Share

Episode 2

Star turun dari mobil yang disetiri Galaxy. Dia menjingjing dua koper kecil bewarna plum pucat dan pink dikedua tangannya lalu menghempasnya dengan kasar ke tanah.

"Ughhh." dia mendengus sebal.

Galaxy turun dari mobil. Star menatap rumah Galaxy yang besar berlantai 6 dengan mendumel.

'Kenapa ayah ingin aku tinggal dirumah Orang aneh ini sih, mengesalkan saja.' dia menendang pintu mobil hitam tersebut dengan kencang, tanpa sadarnya

"Hei pelan-pelan. Jangan berlaku kasar-kasar, dirumah orang yang akan mengurus Harta ayahmu nanti." Galaxy pergi melewatinya.

"Huuh." Star langsung mendengus dan mengejek pria itu dari belakang.

'Apa orang itu gulung tikar ya? Masa gada supir gak ada pelayan sama sekali. Masa dia yang nyetir sendiri.' Deliknya sebal menatap sekeliling halaman, kemudian punggung bidang Galaxy.

'Ah iya sih, dia emang perebut harta warisanku.'

Galaxy menaiki anak tangga yang ada didepan terasnya dengan lurusnya tak peduli dengan keberadaan wanita itu.

Star berteriak menatap punggungnya

"Hei memangnya tidak ada pelayanmu yang akan mengangkat koperku apa??" herannya

Langkah Galaxy langsung terhenti, dan dia menengok kebelakang.

"Jangan manja. Angkat saja sendiri, ini bukan rumahmu." ungkapnya yang langsung berbalik dengan dingin.

Star melongo tak percaya pria itu akan memperlakukanya apatis seperti itu.

"Apa sih dia nyebelin banget." Tangannya menggepal, tubuhnya mendidih, dia serasa ingin merobek mulutnya.

Star sudah masuk kedalam rumahnya, terlihat sangat besar bahkan sampai membuatnya melongo untuk beberapa saat karna dia bingung harus kemana tidak ada orang yang menyambutnya. Tadi tiba-tiba saja Galaxy menghilang.

'Ah gila sih, ni orang mengasingkan diri ya dirumah ini?' Star mengambil gawai ditasnya, hendak menelpon Diaz pelayan pribadinya.

Rumah Galaxy terlihat sepi, tidak ada satupun pelayan yang terlihat.

"Ckk, si Diaz juga dari tadi ku telpon tidak aktif. Ck." Star sungguh kesal, alisnya sudah mengkerut sama dengan hatinya. Dia mencoba menelpon kepala pelayan dirumahnya.

Sudah terhubung, "Iya nona?"

"Ah, coba tolong cari Diaz. Suruh dia kesini, kerumahnya si Rav-"

Tiba-tiba handphone itu direbutnya Galaxy. Star melongo. Dia kaget kapan Galaxy ada disisinya?

"Apa-apaan, kembalikan!" Ia berusaha meraihnya lagi, namun Galaxy mempermainkan gerikan tangannya.

"Kau ini punya masalah apa sih?" Star menyerah, dan kini mengkerut marah padanya.

"Kau mau menghubungi Diaz?"

"Iya. Emang kenapa dia itu pelayanku. Suka-sukaku-lah mau menghubunginya atau tidak. Lagipula, sepertinya kau tidak akan memberikanku pelayan kan disini?" ketusnya meninggikan suara.

Galaxy bergeming. Star mencoba meraih lagi handphonenya.

"Tidak bisa."

Mata Star membesar.

"Diaz sudah kusuruh pulang ke negaranya."

Star melongo, tenggorokannya mencoba membunuh suaranya, "A-a-aapa?!" Terbatanya antara kesal dan tak menyangka, "Sial!"

"Jangan hubungi dia lagi. Dia sudah ku kontrak mati, untuk tidak bekerja lagi padamu. Aku sudah memberinya 17 Miliar sebagai jaminan." Galaxy membayangkan Diaz sekarang sedang mengawur-ngawur uang hijau mengunung pemberiannya.

"Dia pasti sedang bersenang-senang. Oh iya aku pakai uang ayahmu." Galaxy tersenyum picik.

"Apa-apaan ini, kok kau jadi seenaknya gini?!"

"Ingat yang dikatakan ayahmu sebagai wasiat. Segala keputusanku adalah mutlak." Galaxy menyengir kemenangan.

Star masih terpatung di tempat. Lelaki itu hendak berbalik meninggalkannya.

"Oh iya kau cari saja kamarmu sendiri, semua pelayan dirumah ini sedang berlibur. Aku sudah menamai kamarmu. Silahkan cari saja yang menurutmu katanya pas sepertimu."

"Akhgh." Star langsung pergi meninggalkannya dengan kesal.

Disepanjang lorong dia terus mencari kamar yang tidak dikunci atau bertuliskan nama yang seperti Galaxy katakan.

'Sialan, banyak sekali kamarnya. Memangnya ini motel?? Atau jangan-jangan orang itu memang menyediakan motel khusus??' Seketika Star begidik.

'Ewhh.. Menjijikan sekali. Apa ayah tahu kalau dia itu orang jahat? Kenapa ayah sampai rela membiarkan aku harus tinggal dengannya, meragukan sekali.

Star sudah menemukan pintu yang bertuliskan 'Harta Warisan.'

"Kurang ajar sekali orang ini." dia langsung merobek kertas yang tertempel dipintu itu dan meremasnya, kemudian membuangnya ditempat itu juga.

Sesudah didalamnya, Star menapakkan bokongnya di pinggiran kasur. Dia menghembus.

'Jadi ayah bilang aku harus tinggal ditempat ini sampai aku wisuda. Setelah itu baru aku akan mendapatkan Harta warisan sepenuhnya? Tapi kenapa begitu? Memangnya orang kejam itu bisa melindungiku??'

Dia cemberut mengingat perlakuan Galaxy yang sangat tidak bersahabat, lalu menatap keluar jendela.

'Ayah.. setelah kau pergi semuanya langsung berubah. Aku juga tidak yakin apa aku bisa bertahan ditempat ini, tapi aku akan menjalani permintaanmu.' dia memejamkan matanya untuk sebentar.

Saat membuka matanya, Star melihat ada pria berambut silver menongol dicelah pintu, seperti mau memasuki kamarnya.

"Huh?" Star tersentak, dan melotot panik, "Siapa kamu?!!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status