saat ini semua tindakanmu akan terekam dalam grafik bisnis China dan itu akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan ini.” Tuan Ming berdiri tepat di hadapan Daniel dan menghalangi padangan mata Daniel yang masih tertuju pada layar grafik.

“Jadi, apapun tindakan yang mau kau lakukan, konsultasikanlah terlebih dahulu denganku. Aku tidak mau mendengar ada kekacauan yang kau buat di luar sana, seperti apa yang kau lakukan semalam bersama Rudy Ang. Jangan sampai ada hal seperti itu lagi untuk kedua kalinya.” Nada suara pria itu penuh ancaman.

“Ba-baik, Tuan Ming.” jawab Daniel terbata.

“Satu hal lagi. Cukup dua orang sahabatmu saja yang mengetahui identitas aslimu.”

Daniel kembali mengangguk dan menelan ludahnya yang kering.

***

“Sebagai David Lim kau memiliki kekuasaan penuh semua yang ada di gedung ini. Dari lantai dasar hingga lantai 5. Setiap lantai terdiri dari berbagai department yang menunjang bisnis Lim Group.”

Daniel berada dalam lift yang akan membawanya kepada lantai paling atas gedung tersebut.

‘Lantai paling atas, department eksplorasi–unit bisnis pengelola sumber daya alam sebagai bahan mentah sebelum masuk ke dalam proses produksi. Kau akan bertemu dengan Alex Chen, ketua tim sekaligus sahabat dekat Hongli Lim. David Lim biasa memanggilnya dengan sebutan Uncle Chen. Temui dia dan pelajari datanya.’ Titah pertama telah turun dari Tuan Ming kepada Daniel, sebagai proses adaptasi peran.

“Selamat pagi, David. Apa kau menikmati cuti liburanmu? Liburan yang cukup panjang, bukan?” Alex Chen menyambut kedatangan David Lim dengan senang hati.

“Iya-cukup menyenangkan. Apa ada kesulitan selama aku tidak ada di sini?” Daniel melemparkan sebuah pertanyaan berdasarkan petunjuk Tuan Ming.

“Ahh-aku memang sudah sangat menantikan kedatanganmu. Karena aku tidaklah mungkin meminta Shuo Ming untuk menandatangani proposal perluasan lahan pengeboran minyak yang baru.” Daniel mengamati setiap gerakan pria yang mungkin berusia lebih dari 50 tahun itu.

“Kau katakan tadi tidak mungkin meminta Shuo Ming untuk menandatangani proposal itu-kenapa?”

“Perluasan lahan sama dengan penambahan biaya operasional. Akan melalui evaluasi yang sangat panjang kalau aku harus menyerahkannya terlebih dahulu kepada vice president pelit itu. Sementara kau tahu sendiri, perluasan lahan sangat tidak bisa ditunda karena cadangan minyak di daerah yang lama sudah mulai habis.” Pria itu kemudian menyerahkan sebuah dokumen tebal kehadapan Daniel.

“Aku sarankan agar kau cepat menandatanganinya, kalau tidak Huangjia Petroleum akan lebih dahulu menguasai daerah tersebut.”

Daniel menatap kikuk pada dokumen yang disodorkan kepadanya. Dalam benaknya masih sangat jelas tergambar pesan dari Tuan Ming ‘apapun tindakan yang mau kau lakukan, konsultasikanlah terlebih dahulu denganku’. Daniel menarik nafas panjang lalu menutup lembaran dokumen tersebut.

“Maafkan aku Uncle Chen, tapi tidak ada satu orangpun yang bisa mendesakku.” ujar Daniel diplomatis.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
slamet sahid
david yg asli apa bakal muncul ya??? ...
goodnovel comment avatar
Edyson
bagus ceritanya tapi apa daniel yg asli akan muncul
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status