"Ini pasti tidak benar" gumam Kanti, matanya masih sibuk melihat benda pipih di tangannya.
"Ini pasti gak mungkin" ucap Kanti lagi sambil meneteskan air mata.Entah harus sedih atau bahagia, Tapi Kanti tak merasakan keduanya dia hanya gelisah dan tak tau bagaimana keluar dari masalah ini."Mbak" sahut Aisyah yang melihat Kanti berdiri mematung."Aisyah" jawab Kanti sedikit kaget karena melihat adik madunya sudah berdiri di ambang pintu."Mbak kenapa kok nangis" tanya Aisyah karena melihat air mata Kanti yang membasahi pipinya.Aisyah berjalan ke arah Kanti.Dengan sigap Kanti menyembunyikan benda pipih yang dari tadi di pegangnya."Mau apa kamu kesini Ais" tanya Kanti gugup karena takut Aisyah tau masalahnya."Tidak mbak aku cuman mau melihat mbak karena mbak tadi nangis, mbak ga papa kan" tanya Aisyah memastikan kalau Kanti baik baik saja."Aku tak papa pergilah dari sini aku mau sendiri" usir Kanti halus pada Aisyah.Karena merasa Malu Aisyah pun pergi dari kamar Kanti."Mbak Kanti kenapa ya kok nangis" gumam Aisyah saat ia sudah ada di luar kamar Kanti.Kanti meraih ponsel yang sejak tadi berada di atas Nakas.Mencari kontak kekasihnya.[Rid aku hamil] pesan Kanti pada Ridho kekasihnya itu.Lama Kanti menunggu akhirnya Ridho membalas juga.[Bagus dong sayang] balasan dari Ridho yang membuat Kanti marah.Kanti mengetik sambil marah.[Baguss. Katamu bagus gimana Ridho kamu harus tanggung jawab dan menikahiku] pesan Kanti marah.[Temui aku di taman dekat rumahmu] balasan dari Ridho.Dengan gegas kanti ke luar rumah.Jarak rumah dan taman lumayan dekat bahkan jika di tempuh dengan jalan kaki hanya memakan waktu 10 menit perjalanan.Setelah sampai mata Kanti fokus pada seorang lelaki memakai kemeja merah tua.Yang sedang duduk di bangku yang sudah di persiapkan oleh pihak taman."Ridho" sapa Kanti masih marah."Sudah sayang jangan marah terus" sahut Ridho menenangkan Kanti, karena melihat Kanti manyun saja."Maksud kamu apa" bentak Kanti pada Ridho."Jadi begini sayang, dengan kamu hamil kamu akan lebih mudah mendapatkan harta si Salman itu" ucap Ridho.Kanti menatap nyalang ke arah Ridho."Kamu pikir dia mau mengakui anak ini hah" bentak Kanti."Bahkan 3 tahun kami menikah tak pernah dia menyentuhku sekali saja" bentak Kanti lagi.Semua pasang mata melihat pasangan itu,Kanti dan Ridho yang menyadari hal itu langsung terdiam."Mangkannya jangan kencang kencang ngomongnya jadi mereka melihat kita" ucap Ridho menenangkan Kanti.Kanti duduk di samping Ridho."Jadi begini, kamu tinggal jebak aja si Salman itu untuk mau tidur dengan kamu" sahut Ridho memberi saran pada Kanti."Caranya gimana" tanya Kanti."Serahkan semuanya padaku" jawab Ridho menyombongkan diri.***Sore ini tuan Salman pulang dengan rasa lelah, sebenarnya jika dia tak mempunyai Aisyah dia pasti sudah tinggal di kantor."Sudah pulang tuan" tanya Aisyah berjalan ke arah tuan Salman yang sedang duduk di Sofa.Aisyah menyium punggung tangan tuan Salman dengan takzim."Tuan jadi ke rumah papah" tanya Aisyah sambil mendudukan tubuhnya ke Sofa."Gak jadi Ais pekerjaan di kantor lagi numpuk" jawab Tuan Salman.Aisyah mengambil air minum untuk suaminya."Minum tuan" ujar Aisyah menyodorkan satu gelas air minum kepada tuan Salman."Terima kasih Ais" ucap tuan Salman sambil meminum air itu hingga tandas.Tiba tiba Kanti datang dan langsung duduk bersama suami dan adik madunya itu."Mas kamu akan tidur bersama Aisyah lagi" tanya Kanti langsung tanpa merasa bersalah karena membuat suaminya marah tadi pagi.Tuan Salman menatap Kanti dengan tatapan dingin dan datar."Aku akan tidur di kamar tamu" ucap Tuan Salman yang langsung pergi ke kamar."Tidurlah bersamaku mas" ucap Kanti.Tuan Salman tidak menghiraukan ucapan Kanti, dia terus berjalan ke kamarnya."Begitulah dia keras kepala" gumam Kanti yang masih bisa di dengar oleh Aisyah.Aisyah pergi ke arah dapur mengambilkan nasi untuk suaminya.Tok.. Tok...."Tuan boleh saya masuk" ucap Aisyah di daur pintu."Masuk saja" teriak tuan Salman dari dalam.Aisyah membuka pintu dan langsung masuk.Tapi Aisyah di kejutkan dengan tuan Salman yang hanya memakai handuk saja sehingga memperlihatkan dada bidangnya.Aisyah langsung memunggungi tuan Salman."Ada apa Ais" tanya tuan Salman karena merasa aneh dengan tingkah Aisyah."Tuan apa anda bisa memakai baju dulu" ujar Aisyah masih memunggungi tuan Salman.Tuan Salman langsung memakai kaos polosnya."Sudah Ais, ada perlu apa kamu kesini" tanya tuan Salman."Saya mau ngantar makanan ini tuan" jawab Aisyah sambil menyodorkan nampan yang berisi makanan dan minuman."Terima kasih" ucap tuan Salman.Tuan Salman duduk di sofa kamar itu dia menyendokkan nasi dan memasukannya kedalam mulutnya."Tuan jika anda berkenan mau kah anda membantu saya" tanya Aisyah sambil melihat tuan Salman makan."Apa" jawab tuan Salman sambil menyendok makanan ke mulutnya."Tidurlah bersama mbak Kanti tuan" sahut Aisyah.Tuan Salman langsung menghentikan makannya menaruh sendok di atas piring."Maaf tuan jika saya lancang" ucap Aisyah lagi karena merasa kalau raut wajah Tuan Salman berubah.Tuan Salman bangkit dari duduknya dia berjalan ke arah ranjang."apa kamu tau Ais, sulitnya hatiku menerima Kanti untuk jadi istriku, jika aku bisa memutar waktu aku tak akan menikahi wanita seperti Kanti" ucap Tuan Salman berat.Aisyah hanya menunduk tak bisa menjawab apa apa lagi."Saya permisi tuan" ucap Aisyah karena melihat reaksi tuan Salman sedang tak bersahabat.Saat Aisyah berlalu melewati tuan Salman yang sedang berdiri.Tuan Salman meraih tangan Aisyah sehingga membuat Aisyah jatuh ke arahnya.Brughh..Tuan Salman dan Aisyah jatuh ke atas ranjang. Mata Aisyah dan tuan Salman saling beradu pandang membuat jantung mereka berdetak tak karuan.Aisyah yang berada di atas menindih tubuh kekar tuan Salman.Lama mereka saling memandang dan membuat mereka semakin tak karuan."apa kau akan terus berada di atasku Aisyah" sahut tuan Salman sambil memainkan mata menggoda Aisyah.Aisyah tersadar dan langsung bangkit berdiri."Maaf tuan" ucap Aisyah dengan bibir yang bergetar.Grogi.. Itulah yang mereka rasakan."Saya pamit tuan" ucap Aisyah langsung berlari ke luar kamar tuan Salman.Jantung Aisyah masih berdenyut kencang.Aisyah menyenderkan tubuhnya ke dinding kamarnya.Jujur Aisyah bahagia bisa sedekat itu dengan tuan Salman.'Apa aku jatuh cinta pada tuan Salman' gumam Aisyah sambil menempelkan tangannya di dada.Begitu juga dengan tuan Salman dia tertawa tawa sendiri karena merasa bahagia karena bisa berdekatan dengan Aisyah.Walau pun hanya sebentar tapi tuan Salman menyimpannya sebagai kenangan di hidupnya.****Di sisi lain ada Kanti yang mondar mandir tak jelas, memikirkan rencana untuk bisa menjebak tuan Salman agar mau mengakui bayinya.Dengan beraninya Kanti langsung berjalan ke arah kamar tuan Salman membuka pintu tanpa mengetuknya.Terlihat tuan Salman sudah tiduran di atas kasur.Kanti langsung membaringkan dirinya di kasur sebelah tuan Salman.Entah apa yang di pikirkan Kanti sekarang, yang terpenting dia bisa menjebak tuan Salman agar mengakui bayi yang ada di kandungannya.Pagi ini tuan Salman bangun saat bangun dia melihat seorang wanita sedang berbaring tepat di sampingnya."Kanti" ucapnya terkejut.Kanti mengeliat seperti cacing,"Ada apa mas" tanya Kanti yang masih memejamkan matanya."Bangun" teriak tuan Salman marah.Kanti langsung bangkit dari tidurnya, dia menguap berkali kali di depan tuan Salman."Apa mas" tanya Kanti tak merasa bersalah."Apa kamu bisa sedikit sopan padaku Kanti" sahut tuan Salman dingin."Mas aku kan istrimu" ucap Kanti dengan enteng.Tuan Salman hanya tersenyum mentertawakan ucapan Kanti."Kamu bilang kamu istriku, kapan kau menganggapku sebagai suamimu" ucap tuan Salman menyentil hati Kanti."Kamu kok gitu mas" protes Kanti."Apa karna adanya Aisyah kamu jadi seperti ini mas" protes Kanti lagi.Tuan Salman tak menanggapi lagi karena tak ada gunanya, hanya akan menambah luka di hati mereka.Tuan Salman pergi keluar dari kamarnya berjalan ke kamar Aisyah.Untuk mengambil pakaiannya yang tersisa di lemari kamar Aisyah."Ais apa kamu sudah bangun" sahut tuan Salman tepat di depan pintu kamar Aisyah.Lama tak ada jawaban, akhirnya Aisyah keluar juga, dengan memakai mukena itu menandakan Aisyah baru selesai melaksanakan Sholat."Ada yang bisa saya bantu tuan" tanya Aisyah sambil tersenyum."Saya mau mengambil baju saya dan sekalian mandi di sini" jawab Tuan Salman dengan ragu dan takut Aisyah tak mengijinkan."Masuk saja tuan ini kan rumah anda juga" sahut Aisyah.Tuan Salman masuk dan langsung menuju ke kamar mandi.Tuan Salman melakukan ritual mandinya dengan sedikit tenang, terlepas dari gangguan Kanti.Saat tuan Salman selesai dia lupa kalau saat dia masuk dia tak membawa handuk dan baju ganti.Antara ragu dan malu tuan Salman berteriak meminta tolong pada Aisyah."Aisss" teriak tuan Salman dari kamar mandi."Iya tuan ada apa" sahut Aisyah dari balik pintu."Tolong ambilkan aku handuk Ais aku lupa membawanya" perintah tuan Salman.Aisyah hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan suaminya itu."Ini tuan handuknya" sahut Aisyah.Tuan Salman membuka pintu sedikit karena malu auratnya terlihat oleh Aisyah."Terima kasih Ais" ucap tuan Salman.Langsung menutup lagi pintu kamar mandi."Dasar tuan muda" gumam Aisyah tersenyum.Aisyah sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk suaminya.Pagi ini Aisyah merasa tak enak badan, sejak subuh tadi badannya hangat dan merasa sedikit pusing.Aisyah duduk di kursi meja makan, memijit keningnya yang semakin terasa pusing.Aisyah mengambil air minum meminumnya hingga tandas.Aisyah menidurkan kepala di meja makan karena pusing."Ais kamu kenapa" tuan Salman khawatir karena melihat Aisyah menidurkan kepalanya di atas meja."Tuan" suara Aisyah parau memanggil tuan Salman."Kamu kenapa Ais" khawatir tuan Salman."Tuan kepala saya pusing" ucap Aisyah.Tuan Salman menyentuh kening Aisyah dan benar saja kening nya panas karena Aisyah demam.Tuan Salman langsung memangku Aisyah untuk membawa nya ke kamar nya.Tuan Salman membaringkannya Aisyah di ranjang kamarnya.Tuan Salman terlihat khawatir pada kondisi Aisyah sekarang."Bibbiiii" teriak Tuan Salman pada pembantu pribadinya.Dengan sigap pembantu tuan Salman langsung berada di ambang pintu."Ada apa tuan" tanya pembantu itu s
Kanti duduk di meja Rias, pagi ini dia akan mengutarakan tentang kehamilannya itu kepada suaminya.Kanti berjalan ke arah kamar Tuan Salman, ada rasa takut di diri Kanti karena takut nya Tuan Salman tak akan menerimanya.TokkTokk"Boleh aku masuk mas" ucap Kanti sambil mengetuk pintu beberapa kali."Masuklah" teriak tuan Salman dari dalam.Tuan Salman melihat ke arah Kanti yang baru datang dia tak sangka istri pertama nya itu datang ke kamar nya."Ada perlu apa" tanya tuan Salman saat Kanti sudah duduk di pinggir Ranjangnya."aku mau bicara serius mas" ucap Kanti gugup karena takut jika suaminya itu tak percaya."Bicara apa" jawab tuan Salman ketus karena ia tak mau jika banyak bicara dengan Kanti maka akan menambah masalah lagi."Aku hamil mas, aku hamil anak kamu" ujar Kanti gugup, dia hanya menundukkan Wajahnya di hadapan tuan Salman.Tuan Salman tersenyum kecut tapi dalam hati nya dia tertawa terbahak bahak."Anak aku, memang kapan kita melakukan hal itu Kanti" tanyanya sambil te
"Jaga diri baik baik nak, kamu pasti merasa kecewa karena permintaa ibu" ucap ibu Ayu mengusap kepala Aisyah yang dibalut dengan hijab."Tidak buu jangan begitu, Aisyah ngerti kok gimana perasaan ibu" ucap Aisyah."Kalau begitu ibu pulang dulu ya, dan ingat lusa kamu dan Salman harus datang ke rumah, Iqbal akan pulang dari luar negri" ucap ibu Ayu berpamitan dengan putra dan menantunya."Ya Bu" ucap Aisyah dan Tuan Salman.Aisyah mengangguk mengiyakan permintaan ibu mertuanya.***Kanti sedang berada di cafe tempat paforitnya."Kira kira ibu sudah bicara belum ya" gumamnya sambil menyeruput minuman yang di pesannya."Hey Kanti ya" ucap seorang Wanita cantik menyapa Kanti."Hay dinar ya yang satu kampus dulu kan"Sahut Kanti pada wanita berambut panjang itu."Ya loe masih ingat ternyata, sendirian aja suami loe dimana Kanti" tanya Dinar yang langsung duduk di kursi samping Kanti."Suami gue lagi sibuk Din" jawabnya."Lama kita gak ketemu kan, gimana kabar loe sekarang" tanya Dinar."Kab
Di rumah besar kediaman keluarga Imran Alfarizki, yang memiliki hampir puluhan pembantu dan beranggota keluargakan 7 orang.Di rumah itu semua orang sedang sibuk mempersiapkan kepulangan anak kedua dari istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki yang bernamakan Iqbal Alfarizki itu.Setelah hampir 5 tahun tak bertemu, keluarga besar itu menyiapkan kepulangannya dengan sangat meriah, menyiapkan makanan dan minuman untuk menjamunya, membersihkan kamar tidurnya.Iqbal selalu di perlakukan bak raja di sebuah istana,"Lihat apa kamar Iqbal sudah siap" teriak seorang wanita Cantik keturunan Inggris dan Indo itu.Dengan mata yang biru dan perawakan yang langsing bak gitar biola, membuat dia terlihat masih seperti gadis padahal untuk umurnya sudah memasuki kepala empat."Sudah madam Rose" jawab salah satu pembantu yang masih membawa alat alat pembersih.Madam Rose dia adalah ibunya Iqbal, istri ketiganya tuan besar Imran Alfarizki.Hanya dialah yang paling tuan Imran sayangi dari ketiga istrin
Di kediaman Imran Alfarizki house,Seorang lelaki sedang duduk memandangi halaman rumahnya yang luas dia sesekali membayangkan wajah Aisyah yang sedang tersenyum."Iqbal" sahut madam Rose yang membuyarkan lamunan Iqbal tentang Aisyah."What mommy" tanya Iqbal."Tolong belikan mommy mangga muda yang ada di toko buah depan gang sana, bisa gak" sahut madam Rose sambil menyodorkan uang lima puluh ribu pada Iqbal."What no mommy I shy" sahut Iqbal merasa malu jika harus membeli mangga padahal pembantu juga cukup banyak."Malu? Tolonglah Iqbal mommy ini sedang ngidam ini juga kan adik kamu" ucapnya sedikit manja pada putra sulungnya."Iya mommy " ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkan mommynya.Iqbal berjalan di jalanan yang cukup ramai, dia melihat ke sekitar mencari tukang mangga muda yang biasanya berjualan disini.Akhirnya Iqbal menemukan juga tukang mangga muda pesanan mommynya, namun cukup jauh dari kediaman Alfarizki."1 kg pak" ucapnya."Baik den" sahut tukang mangga itu.Iqbal
Pagi ini terasa dingin karena cuaca yang kurang mendukung, Jam di dinding sudah menunjukan pukul 7 pagi. Tetapi Aisyah dan tuan Salman masih tertidur karena hangatnya selimut yang menutupi tubuh mereka.Para pembantu tak berani membangunkannya karena takut menganggu dan takut tuan Salman marah karena sudah lancang membangunkannya.Alarm di kamar Aisyah berbunyi, sehingga membangunkan mereka yang masih berada di alam mimpi.Mata Aisyah terbuka dia melihat jam Alarm yang ada di atas nakas, sengaja Aisyah menyetel alarm karena dia akan melaksanakan sholat Dhuha supaya Aisyah tak lupa."Astagfirulloh sudah siang" gumam Aisyah sambil terburu buru bangun.Aisyah melihat suaminya yang masih tertidur."Tuan bangun sudah siang" ucap Aisyah sambil menepuk pelan pipi suaminya itu.Mata tuan Salman terbuka dia tersenyum saat melihat Aisyah yang masih memakai piyama."Bangun tuan sudah pukul 7 pagi" ucap Aisyah lagi.Tuan Salman langsung bangkit dari tidurnya."Apa kesiangan, sekarang ada meeting
"Bangun tuan" ucap pak supir membangunkan Iqbal yang tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum."Diam bodoh" gerutu Iqbal masih belum sadar juga, karena terlalu banyak minum Iqbal jadi lupa kalau dia sedang berada di indonesia tempat orang tuanya.Pak supir itu turun dari mobil dan membelikan jus jeruk lemon untuk menghilangkan pengaruh minumannya."Minum ini tuan" sahut supir itu sambil menyodorkan minuman ke mulut Iqbal."Asam gob*k kau mau meracuniku" racau Iqbal memarahi supirnya itu.'Bagaimana ini pasti tuan besar marah jika melihat tuan Iqbal seperti ini' gumam supir itu.**Aisyah berjalan ke arah mobilnya terparkir di halaman, disana sudah ada supir yang sudah siap untuk berangkat mengantar Aisyah pergi ke perpustakaan."Pak ke perpustakaan yang dekat cafe ya" sahut Aisyah.Pak supir merasa kebingungan memangnya ada perpustakaan yang berdekatan dengan cafe.Aisyah mengerti kalau supirnya itu tak tau tempatnya, memang perpustakaan itu baru buka jadi belum banyak orang yang
Di malam yang begitu sunyi, Aisyah berbaring sambil menatap langit langit rumahnya, dia tak bisa tidur malam ini.Dia melihat ke arah sampingnya dimana suaminya yang tengah tertidur pulas.Aisyah menatap wajah suaminya.Tampan, gagah dan berwibawa itulah yang Aisyah lihat dari diri tuan Salman.Aisyah merasa bersyukur karena telah di pertemukan dengan tuan Salman, bahkan semasa hidup Aisyah belum pernah mencintai orang lain sebesar cintanya pada tuan Salman, terkecuali kedua orang tuanya.Aisyah berusaha memejamkan matanya yang sangat berat karena katuk nya belum datang, namun karena pikiran Aisyah sedang berkelana jadi matanya seperti enggan untuk di ajak tidur.Aisyah memikirkan kejadian tadi siang yang menimpa pada dirinya.Adegan Iqbal terus saja terngiang ngiang di kepala Aisyah, seperti film yang sedang di putar di bioskop."Aku tak menyangka Iqbal berani melakukan hal serendah itu hanya karena sakit hati karena aku" batin Aisyah, ada sedikit rasa iba pada Iqbal.Aisyah bangun d