Share

bab 3 tes kehamilan

Pagi ini Aisyah bangun, tapi ada tangan besar dan kekar sedang memeluknya dan itu menjadikan tubuh ramping Aisyah terasa pegal pegal.

Aisyah melihat pada tangan suaminya yang sekarang tengah memeluk nya.

"Tuan bangun tuan" ucap Aisyah karena tangan tuan Salman memeluk tubuh Aisyah erat layaknya guling.

Tangan Aisyah menepuk nepuk tangan tuan Salman.

"Ada apa Aisyah" ucap tuan Salman yang masih ngantuk.

"Tangan anda tuan" ucap Aisyah.

Tuan Salman yang menyadari tangannya ada di atas tubuh Aisyah, langsung tersentak kaget dan melepaskan pelukannya.

"Maaf Aisyah saya gak sengaja" ujar tuan Salman.

"Tidak papa tuan" ucap Aisyah tenang.

Aisyah bangkit dari ranjang.

"Cepat bangun tuan sekarang tuan ada rapat jadi harus berangkat pagi ke kantor" sahut Aisyah mengingatkan suaminya.

"Iya Ais saya sudah bangun" ucap tuan Salman.

Aisyah dengan cepat ke kamar mandi mengambil wudhu dan melaksanakan sholat 2 rakaatnya.

Saat Aisyah akan melaksanakan sholat nya dia di hentikan oleh tuan Salman.

"Biar aku yang menjadi imam mu" ucap Tuan Salman.

"Baiklah" ucap Aisyah.

Setelah selesai sholat, Aisyah mengalami tangan suaminya itu.

Aisyah pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk tuan Salman, padahal disana sudah ada tiga pembantu yang bersiap memasak di dapur.

Tapi Aisyah selalu ikut memasak dan memastikan kalau suaminya makan makanan yang sehat dan bergizi.

"Non mau masak apa sekarang" tanya salah satu pembantu yang sudah cukup tua itu.

"Masak ayam sama sayur bening saja bi" jawab Aisyah sambil mengambil sayuran untuk di potongnya.

"Tapi maaf non, nyonya Kanti mau makan salad katanya" ucap salah seorang pembantu yang khusus melayani kebutuhan Kanti.

"Buat saja bi gak papa" sahut Aisyah dengan tersenyum.

"Baik non" ucapnya sambil menunduk.

Begitulah Kanti dia tak mau masak sendiri, bahkan Kanti tak pernah masuk dapur sekalipun dia haus, dia selalu mengandalkan orang lain untuk mengambilkannya minum.

Bahkan sikap Kanti tak asing lagi di pendengaran para pembantunya.

"Bibi apa mbak Kanti sudah bangun" tanya Aisyah pada pembantu khusus melayani Kanti.

"Sudah non tapi dia tak keluar kamar kecuali kalau tuan mau berangkat kerja" jawab pembantu itu yang masih memotong buah untuk di jadikan salad.

Aisyah hanya mangut mangut saja.

Semua makanan sudah tersaji di meja makan dan akhirnya tuan Salman keluar dari kamarnya dengan setelan rapi.

"Ais nanti siang jangan bawakan aku makanan, aku mau ke rumah Ayah" perintah tuan Salman.

Aisyah mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Baik tuan" jawab Aisyah.

"Duduklah dan makan bersamaku" perintah tuan Salman.

Tanpa menunggu lagi Aisyah duduk dan mengambil nasi dengan sayur dan Ayam yang sudah di masaknya.

Kanti keluar dari kamarnya dia sudah memakai baju bagus dan bersiap untuk pergi.

"Mas minta uang dong" sahutnya sambil mengulurkan tangannya pada tuan Salman.

"Duduk dan makan dulu" perintah tuan Salman.

Kanti duduk dengan muka masam.

"Bibi mana Salad saya" teriaknya memanggil pembantunya.

"Apa bisa kamu berjalan ke dapur dan mengambilnya sendiri" tanya tuan Salman ketus.

"Sudahlah mas, sekarang kamu jadi banyak bicara ya mas semenjak kamu punya istri lagi kamu jadi sering ngomel tau gak" protes Kanti tak suka pada ucapan tuan Salman.

Aisyah bangkit dan membawa piringnya.

"Saya permisi" ucap Aisyah sambil berlalu ke dapur, karena tak enak dengan ucapan Kanti, Aisyah lebih memilik untuk pergi ke dapur.

"Kamu lihat dia" teriak tuan Salman pada Kanti istri pertamanya.

"Lihat dia tak pernah sekali pun dia membantah ucapanku" bentak tuan Salman pada Kanti.

Kanti tak bisa bicara lagi, jujur Kanti pun takut akan kemarahan tuan Salman.

"Dan kau, kau hanya mementingkan uangku dan kesehatanku pun tak pernah kau tanyakan" ucap tuan Salman sedikit tenang dari emosinya.

"Tapi mas aku... " ucap Kanti yang di potong oleh tuan Salman.

"Jika aku bisa memilih pilihanku sendiri, aku akan lebih memilih Aisyah dari pada kamu, aku lebih baik menceraikan wanita sepertimu dari pada harus terus bersama denganmu" teriak tuan Salman lagi.

Kanti menunduk takut akan kemarahan tuan Salman,

Kanti tak takut jika harus berpisah dengan tuan Salman tapi yang Kanti takutkan adalah saat dia di talak dan Kanti tak mendapatkan apa apa dari tuan Salman.

Tuan Salman pergi dari meja makan, tentu saja tujuannya untuk pergi ke kantor, menenangkan diri di kantor tanpa ada gangguan.

"Sial" umpat tuan Salman.

Aisyah yang menyadari suaminya akan pergi, tak melakukan apa apa jujur Aisyah juga takut dengan marahnya tuan Salman, apa lagi tuan Salman tak pernah main main dengan ucapannya.

***

Di sebuah kafe terdapat dua sejoli yang sedang asik makan dan minum.

"Sayang kamu tau gak si Salman membentak aku" rengek Kanti pada Ridho kekasihnya itu.

"Sudahlah sayang jangan di masukan ke hati, kamu harus kuat dan kita kuras semua harta salman" ucap Ridho menenangkan Kanti.

"Tapi sayang aku sudah gak kuat lagi, kita Nikah saja ya" rengek Kanti lagi.

Wajah Ridho langsung terlihat cemas saat Kanti meminta untuk menikahinya.

Karena Ridho tak benar benar cinta pada Kanti dia hanya ingin mendapatkan uang Tuan Salman tapi melalui Kanti.

"Iya Sayang nanti ya kalau kita sudah punya uang dari si Salman" ucap Ridho.

"Ckkkk" Kanti berdecak kesal karena sudah hampir 3 tahun pacaran dengan Ridho

tapi Ridho tak pernah memberinya kepastian.

Bahkan Kanti dan Ridho pun sudah di luar batas melakukan hubungan terlarang dan bersikap layaknya suami istri.

Dan itu membuat Kanti was was padanya, takut Ridho tak bertanggung jawab.

"Maaf sayang aku mau pulang sekarang rasanya badanku tak enak" ucap Kanti pada Ridho.

"Tapi Sayang gimana tentang rencana kita ke hotel hari ini" rengek Ridho karena rencananya harus batal lagi.

"Besok saja, hari ini si Salman tak memberiku uang" ucap Kanti yang langsung pergi.

Akhir akhir ini Kanti sering mengeluh sakit kepala dan mual, padahal dia sudah minum obat tapi tetap saja tak menghilangkan sakit kepalanya.

"Pak ke dokter ya" perintah Kanti pada supir pribadinya itu.

Perasaan Kanti semakin tak enak saja, dia mengeluh sakit kepala bahkan dia sampai muntah di dalam mobil karena merasa pengap dan bau.

Kanti turun dari mobil dan dengan cepat menemui dokter pribadinya.

"Ada yang bisa saya bantu " tanya dokter itu saat melihat Kanti masuk ke ruangannya.

"Tolong periksa saya dok, hari ini saya sakit kepala dan mual" perintah Kanti.

Saat dokter memeriksa perut Kanti, dokter seperti merasakan sesuatu yang ganjil.

Lalu dokter itu memeriksa detak jantung Kanti.

"Normal" gumam dokter itu.

Kemudian dokter itu memeriksa tekanan darah Kanti.

"130 per 80" gumam dokter lagi.

Dokter itu berjalan ke arah lemari penyimpanan obat, mengambil sesuatu dari dalam kotak kecil.

"Mbak coba ini" sahut dokter sambil menyodorkan alat kehamilan.

"Tespeck" tanya Kanti kebingunggan karena dokter itu memberinya alat tes kehamilan.

"Tapi dok saya gak hamil " protes Kanti pada Dokter itu.

"Coba saja dulu mbak, nanti kita akan lihat hasilnya bagaimana" sahut dokter itu.

Tapi Kanti tak merespon lagi ucapan dokter itu, dia pergi dengan terburu buru ke luar ruangan dokter itu.

"Dasar dokter payah" gerutunya.

Kanti berjalan ke arah mobilnya, Kanti melihat ada toko apotik kecil di sebrang jalan, dia berinisiatif untuk membeli tespeck, hanya untuk membuktikan kalau dokter itu salah.

"Mbak tespecknya satu ya" ucap Kanti ada wanita penjaga toko itu.

Wanita itu menyodorkan tespeck kecil yang Kanti minta.

Kanti menyodorkan uang dan wanita itu mengambilnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status