Share

Episode 4

Di gedung kebesaran perusahaan ayahnya Star. Galaxy sudah terduduk di kursi rapatnya. Ia baru saja selesai meeting penting bersama para komisaris perusahaan Rameron, ayahnya Star. Galaxy juga sudah menandatangi akta perubahan pemegang saham perusahaan. Dia dinobatkan sebagai direktur utama pengganti sementara ayahnya Star berdasarkan surat kuasa direktur yang telah dilegalisir Notaris.

Semua orang sudah keluar terkecuali Galaxy bersama sekertarisnya diruang rapat tersebut.

Galaxy sedang memeriksa beberapa lembar dokumen penting sebelumnya. Berusaha mempelajari, dan memikirkan ancang-ancang bagaimana kedepannya dia akan menjalankan perusahaan ayahnya Star. Setidaknya sekarang ia jadi memimpin 8 perusahaan besar. Tanggung jawabnya menjadi semakin banyak, otaknya pun banyak diputar.

Galaxy menghembus, sejujurnya dia jadi kurang fokus gara-gara tadi melihat Star dengan Verdic. Ia jadi teringat dengan perkataan mendiang ayahnya Star.

'Anak itu terlalu bodoh, dia tidak bisa membedakan mana lelaki yang baik mana yang tidak.'

Galaxy termenung, 'Benarkah begitu?? Gumam batinnya.

Mendadak dia teringat scene, dimana Star berkata, 'Pacarku sudah menjemputku diluar. Aku tidak bisa membuatnya menunggu lama-lama.'

"Hhhh." Galaxy menghembus, memejamkan matanya. 'Mau punya pacar atau tidak, bukan urusanku.'

Ia membuka matanya lagi, kemudian menggerakkan ballpointnya dengan gesit, menulis oret-oretan isi surat pernyataan yang nantinya akan diketik oleh staffnya.

'Aku hanya menjalankan saja tugasku untuk membimbingnya sampai dia siap memegang perusahaan ini. Selebihnya bukan urusanku.' Galaxy menghembus tak mau ambil pusing. Baginya memikirkan dirinya dan pekerjaannya saja sudah penat apalagi ditambah anak keras kepala seperti Star.

Rasanya dia tidak terlalu mau banyak pikiran saat ini. Ia hanya akan melakukan apa tindakan yang simpelnya saja untuk Star. Selesai menulis. Dia meraih handphonenya, memanggil sekertaris yang dikhususkan mengurus dan memantau tindakan Star secara diam-diam.

Sekertaris ini juga usulan ayahnya Star sebelum meninggal. Dia adalah Shadow, orang yang bertanggung jawab penuh atas Star, tetapi tidak boleh sampai ketahuan, takutnya nanti Star akan kembali manja, dan mengkacungkan Shad, seperti Diaz asisten pribadinya sebelumnya.

Shad muncul keruangan rapat.

"Iya tuan?"

Galaxy melirik.

"Mulai besok, nonaktifkan segala kartu kredit dan debitnya Star. Lalu nanti malam kirim laporan semua riwayat penggunaan kartunya hari ini dan sebelumnya."

Shad melongo.

Galaxy tersenyum, "Oh iya, sekarang limitkan penarikan saldonya, jangan sampai lebih dari 10 juta." Dia menyeringai seakan puas dengan keputusannya.

Star di kampusnya sedang mengambil uang di gerai ATM. Saldonya masih melimpah ruah, ia hanya mengambil 2 juta. Disampingnya ada Verdic menunggu.

'Hah, ternyata ATM-ku masih aman. Dia gak menariknya??' Bingung Star, dia kemarin sudah was-was takut seluruh saldo rekeningnya ditarik atau diblokir Galaxy guna untuk alibi wasiat ayahnya.

Biasanya kan di film-film begitu, dan begitu juga dikehidupannya.

Dia mengambil uang merah tersebut, dan memasukannya kedalam dompet.

Yah untuk berjaga-jaga, nanti malam aku akan tarik semua. Dia terdiam sebentar mengingat jumlah saldonya terlalu besar, 'Ah tidak, sebagian saja. Setidaknya sampe cukup sewa apartemen selama 2 tahun, kalau aku diharuskan kabur dari rumah itu.'

Star sudah tahu pasti aparterment sekarang yang dipunyanya akan ditahan juga, pokoknya fasilitas yang dipunyanya semuanya pasti akan disita. Makanya dia harus punya uang candangan untuk membeli sekaligus menggantikan semua fasilitas yang dipunyanya saat ini.

Dia berencana akan menarik uangnya malam setelah pulang dari kampus. Star memang mengambil 2 jurusan, di kelas reguler yang paginya dia mengambil jurusan kesenian, lalu di reguler sorenya sampai malam dia mengambil manajemen bisnis.

Jam sudah menunjuklan dia harus masuk kekelasnya, karna dosen sudah datang. Verdic melambai.

"Sampai ketemu nanti sore sayang!" Ucapnya sambil mengecup kening Star sekilas. Lelaki itu akan pergi, dan kembali lagi kekampus nanti sorenya. Karna Verdic hanya mengambil satu jurusan, dan kebetulan sekelas dengan Star.

"Bye sayang, awas aja kalau kamu nongkrong-nongkrong sama mereka lagi."

"Iya enggak sayang." Verdic berjalan menuju parkiran mobilnya.

Star menatap pacarnya itu dengan raut gelisah serta khawatir. Ia tak mau Verdic menongkrong lagi sama anak-anak berandalan yang suka poya-poya perempuan.

Star sudah masuk ke gedung fakultas, menuju ruangan dimana dosennya berada.

Disela pelajaran, ia terbengong menatap dosen yang sedang presentasi. Pikirannya melalang buana entah kemana. Ia masih tidak tenang dengan suasana sebatang karanya ini. Ia temurung lesu menatap bindernya.

'Ayah, aku kangen kamu.' Cemberutnya.

'Kini kau sudah ketemu ibukan?' Star mengelus kertas pink bindernya sedih.

'Bagaimana apakah dia beneran cantik sepertiku?'

Seumur hidup Star memang belum pernah bertemu dengan ibunya, selain melihat di foto. Gadis itu terus merengut, serasa ingin meneteskan bulir mata. Namun sekarang bukan waktu yang tepat.

Star teringat dengan Diaz, asisten pribadinya yang berasal dari london. Lelaki tampan itu adalah teman curhat terbaiknya.

Selesai mata kuliah utama, Star di telpon Verdic. Dia sedang berjalan di lorong, yang kiri kanannya kelas.

"Apa 100 juta?" Star melongo sesaat, walaupun sebenarnya dia tidak kaget-kaget banget, "Buat apa sih sayang?"

"Ah iya, penting banget ibuku masuk rumah sakit. Di g****e-adsence, aku belum bisa cairin lagi duit, soalnya belum kekumpul."

Verdic memang seorang youtuber terkenal nomer satu yang tampan. Tapi tidak sedunia hanya seasia tenggara saja.

"Kau tahukan sekarang ayahku lagi gabisa mengurus perusahannya karna stroke. Ibuku juga masuk rumah sakit hampir serangan jantung."

Star memang tahu kalau kondisi keluarga Vedric sedang kacau, begitupun juga dengan bisnis keluarganya yang hampir pailit.

"Ah iya-iya nanti aku kirimkan." Star mengkerut, walaupun agak aneh, hanya masuk rumah sakit sebentar, paling juga rawat inap beberapa hari kok bisa sampai harus 100 juta, herannya.

"Setelah selamat dari serangan jantung ibu pingsan sayang, gatau koma atau gimana."

"Yaudah nanti malem aku kerumah sakit." Star berencana akan menyerahkan uangnya pas dia kerumah sakit dan melihat langsung.

"Ehh, mamaku di rawat di Kalimantan. Dia lagi di Kalimantan sayang."

Star terdiam, meskipun sedikit curiga. Rasanya dia ingin menceploskan, 'Kau tidak sedang memerasku kan?' Tapi sekarang dia tidak bisa ngegas seperti itu karna ini masalah ibu, apalagi masuk rumah sakit. Tidak cocok situasinya untuk dia ngamuk atau menolak.

'Hyuhh.' Star menghembus, Verdic memang belakangan ini selalu merepotkannya soal materi.

Kemarin dia terpaksa harus menambal 3 milyar, karna Verdic hampir dipenjarakan atas penipuan bisnis koleksi tas brandednya. Yah beruntung masalahnya tidak jadi besar dan sampai keruang publik, karna keburu Star mengganti ruginya dan membungkam media.

"Sayang boleh pinjem dulu 8 juta, aku lagi di bandara mau jemput temen sekalian mau pesen tiket buat nanti ke kalimantan." Verdic benar-benar sedang kere.

Star menggeram, tapi kembali lagi dia menghembus menenangkan dirinya.

'Ingat waktu itu.. ingat yang waktu itu.' Star mengobati amarahnya dengan mengingat-ngingat awal pacarannya bersama Verdic, yang begitu royal padanya.

Memberi perhiasan berlian mahal, menyewa pulau pribadi orang lain, yah usahanya waktu itu sudah melebihi cukup untuknya.

Mata Star terpejam, 'Mungkin sekarang dia lagi beneran susah. Pacaran itu emang harus seperti inikan, selalu ada disaat susah dan senang.' Star membuka matanya, membuka iphone dan aplikasi m-bankingnya. Dia mentrasnfer uang 8 juta itu pada rekening Verdic.

"Sudah tuh yah."

Verdic berteriak senang, "Terimakasih sayang, emuachh."

Star mendumel dihatinya. 'Kalau bukan karna cinta, kau sudah kutinggalkan dari dulu.' Umpat hatinya.

Sayangnya Star selalu kalah dengan ekspesi manis dan wajah tampan Verdic yang meluluhkan siapapun wanita.

Di Auditorium tempat seminar.

Galaxy duduk di sofa khusus yang paling depan dekat panggung, karna memang dia tamu khusus. Lelaki itu menyimak obrolan dari narator dengan baik, tiba-tiba handphone disaku celananya bergetar.

Galaxy penasaran, karna hari ini dia baru saja memerintahkan sesuatu yang menarik pada Shad untuk Star. Dia mengeluarkan handphonenya berharap notifikasi itu adalah pesan atau pemberitahuan yang diinginkannya.

Dia tersenyum smirk, saat melihat layar Iphonenya. Benar rupanya, itu pemberitahuan, bahwa Star baru saja menggunakan saldo atmya untuk mentransfer uang sejumlah 8 juta untuk Verdic.

"Dasar anak bodoh, mau saja diperas."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status