Share

Hikmah di Balik Musibah

"Ibu malu sama kamu, Nur. Sholat shubuh saja Ibu biasanya kesiangan. Malas bangun karena tidak ada yang buru-buru mau kemana. Padahal Ibu ini sudah bau tanah. Entah berapa tahun lagi kesempatan di dunia ini yang tersisa," celetuk Ibu dengan mata berembun.

Aku tersenyum dan mengusap pundak wanita yang menganggapku sebagai putrinya. Beliau tidak segan mengakui kekurangannya, padahal saat berkunjung ke rumah kami dulu, Ibu sangat cepat bangun. Aku lah yang segan jadinya jika masih pulas di saat mertua sudah sibuk di dapur.

"Maut tidak memandang usia maupun sehat, Bu. Banyak orang muda dan juga tidak punya penyakit yang tiba-tiba dipanggil menghadap Sang Pencipta. Nurul ini pernah hampir putus asa karena sakit yang tiada kunjung sembuh dan berharap kalau Allah mencabut nikmat hidup dari dunia ini. Tapi ternyata Allah memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri. Jadi tidak ada kata terlambat, kita sama-sama memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Ibu juga jangan pernah bilang lagi ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status