Share

bab 4 Kanti hamil

"Ini pasti tidak benar" gumam Kanti, matanya masih sibuk melihat benda pipih di tangannya.

"Ini pasti gak mungkin" ucap Kanti lagi sambil meneteskan air mata.

Entah harus sedih atau bahagia, Tapi Kanti tak merasakan keduanya dia hanya gelisah dan tak tau bagaimana keluar dari masalah ini.

"Mbak" sahut Aisyah yang melihat Kanti berdiri mematung.

"Aisyah" jawab Kanti sedikit kaget karena melihat adik madunya sudah berdiri di ambang pintu.

"Mbak kenapa kok nangis" tanya Aisyah karena melihat air mata Kanti yang membasahi pipinya.

Aisyah berjalan ke arah Kanti.

Dengan sigap Kanti menyembunyikan benda pipih yang dari tadi di pegangnya.

"Mau apa kamu kesini Ais" tanya Kanti gugup karena takut Aisyah tau masalahnya.

"Tidak mbak aku cuman mau melihat mbak karena mbak tadi nangis, mbak ga papa kan" tanya Aisyah memastikan kalau Kanti baik baik saja.

"Aku tak papa pergilah dari sini aku mau sendiri" usir Kanti halus pada Aisyah.

Karena merasa Malu Aisyah pun pergi dari kamar Kanti.

"Mbak Kanti kenapa ya kok nangis" gumam Aisyah saat ia sudah ada di luar kamar Kanti.

Kanti meraih ponsel yang sejak tadi berada di atas Nakas.

Mencari kontak kekasihnya.

[Rid aku hamil] pesan Kanti pada Ridho kekasihnya itu.

Lama Kanti menunggu akhirnya Ridho membalas juga.

[Bagus dong sayang] balasan dari Ridho yang membuat Kanti marah.

Kanti mengetik sambil marah.

[Baguss. Katamu bagus gimana Ridho kamu harus tanggung jawab dan menikahiku] pesan Kanti marah.

[Temui aku di taman dekat rumahmu] balasan dari Ridho.

Dengan gegas kanti ke luar rumah.

Jarak rumah dan taman lumayan dekat bahkan jika di tempuh dengan jalan kaki hanya memakan waktu 10 menit perjalanan.

Setelah sampai mata Kanti fokus pada seorang lelaki memakai kemeja merah tua.

Yang sedang duduk di bangku yang sudah di persiapkan oleh pihak taman.

"Ridho" sapa Kanti masih marah.

"Sudah sayang jangan marah terus" sahut Ridho menenangkan Kanti, karena melihat Kanti manyun saja.

"Maksud kamu apa" bentak Kanti pada Ridho.

"Jadi begini sayang, dengan kamu hamil kamu akan lebih mudah mendapatkan harta si Salman itu" ucap Ridho.

Kanti menatap nyalang ke arah Ridho.

"Kamu pikir dia mau mengakui anak ini hah" bentak Kanti.

"Bahkan 3 tahun kami menikah tak pernah dia menyentuhku sekali saja" bentak Kanti lagi.

Semua pasang mata melihat pasangan itu,

Kanti dan Ridho yang menyadari hal itu langsung terdiam.

"Mangkannya jangan kencang kencang ngomongnya jadi mereka melihat kita" ucap Ridho menenangkan Kanti.

Kanti duduk di samping Ridho.

"Jadi begini, kamu tinggal jebak aja si Salman itu untuk mau tidur dengan kamu" sahut Ridho memberi saran pada Kanti.

"Caranya gimana" tanya Kanti.

"Serahkan semuanya padaku" jawab Ridho menyombongkan diri.

***

Sore ini tuan Salman pulang dengan rasa lelah, sebenarnya jika dia tak mempunyai Aisyah dia pasti sudah tinggal di kantor.

"Sudah pulang tuan" tanya Aisyah berjalan ke arah tuan Salman yang sedang duduk di Sofa.

Aisyah menyium punggung tangan tuan Salman dengan takzim.

"Tuan jadi ke rumah papah" tanya Aisyah sambil mendudukan tubuhnya ke Sofa.

"Gak jadi Ais pekerjaan di kantor lagi numpuk" jawab Tuan Salman.

Aisyah mengambil air minum untuk suaminya.

"Minum tuan" ujar Aisyah menyodorkan satu gelas air minum kepada tuan Salman.

"Terima kasih Ais" ucap tuan Salman sambil meminum air itu hingga tandas.

Tiba tiba Kanti datang dan langsung duduk bersama suami dan adik madunya itu.

"Mas kamu akan tidur bersama Aisyah lagi" tanya Kanti langsung tanpa merasa bersalah karena membuat suaminya marah tadi pagi.

Tuan Salman menatap Kanti dengan tatapan dingin dan datar.

"Aku akan tidur di kamar tamu" ucap Tuan Salman yang langsung pergi ke kamar.

"Tidurlah bersamaku mas" ucap Kanti.

Tuan Salman tidak menghiraukan ucapan Kanti, dia terus berjalan ke kamarnya.

"Begitulah dia keras kepala" gumam Kanti yang masih bisa di dengar oleh Aisyah.

Aisyah pergi ke arah dapur mengambilkan nasi untuk suaminya.

Tok.. Tok....

"Tuan boleh saya masuk" ucap Aisyah di daur pintu.

"Masuk saja" teriak tuan Salman dari dalam.

Aisyah membuka pintu dan langsung masuk.

Tapi Aisyah di kejutkan dengan tuan Salman yang hanya memakai handuk saja sehingga memperlihatkan dada bidangnya.

Aisyah langsung memunggungi tuan Salman.

"Ada apa Ais" tanya tuan Salman karena merasa aneh dengan tingkah Aisyah.

"Tuan apa anda bisa memakai baju dulu" ujar Aisyah masih memunggungi tuan Salman.

Tuan Salman langsung memakai kaos polosnya.

"Sudah Ais, ada perlu apa kamu kesini" tanya tuan Salman.

"Saya mau ngantar makanan ini tuan" jawab Aisyah sambil menyodorkan nampan yang berisi makanan dan minuman.

"Terima kasih" ucap tuan Salman.

Tuan Salman duduk di sofa kamar itu dia menyendokkan nasi dan memasukannya kedalam mulutnya.

"Tuan jika anda berkenan mau kah anda membantu saya" tanya Aisyah sambil melihat tuan Salman makan.

"Apa" jawab tuan Salman sambil menyendok makanan ke mulutnya.

"Tidurlah bersama mbak Kanti tuan" sahut Aisyah.

Tuan Salman langsung menghentikan makannya menaruh sendok di atas piring.

"Maaf tuan jika saya lancang" ucap Aisyah lagi karena merasa kalau raut wajah Tuan Salman berubah.

Tuan Salman bangkit dari duduknya dia berjalan ke arah ranjang.

"apa kamu tau Ais, sulitnya hatiku menerima Kanti untuk jadi istriku, jika aku bisa memutar waktu aku tak akan menikahi wanita seperti Kanti" ucap Tuan Salman berat.

Aisyah hanya menunduk tak bisa menjawab apa apa lagi.

"Saya permisi tuan" ucap Aisyah karena melihat reaksi tuan Salman sedang tak bersahabat.

Saat Aisyah berlalu melewati tuan Salman yang sedang berdiri.

Tuan Salman meraih tangan Aisyah sehingga membuat Aisyah jatuh ke arahnya.

Brughh..

Tuan Salman dan Aisyah jatuh ke atas ranjang. Mata Aisyah dan tuan Salman saling beradu pandang membuat jantung mereka berdetak tak karuan.

Aisyah yang berada di atas menindih tubuh kekar tuan Salman.

Lama mereka saling memandang dan membuat mereka semakin tak karuan.

"apa kau akan terus berada di atasku Aisyah" sahut tuan Salman sambil memainkan mata menggoda Aisyah.

Aisyah tersadar dan langsung bangkit berdiri.

"Maaf tuan" ucap Aisyah dengan bibir yang bergetar.

Grogi.. Itulah yang mereka rasakan.

"Saya pamit tuan" ucap Aisyah langsung berlari ke luar kamar tuan Salman.

Jantung Aisyah masih berdenyut kencang.

Aisyah menyenderkan tubuhnya ke dinding kamarnya.

Jujur Aisyah bahagia bisa sedekat itu dengan tuan Salman.

'Apa aku jatuh cinta pada tuan Salman' gumam Aisyah sambil menempelkan tangannya di dada.

Begitu juga dengan tuan Salman dia tertawa tawa sendiri karena merasa bahagia karena bisa berdekatan dengan Aisyah.

Walau pun hanya sebentar tapi tuan Salman menyimpannya sebagai kenangan di hidupnya.

****

Di sisi lain ada Kanti yang mondar mandir tak jelas, memikirkan rencana untuk bisa menjebak tuan Salman agar mau mengakui bayinya.

Dengan beraninya Kanti langsung berjalan ke arah kamar tuan Salman membuka pintu tanpa mengetuknya.

Terlihat tuan Salman sudah tiduran di atas kasur.

Kanti langsung membaringkan dirinya di kasur sebelah tuan Salman.

Entah apa yang di pikirkan Kanti sekarang, yang terpenting dia bisa menjebak tuan Salman agar mengakui bayi yang ada di kandungannya.

Pagi ini tuan Salman bangun saat bangun dia melihat seorang wanita sedang berbaring tepat di sampingnya.

"Kanti" ucapnya terkejut.

Kanti mengeliat seperti cacing,

"Ada apa mas" tanya Kanti yang masih memejamkan matanya.

"Bangun" teriak tuan Salman marah.

Kanti langsung bangkit dari tidurnya, dia menguap berkali kali di depan tuan Salman.

"Apa mas" tanya Kanti tak merasa bersalah.

"Apa kamu bisa sedikit sopan padaku Kanti" sahut tuan Salman dingin.

"Mas aku kan istrimu" ucap Kanti dengan enteng.

Tuan Salman hanya tersenyum mentertawakan ucapan Kanti.

"Kamu bilang kamu istriku, kapan kau menganggapku sebagai suamimu" ucap tuan Salman menyentil hati Kanti.

"Kamu kok gitu mas" protes Kanti.

"Apa karna adanya Aisyah kamu jadi seperti ini mas" protes Kanti lagi.

Tuan Salman tak menanggapi lagi karena tak ada gunanya, hanya akan menambah luka di hati mereka.

Tuan Salman pergi keluar dari kamarnya berjalan ke kamar Aisyah.

Untuk mengambil pakaiannya yang tersisa di lemari kamar Aisyah.

"Ais apa kamu sudah bangun" sahut tuan Salman tepat di depan pintu kamar Aisyah.

Lama tak ada jawaban, akhirnya Aisyah keluar juga, dengan memakai mukena itu menandakan Aisyah baru selesai melaksanakan Sholat.

"Ada yang bisa saya bantu tuan" tanya Aisyah sambil tersenyum.

"Saya mau mengambil baju saya dan sekalian mandi di sini" jawab Tuan Salman dengan ragu dan takut Aisyah tak mengijinkan.

"Masuk saja tuan ini kan rumah anda juga" sahut Aisyah.

Tuan Salman masuk dan langsung menuju ke kamar mandi.

Tuan Salman melakukan ritual mandinya dengan sedikit tenang, terlepas dari gangguan Kanti.

Saat tuan Salman selesai dia lupa kalau saat dia masuk dia tak membawa handuk dan baju ganti.

Antara ragu dan malu tuan Salman berteriak meminta tolong pada Aisyah.

"Aisss" teriak tuan Salman dari kamar mandi.

"Iya tuan ada apa" sahut Aisyah dari balik pintu.

"Tolong ambilkan aku handuk Ais aku lupa membawanya" perintah tuan Salman.

Aisyah hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan suaminya itu.

"Ini tuan handuknya" sahut Aisyah.

Tuan Salman membuka pintu sedikit karena malu auratnya terlihat oleh Aisyah.

"Terima kasih Ais" ucap tuan Salman.

Langsung menutup lagi pintu kamar mandi.

"Dasar tuan muda" gumam Aisyah tersenyum.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status