Share

03. Kegaduhan di pagi hari

Setelah makan malam, Mika tidur bersama Yama dan Thor di kamar belakang karena badannya benar-benar lelah dan butuh istrirahat sampai dia tidak tahu kalau jam 10 malam listrik desa di padamkan untuk menghemat pasokan listrik ke desa. Membuat pagi ini Mika bangun lebih awal dari biasanya.

Ayam berkokok terus bersautan membuat Mika duduk sambil mengucek mata, Thor yang tidur di kaki Mika juga terbangun karena merasakan pergerakan Mika. 

Mika menguap. Dia turun dari kasur saat semua nayawanya terkumpul, menuju koper untuk mengambil baju olahraga yang akan di gunakannnya untuk berolahraga pagi di luar bersama Thor. 

Mika memilih bra sport Calvin Klein warna hitam, jaket hoodie crop dada terbuka dan celana training adiddas warna navy. 

Setelah memakainya, Mika langusng keluar melalui teras kamar saat melihat Yama masik tidur lelap di balik selimut yang menutupi semua badannya termasuk kepala. Tidak lupa memasang tali leher Thor untuk berjaga-jaga kalau Thor lari. 

Di luar, udara segar langsung menyambut membuat Mika menghirup udara dalam-dalam sampai terasa dadanya lega karena terisi udara asri yang benar-benar bersih. Udara desa berbeda dengan udara kota. Udara desa segarnya segar alami oleh tanaman dan bau embun yang membasahi tumbuhan serta tanah. 

Thor ikut kegirangan merasakan udara sejuk desa. Anjing kecil itu mengnggong sambil berlari mengitari kaki Mika membuat Mika ikut berlari dan tertawa menggoda Thor.

Walau pagi seperti ini, warga desa sudah memulai aktivitasnya. Seperti beberapa petani yang lewat depan rumah sambil menoleh pada Mika. Bapak tetangga depan yang sedang memandikan burung. Ibu penjual bahan masakan yang sudah di kerumuni pembeli. Tetangga samping yang sedang memangkas tanaman bonsai dan entah bapak dari mana tiba-tiba menyapu di depan pagar bonsai rumah Mika. 

Sinar matahari mulai turun mengenai wajah Mika saat dia melakukan gerakan lokomotor dari ujung belakang ke ujung depan rumahnya bersama Thor. Setelahnya melakukan gerakan Squat lalu beristirahat sebentar. Mika baru tersadar kalau sekitar rumahnya ramai dengan bapak-bapak yang melihatnya saat dia menggendong Thor dengan nyaman sambil mengusak bulu Thor. 

Rasa takut, was-was mulai muncul dari dalam diri Mika secara tiba-tiba saat panic attacknya muncul. Mika memeluk Thor lebih kuat sampai membuat Thor mengenggo saat beberapa ibu-ibu menghampiri Mika yang langsung menutup badannya dengan kain kotor berwarna kecoklatan. 

Thor yang ikut kaget, loncat. Anjing kecil itu bersembunyi di balik kaki Mika. 

"Kamu pendatang baru sudah berani-beraninya telanjang di depan rumah. Kecil-kecil mau jadi jalang kamu, ha?!"

Mika mengenggam tangannya kuat-kuat sampai merasakan kukunya menancap di kulit. Rasa takut di dalam dirinya semakin bertambah saat kerumunan semakin ramai membuat Mika merasa mual dan ingin menangis. 

Ibu-ibu yang memberi kain kotor pada Mika mengambil kain yang jatuh itu lalu menempelkannya pada badan Mika membuat Mika termundur dan menolak. Tentu saja dia merasa jijik karena kainnya kotor dan bau. 

Ibu berdaster merah yang terlihat sudah geram di belakang menghampiri Mika lalu menjambaknya membuat Mika menangis karena dia merasa tidak salah apapun tapi di perlakukan sedemikian rupa. Kenapa warga desa jahat kepada pendatang baru. "Kamu tuh cantik, masih muda. Carilah yang masih muda di luar sana atau cari cowok kota. Jangan ganjen sama bapak-bapak yang sudah beristri-berbuntut."

Mika diam. Dia tidak berani melawan karena rasa takut menguasai dirinya dari pada keberaniannya untuk melawan atau hanya mengucap satu kata. Air mata terus keluar saat jambakam semakin kuat. Thor yang tau kesakitan Mika mengonggo keras sambil memutar-mutar di kaki ibu berdaster merah membuat si ibu loncat tunggang langgang karena takut dengan anjing. 

"Ayo bawa ke balai desa biar di adili satu kampung!"

Mika terisak karena dia di seret dengan di jambak rambutnya. Dia memberanikan diri melihat satu persatu wajah ibu-ibu yang telah menjahatinya. Sekarang bukan cuman ibu-ibu dan bapak-bapak. Bahkan anak kecil juga ikut mengerumun melihat apa yang terjadi. 

Yama yang mendengar suara samar keributan dari luar bangun dengan nyawa masih belum terkumpul saat mendapati Mika tidak ada di sampingnya dan pintu teras terbuka. Dia keluar, seketika membelalak saat melihat adiknya di seret dengan rambut di tarik. 

"Ada apa ini?"

Pak Anas dan Mia yang baru kembali dari pasar ikut mendekat melihat keributan apa yang terjadi sampai lupa menaruh belanjaan lebih dulu sebelum datang. Akhirnya mereka mendekat dengan tangan yang menenteng tas berisi kebutuhan untuk warung.

"Astaga." Mia langsung menarik Mika dan membebaskan Mika dari tarikan ibu berdaster merah. "Ada apa ini?"

"Mbak Mia jangan membela bocah jalang ini! Dia menggoda bapak-bapak dengan bertelanjang di depan rumah."

"Adik saya tidak bertelanjang! Dia memakai pakaian." Amuk Yama tidak terima. Dia menarik Mika lalu menyembunyikannya di belakang badannya. Thor yang sedari tadi menggonggo dan menjauh berlari menuju Mika. 

Mia mulai memahai situasi. Dia mencoba menengakan kedua belah pihak. "Ini kesalah pahaman."

"Kesalah pahaman apa mbak Mia?" Protes ibu-ibu. 

Pak Anas mengangkat lengan, menengakan warganya "lebih baik kita diskusikan baik-baik sambil duduk. Mari." Ajak Pak Anas mengarahkan warga ke warungnya yang memiliki banyak kursi. 

Yama duduk di hadapan ibu berdaster merah, sedangkan Mika berdiri ketakutan di belakang Yama sambil menggendong Thor. Pak Anas dan Mia duduk menyudut sedangkan sebagian warga duduk di kursi panjang dan sebagian berdiri.

"Jadi kesalah pahaman apa yang mbak Mia maksud? Jangan mentang-mentang kakaknya tampan mbak Mia membela jalang kecil ini."

"Adik saya bukan jalang!"

Pak Anas menarik Yama agar tidak tersulut emosi. Dia menenagkan Yama memberi kode untuk percaya pada Mia. "Negara kita ini luas. Memiliki macam-macam budaya, adat, ras dan suku bangsa. Di kota tempat Mas Yama dan Mika berpakaian seperti ini sudah biasa apalagi saat berolahraga. Tapi menjadi tidak etis saat di kenakan di desa kita karena desa kita masih minor dengan pakaian seperti itu." jelas Mia.

"Tapi karena mereka tinggal di desa kita, harusnya mereka mengikuti standar kita bukan kita yang mengikuti standar mereka." Protes ibu berdaster merah.

"BETUL!" sorak ibu-ibu kompak. 

Mika semakin ciut, dia memeluk Thor lebih erat membuat Thor berontak dan menendang punggung Yama. Yama yang sadar ketakutan adiknya mengambil tangan Mika lalu menggengamnya erat. Dalam hati bersumpah akan membalas siapa saja yang ada di balik kehancuran karirnya sampai membuatnya di asingkan ke desa jahat yang mengadili adiknya yang tidak bersalah. 

"Betul. Saya setuju. Tapi mereka masih baru di sini, butuh penyesuaian. Kalau salah harusnya di tegor baik-baik apalagi Mika masih kecil. Mika juga tidak bermaksud menggoda bapak-bapak."

Yama menghembuskan nafas panjang. Dia takut terlalu lama di ke ramaian akan berdampak pada trauma Mika. Apalagi Mika yang menjadi terdakwa. "Saya minta maaf atas kegaduhan pagi ini. Saya dan Mika akan menyesuaikan cara berpakaian warga desa. Sekali lagi saya minta maaf atas kelalaian saya menjaga Mika."

Ibu berdaster merah mulai luluh. Beliau mulai memahai setelah mendapat penjelasan dari Mia dan permintaan maaf tulus dari Yama. "Baiklah. Saya dan ibu-ibu juga meminta maaf karena sudah mengatai Mika dan menjambak rambutnya. Kami akan menegor dengan baik, memberi tahu dengan baik saat berpakaian atau tingkah laku kalian tidak sesuai standar desa."

"Semuanya sudah jelas?" Ucap pak Anas berdiri. "Silahkan kembali ke rumah masing-masing dan kandangi suami masing-masing agar matanya tidak jelalatan!"

Semua warga desa akhirnya bubar. Mereka kembali kerumah masing-masing dengan ibu-ibu yang menarik suaminya senagai hukuman karena jelalatan melihat yang bening langsung di jadikan sebagai tontonan. Anak-anak juga ikut bubar dan melanjutkan permainan yang sempat tertunda. 

Yama berdiri. Dia berpamit pada Pak Anas dan Mia untuk pulang bertepatan dengan seorang laki-laki muda seusia Mika baru saja turun dari becak. Yama yang tidak memiliki uruan dengannya langsung berlalu. 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status