Share

Anakku bukan Yatim

Suara klakson mobil menjeda suasana keharuan yang menyelimuti keluarga kami. Bapak berdiri dan bergegas keluar. Aku tidak tahu siapa tamu yang datang. Apa mungkin itu Bang Yaqin?

Entah kenapa hati ini masih mengharapkan kedatangannya karena mencari kami, lalu berlutut dan memohon agar kami bersatu lagi dalam pernikahan yang sakinah.

"Mobil si Mamat sudah datang. Kalian berangkat sekarang sama Ibu, Nur. Bawa yang perlu-perlu saja nantinya. Lemari, springbed dan sofa gak usah dibawa. Rumah kita tidak akan muat," ujar Bapak.

Aku membuang napas teratur, menata hati yang sempat berharap hujan turun di saat kemarau hati.

Aku harus mengikhlaskan kalau memang jalan hidup kami sudah berbeda. Kami masih di dunia yang sama dengan hembusan angin yang mungkin tak jauh berbeda, tapi visi dan misi kami sudah berbeda. Itu sebabnya kami tidak tinggal seatap lagi.

"Ayo, Nurul. Kenapa malah bengong?" sentak Ibu.

Aku tersenyum hambar dan mengikuti Ibu, mengambil tas dan pamit ke Bapak mau rumah lama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status