Share

Hold off
Hold off
Penulis: Anjar Putri

00. Prolog

Tepuk tangan meriah terdengar setelah nama Bobby Aland di umumkan sebagai pemenang 'Show Me Your Voice.' Penonton, juri, staff, dan peserta eliminasi yang hadir ikut merasakan kebahagiaan, haru, suka cita atas perjuangan Bobby yang mendapat hasil memuaskan setelah berjuang 4 bulan tak terkecuali Yamaha Thomson yang menjadi runner up.

Yama memeluk Bobby, dia menepuk-nepuk pundak Bobby keras sebagai rasa bangga atas kemenangan Bobby. Ini kompetisi, sudah biasa ada yang menang dan ada yang kalah. Yama berlapang dada atas kekalahannya karena Bobby sangat luar biasa. "Jangan nangis." Yama tertawa yang tak lama ikut menangis karena melihat Bobby menangis.

Bobby tertawa sambil mengeluarkan air mata, dia bergantian memeluk Yama saat semua juri naik ke atas panggung. "Jangan nangis!" Peringat Bobby mengikuti ucapan Yama membuat mereka tertawa dan melepas pelukan karena Matahari, Juri SMYV menghampiri mereka.

"Selamat, Bobby atas kemenangannya. Kamu benar-benar luar biasa." Bobby mengangguk sambil tersenyum lebar, dia benar-benar tidak menyangka akan menjadi pemenang. "Untuk Yama jangan berkecil hati apalagi patah semangat. Menjadi runner up tidaklah buruk. Di luar sudah banyak yang menunggu untuk tanda tangan kontrak." Yama tertawa, dia mengangguk sopan dan mengucap banyak terima kasih.

Yama melihat bangku penonton VVIP. Dia melembaikan tangan pada adiknya, Mikaila Thomson yang mendukungnya dari awal audisi sampai final. Yama mengepalkan tangan, mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara memberi semangat Mika yang menangis di bangku penonton. "Jangan nangis." Ucap Yama tanpa suara yang di balas anggukan Mika walau tetap menangis.

Yama menoleh saat staff menganggilnya. Dia ke tengah panggung untuk sesi foto bersama dan penyerahan hadiah.

2 tahun sudah berlalu.

Kenangan indah menjadi runner up SMYV masih tersimpan jelas di ingatan Yama saat semua orang ikut menangis haru atas kekalahannya. Saat penggemarnya menunggu di luar gedung berteriak meminta maaf karena tidak bisa membuat Yama menjadi juara pertama. Saat Mika menangis haru. Saat perjuangannya selama 4 bulan bersaing dengan ribuan peserta kembali terulang.

Hari ini Yama tersenyum lebar di depan lima belas ribu penonton yang datang ke konser solonya dan dua puluh lima ribu penonton online. Yama sama sekali tidak menyangka dia masih berdiri di atas panggung dan memiliki banyak penggemar.

"Terima kasih semuanya!"

"Yama love youmaha!"

"Jaga kesehatan dan sampai bertemu lagi!"

Tepuk tangan bergemuruh saat Yama membungkuk sembilan puluh derajat sebelum meninggalakan panggung. Rasanya baru saja Yama menyanyi lagu pembukaan untuk konsernya dan secepat ini mengucap selamat tinggal ke pengemar.

"YAMAAAA TAKE CARE!"

"WE LOVE YAMA."

"YOUMAHA ALWAYS HERE WITH YAMA."

"YAMA TAKE YOUR SELF!"

Yama turun dari panggung, dia selalu merasa haru setelah menyelesaikan konsernya. Stylis yang ada di bawah segera mengerumuninya untuk membantu Yama melepas atribut konser dan memberinya kipas portabel.

Manager datang, Hansol bertepuk tangan bangga pada Yama. "Congratulation for your 2nd solo concert, Yama."

Yama tersenyum, dia berjalan ke arah manager lalu memeluknya erat. "Thanks, Hansol." Ucapnya lalu bersama-sama menuju ruang tunggu di mana Mika di sana menonton dari layar monitor, tak lupa Yama membawa gitar legendnya yang baru saja menemaninya menyanyi.

"Mika tidur?"

"Belum." Jawab Hansol. "Dari tadi sibuk main HP. Gak tau kenapa, marah-matah mulu." Lapor Hansol yang menjadi korban kemarahan Mika saat Hansol menawari minum atau saat Hansol bilang kalau konsernya sudah selesai dan mengajak Mika ke back stage.

"Cowok?"

Hansol mengangkat bahu bertepatan mereka sampai di depan ruang tunggu. Dengan segera Yama membuka pintu yang langsung menemukan Mika duduk dengan wajah cemberut memangku Thor -anjing Yama- sambil melihat ponsel dengan wajah fokus.

Yama meletakkan gitar lalu menghampiri Mika, dia mengecup puncak kepala Mika membuka si empu terlonjak kaget sampai Thor lompat dari pangkuan. "Bang!" Amuk Mika karena di kagetkan.

"Kenapa? Kenapa marah-marah?"

Mika menyerahkan ponselnya ke Yama yang langsung di terima dan di baca. Mata Yama bergerak membaca kata-demi kata yang ada di layar ponsel yang semakin lama wajahnya mengendor "Biarkan! Orang iri." Titah Yama meletakkan ponsel Mika di meja. Hansol yang mengusak bulu Thor hanya memperhatikan.

Sudah bukan menjadi hal baru pro kontra bersinarnya karir Yama merembet ke Mika. Jujur Yama kesal, Yama capek, ingin marah saat antis membawa-bawa adiknya. Tapi dia tidak bisa menutup mulut antis satu persatu. Kalau di ladeni yang ada cepek sendiri. "Sepuluh akun yang hate kamu. Ada seribu akun yang bela kamu. Biarkan saja jangan di ladeni. Enggak usah baca komentar jelek."

Mika menghembuskan nafas panjang. Dia kembali memangku Thor saat anjing itu mendekat.

Mika bukan tipe orang pengujar kebencian atau mengomentari kejelekan orang lain atau kekurangan orang lain di matanya. Untuk itu dia ingin timbal baik. Mika ingin selama dia tidak berkomentar buruk pada orang lain, orang lain juga tidak berkomentar buruk padanya. Tapi tidak bisa karena dunia ini luas, bukan hanya berputar di Mika.

Mika merebahkan diri si sofa panjang, dia mengangkat Thor yang kegirangan sambil menggerak-gerakkan ekornya.

Yama yang melihat Mika sudah tenang, berganti baju untuk makan malam bersama sepuluh lucky fans. Dia memakai baju casual santai dan mengapus riasan untuk menjaga kulitnya tetap sehat. "Kamu enggak ikut makan malam?" Tanya Yama yang melihat Mika enggan beranjak bermain bersama Thor.

"No!"

"Ya sudah. Biar Mas Hansol yang bawa makanan ke sini."

Mika hanya bergumam membuat Yama dan Hansol pergi meinggalkan ruangan.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status