Hansol yang baru memasuki practice room memijat pelipis saat melihat artis barunya tiduran di sofa sambil bermain nintendo switch dengan santainya padahal dua hari lagi comebacknya akan berlangsung. "Bobby!"
Bobby melihat Hansol sekilas lalu tidak peduli banyak. "Persiapa apa saja yang sudah lo lakuin buat comeback gue?" Tanya Bobby tanpa mengalihkan perhatian dari game.
"Ngantur jadwal promosi, kerja sama beberapa iklan, variety show penganti Yama."
"Bagus."
"Tapi lo harus berlatih, Bob! Lo enggak bisa santai kayak gini. Banyak yang harus lo persiapkan. Gue baru dapat laporan dari pelatih katanya lo enggak mau latihan."
Bobby berdecak. Dia menatap Hansol dengan pandangan tidak suka. "Gue juara pertama SMYV. Enggak perlu persiapan suara gue sudah bagus. Langsung perform sekarang juga bisa."
"Lo belum apal liriknya. Enggak usah sok! Cepat latihan!" Hansol berjalan menuju pi
Mika keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk, dia baru saja mandi dan kini mengenakan setelah hoodie oversize milik Adidas. Setelah kejadian kemarin, Mika lebih banyak mengenakan pakaian panjang atau oversize walau harus cuci-kering pakai karena dia hanya membawa sedikit pakaian panjang."Thor.""Thor, dimana kamu?""Thor?"Mika memanjangkan leher, dia berjalan ke arah kandang yang ada di dekat TV. "Thor?" Mika jongkok di depan kandang Thor, melihat kandang Thor terbuka Mika melebarkan mata dengan jantung yang mulai berdetak lebih cepat. "Thor, kamu dimana?"Mika menggantung handuk, dia mengigit bibir bawah sambil menggerakkan matanya ke segala arah karena panik juga bingung. "Thor?" Mika mulai was-was, dia menghembuskan nafas panjang. Mencoba berfikir positif.Mika mencari Thor di kamar, tidak ada. Di ruang tamu, tidak ada. Di dapur, juga tidak ada. "Astaga, Thor." Mika bingung, rumah ini tidak terlalu luas ha
Yama berulang kali meminta maaf pada Asahi karena baru stay setengah jam di perpustakaan, pulang. Walau Asahi bilang sudah menyimpan materi belajarnya di drive yang bisa di buka offline di rumah, tetap saja Yama tidak enak. Padahal niatnya pamit pada Asahi tadi untuk pulang dulu kalau Asahi masih membutuhkan internet. Tapi Asahi malah ikut pulang.Selama perjalanan pulang, Yama masih memikirkan pembicaraannya dengn Hansol di telvon tadi. Yama benar-benar tidak menyangkan Hansol sejahat itu padahal Yama sangat mempercayainya. Hansol sangat licik, dia pandai memanfaatkan kelemahan Yama untuk membuat Yama tetap di desa ini unuk melancarkan rencan yang Yama tidak tahu.Sebenarnya bisa saja Yama kembali ke kota tanpa sepengetahuan Hansol tapi akan sangat bahaya bagi kesehatan mentalnya dan kesehatan mental Mika karena keadaan di kota sedang caos. Walau tidak membuka sosial media pasti ada saja berita itu, entah dari TV, koran, majalah
Tepuk tangan bergemuruh mulai tedengar samar saat dia kembali ke back stage dengan berjalan angkuh menuju ruang tunggu. Beberapa staf stasiun TV yang menyapa di acuhkan begitu saja karena menganggap tidak ada gunanya. Walau Hansol menegor dengan menyenggol lengan tapi Bobby tidak peduli.Bobby merebahkan diri di sofa sambil membuka atribut panggung menyebabkan beberapa aksesoris rusak karena di lepas asal atau tertindih badan. "Sudah trending di berapa kota?"Hansol menghembuskan nafas panjang. Dia duduk menyudut dari Bobby. "Dua belas kota."Bobby terkekeh angkuh "bagus dong. Dulu Yama cuman delapan kota." Ucapnya merasa bangga karena comebacknya sukses besar walau harus menganti genre musik rocknya ke hip-hop melow.Hip-hop melow. Nada hip-hop tapi liriknya melow sesuai ke adaan anak-anak muda jama sekarang yang sering di goshting. Singkatnya, lagi sedih di jogetin."Delapan kota tapi du
Semenjak kejadian Mika di bawa Erik pergi walau Erik mengantar Mika ke petshop karena Thor terluka, Han dan gengnya sering mengontrol rumah Mika dan sering nongkrong di warung Pak Anas. Han dan gangnya juga sering ke rumah Mika saat Yama memainkan gitar di depan rumah membuat mereka semua mulai akrab.Han sering mengajak Thor bermain. Beda dengan Asahi yang takut dan menghindar saat Thor mendekatinya. Ngomong-ngomong soal Asahi, dia sudah kembali ke kota.Entah kenapa semakin lama, Han ingin menjaga Mika dan menjauhkan Mika dari jangkauan Erik. Mungkin karena dia merindukan sosok adik yang sudah pergi karena kesalahannya.Yama menghentikan permainan gitarnya karena menguap. Dia menepuk pundak Alik (teman Han) yang ada di sampingnya "Kalian pulang aja, tidur di rumah." Titahnya pada tiga teman Han yang mendapat tugas berjaga.Yama merasa seperti memiliki bodyguard pribadi karena setiap hari rumahnya selalu di jaga. Yama jadi tidak e
Yama keluar saat mendengar suara Mia di depan rumah. Dia mengambil rantang dan mengembalikan rantang seperti biasa karena sudah masuk jam makan malam. Kening Yama menyerngit saat melihat warga desa beramai-ramai turun ke jalan. Obor di depan rumah yang biasanya hanya satu atau dua yang menyala kini sampai lima obor membuat jalanan lebih terang dari biasanya. "Ada apa, Mbak Mia?""Medekati waktu panen ada acara adat kebo-keboan, mas. Nanti ada semacam arak-arakan 30 orang di dandani menyerupai kerbau keliling kampung."Yama mengangguk. Pasti seru, ingin bergabung tapi Mika tidak bisa di keramaian. Di depan rumahnya benar-benar ramai terutama di warung Mia. Dari anak kecil hingga orang tua semua turun ke jalan menunggu arak-arakan."Mari gabung, Mas. Sebentar lagi sampai ke sini." Ucap Mia saat mendengar suara-suara dari kejauhan. "Ajak Mika sekalian, pasti senang."Yama mengangguk, dia menoleh saat Mia ters
Yama menyajikan teh hangat yang baru di buatnya beberapa menit yang lalu di dapur. Dia mempersilahkan Kristal untuk minum. Kristal menurut walau minum hanya sedikit karena rasanya aneh, air rebusannya tidak cocok di lidah Kristal.Mika yang baru meletakkan Thor di kandang ikut bergabung di ruang tamu. Sejenak melupakan bad moodnya karena senang kedatangan Kristal.Hening, tidak ada yang membuka obrolan. Dua orang yang dulu saling mencintai dan hangat kini dingin seolah saling membenci. Dua orang yang dulu mengantungkan kebahagiaannya satu sama lain kini saling melupakan dan mencari kebahagiaan masing-masing."How are you, Krystal?""Soso. Not bad not good, Yama.""Bang Yuno sehat kan?""Sure.""Kak Tiffany?" Tanya Mika. Yama tidak akan menanyakan kabar Tiffany karena dia sangat membenci kakak iparnya itu. Bukan karena penghalang
Mika berbagi selimut dengan Kristal. Mereka benar-benar tidur di mobil sedangkan Yama dan Mister Joe di rumah. Sekarang sudah hampir jam 12 malam, Kristal sudah tidur walau beberapa kali terbangun membuat Mika pura-pura tidur atau kalau tanpa sengaja tertangkap Kristal masih terjaga, Mika pura-pura merubah posisi atau mengulet.Mika mengintip ke luar jendela, di sibaknya korden untuk melihat area luar. Erik belum terlihat batang hidungnya sama sekali sejak tadi. Dia jadi hilang semangat untuk tetap stay. Apa kembali saja?Melihat Erik yang sepertinya tidak akan datang, Mika menarik selimut sampai menutupi wajahnya. Dia menghembuskan nafas panjang. "Perempuan yang tadi siapa ya?" Batin Mika. "Apa gara-gara sibuk dengan perempuan itu Erik melupakan janjinya?""Oh atau aku ke tempat rahasia sendiri? Siapa tahu Erik di sana.""Enggak mungkin dia ada di sana, buktinya tidak datang menjemput padahal sud
Mika belum mengeluarkan suara sejak keluar dari tempat rahasia. Hatinya penuh bunga dan perutnya penuh kupu-kupu. Hanya berjalan di samping Erik, kecupan Erik masih terasa nyata. Thor mengonggong membuat Mika memakai tudung jaket untuk menutupi wajah merah juga wajah tersenyumnya sampai akhirnya wajah Mika turun saat mengingat sesuatu."Perempuan semalam siapa?""Siapa?""Yang semalam boncengan sama kamu.""Oh, Rika."Mika melirik Erik sinis di balik tudung jaketnya, dia kecewa. Rasanya ingin marah saat Erik hanya menjawab singkat seolah tidak ada beban dan perasaan bersalah. Padahal Mika penasaran siapanya Rika. "Ck!" Baru saja di buat melambung tinggi sudah di buat terjun bebas.Atau di sini hanya ada satu hati yang belum terbalas? Berciuman bisa di artikan banyak hal kan? Bisa saja Erik hanya napsu bukan cinta. "Ck!" Mika jadi ragu untuk tetap stay padahal tadi