Share

Gairah Berbahaya Sang Billionaire
Gairah Berbahaya Sang Billionaire
Author: Vee_nue

Bab 1. Gadis Penebus Hutang.

“Cepat bayar utangmu U$ 5 juta atau rumah dan putrimu akan kami ambil untuk dijadikan sebagai penebus utang,” desak anak buah Christian setelah menghajar Ruben hingga babak belur.

Ruben merangkak mendekati Christian, sang billionare muda berhati dingin dan kejam. Lelaki tua yang doyan berjudi itu memeluk erat kaki Christian untuk memohon sedikit pengampunan.

“Tolong jangan ambil putriku, Tuan. Aku akan segera membayar utangku secepatnya,” ujar Ruben.

Christian mengibas kasar kakinya hingga Ruben terjengkang ke lantai, ia kesal setengah mati karena sepatu kulitnya seharga puluhan ribu dollar menjadi kotor terkena tetesan darah Ruben. “Sial!! Kau telah mengotori sepatuku, pergi!! Menjauh dariku!!”

“Tuan Christian, bagaimana kalau anda ambil saja keponakanku sebagai penebus utang? Aku mempunyai keponakan yang sangat cantik melebihi putriku, anda bisa menjadikan keponakanku sebagai wanita penghangat ranjangmu,” tawar Ruben tak mau menyerah.

“Memangnya keponakanmu secantik apa sehingga kau berani menawarkannya kepada tuan Christian? Selera tuan Christian terhadap wanita sangatlah tinggi dan beliau tidak pernah tidur dengan wanita sembarangan,” timpal Erick, ia tahu betul selera sang bos besar sehingga ia berbicara mewakili Christian.

“Keponakanku sangat cantik dan dia masih perawan, dia juga sangat cerdas. Jika dijual pastilah harga keponakanku sangat tinggi, sebentar lagi Rain pulang kuliah dan Tuan pasti akan menyukai keponakanku setelah melihatnya sendiri,” jawab Ruben, semangat.

Tepat waktu!! Rain baru saja sampai di rumah setelah Ruben selesai berbicara, langkah kaki Rain terhenti setelah ia mendengar suara keributan di dalam rumah. Manik hazel sang gadis menatap ke arah deretan mobil mewah Mercedes-Benz V8 Biturbo SUV milik sang billionare yang terkenal kejam dan dingin di Los Angeles, puluhan pasang mata seketika tertuju ke arah Rain begitu kaki mulus gadis cantik berkulit putih itu memasuki rumah.

"Dia pulang!! Rain sudah pulang," pekik Ruben kegirangan begitu melihat sang keponakan.

Sepasang mata bermanik biru menatap tubuh Rain dari ujung rambut hingga ke ujung kaki dengan seksama, walaupun hanya menatap sekilas ia tampak puas dengan sosok cantik Rain yang dinilainya lumayan.

"Erick.” Christian hanya melirik sekilas ke arah Rain, memberikan kode singkat kepada tangan kanannya tanpa banyak berkata-kata dan Erick pun paham dengan maksud dari lirikan sang big bos.

"Baik Tuan Christian," ucap Erick.

“Simon, cepat bawa gadis itu ke mobil,” titah Erick kepada salah satu lelaki bertubuh tinggi nan kekar.

"Lepaskan aku!! Apa yang sedang kau lakukan? Paman ... ada apa ini? Siapa mereka? Dan kenapa mereka ingin membawaku?" Rain mencengkeram lengan gempal sang paman sambil sesekali mengguncangnya kasar untuk meminta jawaban atas pertanyaannya.

"Pamanmu berhutang sebesar 5 juta dollar kepada tuan Chistian dan pamanmu tidak bisa membayar hutangnya sehingga ia menyerahkanmu kepada Tuan Christian sebagai penebus hutang," jawab Erick.

"Apa? Tidak mau!! Aku bukan barang yang bisa paman gunakan sebagai penebus hutang, aku keponakanmu, Paman!! Kenapa paman tega sekali kepadaku," tolak Rain dengan tegas.

"Keponakan apa, huh?! Kamu itu hanyalah beban bagi keluargaku, selama ini kau hanya bisa menyusahkanku saja dan sekarang sudah saatnya kau membalas budiku karena sudah membesarkanmu," hardik Ruben.

"Aku mohon jangan lakukan ini kepadaku, aku akan membayar semua uang yang telah paman keluarkan untuk membesarkanku. Aku akan berhenti kuliah lalu mencari pekerjaan dan semua uang tabungan pendidikan dari mendiang papa akan aku beriksan kepada paman tapi tolong jangan biarkan mereka membawaku," pinta Rain, mengiba.

"Sudah terlambat!! Tuan Christian sudah terlanjur menginginkanmu dan tidak ada yang bisa menolak keinginannya," ujar Erick.

Erick memberi kode kepada salah satu anak buahnya untuk segera membawa Rain, seorang lelaki bertubuh kekar dan berwajah garang berjalan mendekati Rain lalu membopong gadis itu di bahunya. Punggung kuat nan kokoh kini menjadi samsak pukulan sang gadis yang terus memberikan perlawanan kepada sang lelaki,.

"Turunkan aku!! Aku tidak mau ikut!! Jangan bawa aku pergi," teriak Rain.

"Cepat masukkan ke mobil," titah Erick kepada sang lelaki bertubuh kekar.

"Baik."

Rain dibawa masuk ke dalam salah satu mobil Mercedes Benz, dilemparkan begitu saja ke bangku mobil bagai sekarung kentang.

"Paman, tolong bebaskan aku. Aku pasti akan membayar semua hutang-hutang paman Ruben tapi tolong jangan bawa aku," pinta Rain dengan wajah memelas.

"Diam!! Jangan berisik lagi atau tuan Christian akan mencincang tubuhmu lalu membuangnya ke jalanan kota Los Angeles," bentak sang pria berwajah garang yang kini duduk di sampingnya.

Rain hanya bisa menangis tersedu-sedu, ia tidak berdaya melawan segerombolan pria berbadan kekar yang memakai setelan jas warna hitam yang kini duduk di kedua sisi dan mengapit tubuh mungilnya.

Manik hazel yang kini dibasahi air mata itu hanya bisa menatap nanar rumah sederhana yang sudah beberapa tahun ia tempati semenjak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil, kalau saja ia boleh memilih tentu saja ia akan memilih tinggal di panti asuhan daripada tinggal bersama sang paman.

"Kau, jangan pernah datang lagi ke klub malamku atau aku akan meledakkan kepalamu dengan pistolku!!" Ancam Christian.

"Ba ... baik tuan." Ruben berlutut sambil menempelkan kedua tangannya yang ia letakkan di depan wajahnya yang tampak babak belur setelah dihajar anak buah Christian.

Christian menendang bahu gempal Ruben hingga terjengkang ke lantai, langkah kaki panjangnya berjalan cepat meninggalkan rumah sederhana di pinggiran kota.

Rombongan mobil mewah sang billionare pergi berurutan sesuai barisan akan tetapi rombongan mobil terpisah menjadi 2 setelah melewati lampu merah, 3 mobil berbelok sedangkan satu mobil yang ditumpangi Rain berjalan ke arah yang berbeda.

Satu jam berlalu dan kini mobil yang ditumpangi Rain berhenti tepat di depan mansion mewah nan megah, pintu gerbang berdiri kokoh tinggi menjulang dan ada banyak penjaga bersenjata lengkap yang menjaga di depan pintu. Alih-alih merasa takjub, bulu kuduk Rain malah berdiri dan ia tampak ketakutan melihat para penjaga bertampang menyeramkan.

"Ayo cepat masuk."

"Tolong bebaskan saya, Tuan. Saya janji akan membayar semua hutang paman Ruben tapi tolong jangan lakukan ini kepada saya," pinta Rain, menangis mengiba.

Lengan ramping Rain diseret masuk ke dalam mansion dimana semua pelayan sedang berjajar rapi membentuk dua barisan, Erick masuk dengan gagahnya lalu ia berdiri tepat di tengah

"Kepala pelayan, perintahkan beberapa pelayan wanita untuk membersihkan gadis ini dan beri pakaian yang layak karena nanti malam tuan Christian akan tidur dengannya. Jangan buat kesalahan atau kau tahu apa yang akan dilakukan tuan Cristian jika kau membuat kesalahan," titah Erick.

Seorang pria tua berperawakan sedang maju mendekati Erick lalu membungkukkan badannya pertanda bahwa ia paham dengan perintah Erick.

"Baik, Tuan. Apakah ada lagi yang lain?" Tanya sang kepala pelayan.

"Tidak ada, kalian boleh pergi dan lakukan saja semua yang aku perintahkan," jawab Erick kemudian berjalan pergi.

****

Malam harinya.

Pulang bekerja, Christian langsung menuju ke kamarnya. Meskipun ia bersikap dingin dan terkesan tidak merespon kehadiran Rain yang sedang duduk di sudut ruangan tapi ekor matanya terus melirik sosok gadis cantik yang berpakaian seksi di sudut ruangan, Christian dengan cueknya melepaskan satu per satu pakaian yang dikenakannya tanpa menghiraukan Rain yang sedang ketakutan.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau berakhir menyedihkan di atas ranjang seperti wanita murahan," gumam Rain, panik.

Saat Rain sedang bergelut dengan pikirannya untuk mencari jalan keluar dari masalahnya, pintu kamar mandi terbuka. Manik Hazel Rain terpaku pada sosok Christian yang hanya mengenakan handuk sebagai penutup tubuh bagian bawahnya sedang bagian atasnya tidak memakai  apa-apa, dada bidang yang kuat dan dihiasi bulu-bulu halus tampak berkilauan saat masih basah.

Perut Christian dihiasi enam kotak kokoh yang mampu menyihir mata wanita serta lengan kekar dengan otot mencuat di permukaan kulit putih kemerahan.

Rain hanya bisa menelan saliva saat melihat sosok sempurna sang billionaire tampan yang begitu menyihir indera penglihatannya. Jantungnya berdebar kencang tak karuan saat memikirkan tubuh kekar menggoda yang sebentar lagi akan merenggut mahkota kesuciannya.

"Tidak tidak tidak!! Apa yang sedang aku pikirkan?! Aku seharusnya mencari cara untuk bisa terlepas dari cengkeraman Christian bukannya malah membayangkan hal yang menyeramkan," ucap Rain di dalam hati.

Rain menggelengkan kepalanya sambil menutup mata dan begitu membuka mata, ia melihat Christian sudah berada di depan mata. Lelaki itu sedang duduk di sofa dan ia masih ... belum memakai pakaian?!

"Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panas dan menggairahkan," ujar Christian dingin.

"A ... aku akan membayar hutang paman Ruben dan aku tidak tidak akan kabur darimu tapi tolong lepaskan aku, Tuan. Aku bukan gadis murahan yang bisa kau ditiduri sesuka hati hanya karena pamanku telah menjualku kepadamu," ucap Rain.

"Semua wanita murahan juga tidak pernah mengakui kalau mereka murahan!! Tapi mereka tetap saja mau menjual diri demi mendapatkan uang untuk memenuhi gaya hidup, serahkan saja tubuhmu untuk kunikmati dan aku akan memberimu hadiah mahal jika kau bisa memuaskanku," tukas Christian.

Christian bangkit lalu berjalan mendekati Rain yang sedang duduk meringkuk di sudut seperti tikus sedang terpojok. Ia mencengkeram lengan ramping sang gadis, menariknya kasar lalu melemparnya ke atas ranjang.

"Tuan Christian, tolong hentikan. Jangan lakukan ini kepadaku," pinta Rain mengiba.

Bersambung.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
CG. BA
Seronok membacanya
goodnovel comment avatar
Basri M Djulunau
Menarik alur cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status