Share

Episode 6 - Anak Boros

Galaxy berjalan menuju ruang kerja

pribadinya yang megah. Malam semakin tenggelam, suasana rumahnya sangat sunyi. Ia berjalan menuju meja besar yang menyimpan laporan yang dia pinta pada Shad siang tadi. Dia meraih lembar kertas hasil print-nan tersebut. Matanya membaca.

Verdic Wiradmatja tgl sekian,

20.000.000,-

Verdic Wiradmatja tgl sekian,

10.000.000,-

Verdic Wiradmatja tgl sekian,

3.000.000.000,-

Verdic Wiradmatja tgl sekian,

Astaga, benar-benar banyak nama Verdic yang tercantum di daftar print-out bank tersebut. Galaxy hanya memindai nama yang Verdic saja. Yang lain dia abaikan, karna memang tujuan dia memblokir kartu Star untuk menghentikan transfer ke Verdic.

'Astaga anak ini mau saja dijadikan dompetnya.'

Yang membuat Galaxy lebih miris, adalah Star itu perempuan. Tak seharusnya dia yang menafkahi pacarnya.

Dia terus berdecak.

'Kalau begini terus perusahaan ayahmu bisa corupt beneran. Dasar bocah boros.'

Galaxy meletakan kertas tersebut.

***

Keesokannya.

Diruangan rapat rumahnya, Orang-orang baru saja berkeluaran. Rapat baru selesai. Galaxy memang telah melakukan diskusi kecil bersama para kolega yang bukan dari keluarga kantornya tersebut.

Tiba-tiba, Star muncul ditengah-tengah mereka, mengenakan pakaian kasual, jeans panjang ketat dengan kaos putih sepotong yang memperlihatkan pusarnya, serta sandal bening yang memperlihat kaki putih kenyalnya serta jempol yang masih diperban. Para tamu yang melengos menuju pintu keluar pada melihatinya kagum, dengan sosok Star yang sangat cantik dan amat harum.

Galaxy sedang membelakanginya dengan bermain handphone, mengarah ke jendela.

"Hey, apa yang kau lakukan, cepat tarik lagi kartuku!!." Bentak Star menyadarkan Galaxy.

Galaxy terkejut dan menengok kesamping. Ditampilkannya sosok wanita cantik titisan khayangan. Ternyata gadis itu sudah bangun dan mandi.

Star berkacak pinggang, "Atas dasar apa kau memblokir kartu-kartuku huh??! Lancang sekali." Alisnya berkerung tak suka.

"Atas dasar apa?" Lelaki itu berbalik, "Kau lupa? Kau disini karna wasiat ayahmu. Tentu saja aku melakukan itu semua karna dasar dari wasiat ayahmu." Galaxy tak ingin Star berpikiran aneh atas tindakannya, jelas dia hanya melakukan tugasnya. Dan akan mensikat apapun yang menjadi penghambat tugasnya. Termasuk Verdic pacarnya sekalipun.

Star nyaris gila mendengar alibi itu, "Hah..!!" dia berdecak, mengeleng-geleng, tidak percaya akan selalu di skakmat oleh alibi basi seperti ini. Sialnya Galaxy memang bisa berlaku seenaknya karna telah mendapat persetujuan tertulis dari ayahnya.

Galaxy meraih lembaran print-out semalam, lalu mengawurkannya di depan Star.

srakk.

Berlembar-lembar kertas yang tidak di steples dan di klip itu mengapung dengan bebasnya di sekitar muka Star. Mata Star membelalak. Ada satu kertas yang menyangkut didadanya.

"Aku menemukan catatan yang tidak sehat direkeningmu. Tentu aku harus bertindak."

"Apa?"

Galaxy menarik kursi, "Sudah berapa banyak huh?? Uang yang kau kerahkan untuk pacarmu itu?? Kau sendiri saja tidak bisa menghitungnya kan?!." Galaxy sudah duduk kemudian memainkan ponselnya lagi yang digeletak dimeja. Acuh.

"Hey, itu kan privasiku. Kau seharusnya tidak ikut campur sampai kesitu-situ dong!!." Star membuka tangannya seperti mempertanyakan.

Galaxy menatapnya, "Aku tidak peduli dengan segala privasimu. Tapi coba kau periksa lagi!!" matanya mengarah kelembar-lembar yang berserakan. Menyuruh Star untuk membacanya.

Star meraih salah satu lembar yang menempel didada idealnya, kemudian melihatinya.

"Memangnya itu wajar?? Dia bukan siapa-siapamu, tunangan saja bukan, kau terlalu berlebihan. Apalagi kau ini perempuan. Yang cerdas sedikit dong Star!! Lihat juga situasimu yang sekarang! Yang kemarin itu transferan terakhir. Tidak ada lagi hari esok!." Tegas Galaxy tak mau dibantah.

Star benar-benar mati kata. Lidahnya terbelit, Galaxy memang ada benarnya, dia memang sudah kelilit kebiasaan bodoh pada Verdic. Tetapi dia tetap berlagak emosi, menjungjung tinggi egonya.

"Mulai sekarang kau pakai kartuku. Aku akan limitkan sebulannya 8 juta untuk uang jajanmu. Kalau mau belanja keperluan, aku sudah sediakan kartu khusus." Galaxy bicara dengan alis kerung serta sorot mata tajam, kemudian kembali melihat Iphonenya.

"Apa??? 8 juta? hey, tidak bisa begitu!! kau mau mencekikku?."

Star menampik, tentu saja itu sangat tidak cukup untuknya yang biasanya sekali jalan paling kecil menghabiskan 1 juta. Galaxy memang sengaja, supaya Star tidak bisa transfer-transfer lagi pada Verdic, dan tidak menghambur uangnya untuk hal yang tidak perlu. Dia juga akan mendidik Star dengan cara bagaimana menggunakan uang yang seharusnya.

"Tidak ada penolakan, kalau begini terus kau bisa jadi curandus."

Curandus adalah orang yang dibawah pengampuan. Orang yang berkategori, Boros, dungu, gila, tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

"Ah kau memang sudah menjadi curandus sih." Galaxy menyengir sendiri. Mengingat posisi Star yang memang belum cakap atau bisa mengurus harta kekayaan ayahnya, dan dia yang jadi pengampunya juga.

"Hey jangan sok superior seperti itu. Mentang-mentang memimpin perusahaan besar dan perusahaan ayahku. Kau pikir orang lain tidak bisa melakukannya? aku juga bisa melakukannya! Jangan belagak, sok paling kau saja yang bisa!! lagian siapa juga yang menyuruhmu mengurus perusahaan ayahku, kau kerajinan!!!."

"Kau juga tidak berhak, seharusnya akulah yang mengurusnya." tambahnya.

Galaxy menarik senyum, "Huh, kalau begitu, apa kau mau mengurus perusahaan ayahmu bersama dengan pacarmu?" alisnya menaik.

Star terjedar.

Galaxy menyeringai ala mencebik, "Kalau seperti itu, silahkan saja, dengan senang hati aku akan melepasnya!" Dia tersenyum penuh kemenangan disinyalir mengejek, "Nanti aku akan rekomendasikan kurator terbaik yang sudah sangat pro memperjuangkan perusahan pailit." Tawarnya.

Star mengepal, "Sialan kau, berani-beraninya meremehkan." Tubuhnya sudah bergemetar, wajahnya memerah benar-benar kesal, tidak suka dinilai sepele seperti ini. Tenggorokannya sudah sakit.

"Kenapa?? kau kan punya pacar andalkan dong!! jangan menjajaninya terus." Galaxy semakin menjadi-jadi mengejeknya. Tahu saja Verdic itu orangnya seperti apa.

Star benar-benar terpukul mendengarnya. Dia tahu Verdic memang tidak bisa diandalkan untuk soal seperti ini, meskipun dia sudah menaruh harapan banyak padanya.

"Hmm??" Galaxy menaikan sebelah alisnya, masih dengan senyuman tipis yang mempermalukan.

Bibir Star sudah mengeriting, ia tidak tahan lagi. Pada akhirnya pun dia menangis, "Sialan.. awas saja kau !!! aku akan merebut kembali hakku, seenaknya saja kau mengatur...Hikss." Gadis itu menangis dengan sesegukan, tak terima kalah debat. Buliran air mata menjatuhi pipinya.

Shad langsung masuk keruangan mendengar nonanya yang menangis kejer seperti anak kecil. Dia datang dengan gelapan diekstrai panik.

"Nona kau kenapa?" Tanyanya dengan melongo kaget.

"Hikss, hikss, sialan kau Galaxy.. berani-beraninya mau memangkas semua uangku... hikss..hiks.. memangnya tidak cukup semua harta warisan ayahku kau pegang, hikss... " Star menutup wajahnya dengan lelukan lengan.

Galaxy hanya diam saja melihatinya, bibirnya tersenyum sedikit nakal. Lucu juga melihat Star menangis seperti itu, ternyata gadis itu manjanya benar-benar kolaps.

"Kau bedebah kepa*at, serakah... semuanya saja kau rebut... hukk..hukk... kini kau tahan kartuku, apa sajalah kau ambil." Star mencengkram kaos dadanya, "SEKALIAN JUGA AMBIL JANTUNGKU!!" dia mulai bicara ngaco untuk tuduhannya, masih disertai menangis.

Galaxy masih tersenyun menarik melihatinya.

"Tolong ikuti sesuai prosedur nona, jangan buatku sulit. Lakukan sesuai permintaan ayahmu. Kau ingin segera menandatandani surat warismu kan?? makannya ikuti intruksiku. Aku tidak tertarik dengan harta warisanmu."

"Hiks, pembohong!"

"Aish.. sudah-sudah bawa dia keluar Shad, dia belum sarapan. Nanti dia sakit lagi, bawa dia keruang makan." Suruh Galaxy melirik Shad, masih terselip aksi perhatian.

Shad mengangguk, "Ayo nona." Shad memandunya.

"Hwaa... dasar pelit, masa dikasih 8 juta, mau membunuhku dia." Rengek gadis itu tampak manja sambil berjalan menuju keluar didampingi Shad.

"Sudah nona." Shad berusaha menenangkanya, dengan mengusap lengannya.

Galaxy yang melihat ini tersenyum payah.

'Dasar gadis unik. Aku melakukan semua ini demi kebaikannya juga. Astaga... Bisa-bisanya dia masih berpikiran buruk tentangku.' Dia menyeringai sendiri merasa tertantang ingin terus melakukan beberapa hal yang membuat Star sampai sadar.

Star sudah dibawanya Shad ke meja makan.

"Pokoknya tidak bisa seperti ini hiks.. hikss." Dia masih menangis sesegukan sambil memakan potongan Strawberry yang telah dicampur susu dan kue telur.

Biasanya perminggu uang jajannya bernominal xx.xxx.xxx, tapi sekarang dunianya jungkir balik.

Hap. meskipun wajahnya berlinangan air mata, dan tenggorokannya sakit, Star tetap menganyem. Shad yang melihat tingkah konyol Star tentunya terkekeh didalam hati.

"Kalau uangku diambil, lalu bagaimana dengan perawatanku nanti??" Dia menangis sambil melahap lagi dan mikir-mkir tentang nasib skincare dan perawatan mahal rutinnya.

Para pelayan yang melihati nona barunya itu pada cengar-cengir.

"Mengesalkan.. huuu...." Sambil terisak cemberut, Star meraih handphonenya.

Ada notifikasi pesan masuk, 'Sayang kamu belum transfer?' Pesan Verdic yang mengingatkan 100 jt ibunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status