Share

Bab 4. Cepat Atau Lambat Aku Akan Merenggut Keperawananmu!

Christian tidak memiliki pilihan lain, ia terpaksa membuka semua baju Rain dan tidak menyisakan satu helai benang pun yang menempel di tubuh sang gadis. Christian juga membuka pakaiannya lalu memakaikan kemejanya di tubuh Rain, dengan susah payah ia membuat api unggun dengan membakar potongan-potongan kayu yang berserakan di dalam gudang untuk menghangatkan tubuh dari serangan hawa dingin yang menusuk ke tulangnya.

Christian mendekap erat tubuh Rain yang masih menggigil kedinginan, mantel bulu tebal dan besar miliknya ia gunakan untuk selimut. Christian mengeringkan pakaian Rain dengan mendekatkannya di api unggun, lelaki bertubuh jangkung itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Rain untuk saling menghangatkan tubuh.

"Shit!!" Umpat Christian ketika ia menatap bibir ranum Rain.

Jantung Christian berdebar kencang ketika kulit tubuhnya bersentuhan dengan tubuh sang gadis, ia mati-matian menahan buncahan hasratnya yang membuat kepala serta seluruh tubuhnya berdenyut. Christian memang lelaki kejam dan dingin, ia juga sudah meniduri puluhan wanita dengan begitu mudahnya.

Christian juga sudah melihat serta merasakan berbagai bentuk tubuh wanita seksi, akan tetapi belum ada satu pun wanita yang mampu membuat jantungnya berdebar. Tapi, kini ada yang berbeda. Jantung Christian rasanya ingin melompat keluar dari dadanya ketika ia menatap bibir Rain yang terlihat sangat menggoda.

Keesokan paginya ....

Badai salju sudah reda, Christian bergegas memakaikan celana serta jaket uyang sudah kering ke tubuh Rain, gadis itu masih lemas sehingga ia hanya bisa pasrah ketika tubuhnya disentuh oleh Christian. Lelaki gagah itu menggendong Rain keluar dari gudang dan langkah kakinya tiba-tiba terhenti saat ia melihat dua gadis di depan pintu gudang,

"Ka ... kamu siapa? Kenapa kau bisa bersama dengan si kutu buku itu?" Tanya Laura sambil menatap Christian dengan ekspresi wajah terkejut.

Christian menatap nyalang ke arah dua gadis yang ia percayai sebagai pelaku yang mengunci Rain di gudang. "Apa kalian berdua sudah gila!! Kalian berdua yang telah menelanjangi Rain di tengah musim dingin lalu menguncinya di gudang!!"

"Anda jangan seenaknya menuduh kami seperti itu!! Kami berdua bisa melaporkan anda ke kantor polisi karena sudah menuduh kami," tantang Mikha tanpa rasa takut.

"Lakukan saja!! Laporkan aku!! Aku akan menuntut kalian berdua atas tuduhan percobaan pembunuhan, akan kupastikan kalian berdua mendekam di penjara selama bertahun-tahun," sengit Christian balik menantang kedua gadis.

"Memangnya anda siapanya si kutu buku itu?! Jangan coba-coba mengancam kami atau anda akan menerima akibatnya, kedua orang tua kami mempunyai kekuasaan dan juga jabatan tinggi negara ini. Sebutkan nama anda dan lihat dalam beberapa jam, kau akan menjadi gelandangan yang terlunta-lunta di jalanan," ujar Laura sesumbar.

"Namaku Christian Abraham dan Rain adalah tunanganku! Sekarang sebutkan nama kedua orang tua kalian dan kita akan lihat siapa yang akan menjadi gelandangan, orang tua kalian atau aku." Christian semakin sengit menantang kedua gadis sombong yang berdiri di hadapannya.

"Nama papaku adalah Fellix Fabrisio dan papaku adalah direktur utama di perusahaan raksasa Abraham Company," ucap Laura dengan penuh kebanggaan.

"Anthony Steward dan jabatan papaku adalah direktur keuangan di Abraham company," ungkap Mikha.

"Dan apa pekerjaanmu? Paling pekerjaanmu hanyalah karyawan rendahan yang biasa disuruh oleh atasanmu untuk membuat kopi," ledek Laura.

Christian tersenyum sinis lalu ia berkata. "Kalian bertanya apa pekerjaanku? Satu jam lagi kalian akan mengetahui apa pekerjaanku yang sebenarnya, sebaiknya kalian berdua bersiap-siap untuk menjadi gelandangan 1 jam lagi."

Christian berlalu pergi meninggalkan kedua gadis sombong yang selalu membully Rain, ia tidak punya banyak waktu untuk meladeni mulut jahat gadis-gadis sombong yang selalu gila akan barang-barang mahal dan bermerek.

"Dasar pria miskin dan bodoh!! Kau yang akan menjadi gelandangan bukan kami!! Dasar berengsek," teriak Laura kencang.

Laura dan Mikha tertawa lantang dan Christian bisa mendengarkan tawa kedua gadis sombong yang selalu membully Rain, tapi lelaki itu hanya berlalu begitu saja tidak memerdulikan ocehan atau hinaan laura dan Mikha karena Rain harus mendapatkan pertolongan secepatnya.

Christian memasukkan Rain ke dalam mobil lalu memasangkan sabuk pengaman, lelaki tampan itu membawa gadisnya pulang ke rumah.

****

Rain melenguh pelan, kedua matanya menyipit agar ia bisa melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi cahaya terang benderang. Tubuhnya sudah tidak lagi menggigil kedinginan karena ia sudah berada di tempat yang hangat dan bajunya juga sudah ....

"Apa?! Siapa yang mengganti bajuku? Lalu ... lalu saat Christian membuka semua bajuku ... ah tidak mungkin!! Aku pasti sedang bermimpi--"

"Itu bukan mimpi!! Aku yang membuka semua bajumu lalu menghangatkan tubuhmu agar kau tidak mati kedinginan," timpal Christian cepat.

Rain langsung berjingkat, ekspresi wajahnya tampak kebingungan lalu ia kembali mengintip tubuhnya di balik selimut. Ia hanya mengenakan tanktop dan celana panjang, otaknya berusaha mengingat-ingat kembali kejadian nyata yang baginya terasa seperti mimpi buruk.

"Tapi ... bagaimana kau bisa melakukannya kepadaku?! Bukankah kita sudah berjanji untuk memberikanku waktu 365 hari?" Protes Rain cepat, matanya berkaca-kaca menahan tangis.

"Aku tidak pernah melanggar perjanjian 365 hari, aku hanya membuka semua bajumu untuk menyelamatkan nyawamu dan aku tidak melakukan apapun kepadamu." ujar Christian.

"Dan satu hal yang penting yang harus kau tahu, aku tidak suka bercinta dengan wanita yang pasif. Aku sangat menyukai perlawanan wanita saat bercinta di ranjang, jadi kau seharusnya bisa tenang sekarang karena kau masih tetap perawan meskipun aku sudah menyentuh seluruh bagian tubuhmu," sambung Christian.

"Kau ... kau tahu darimana aku masih perawan?" Pekik Rain kaget.

Christian memutar bola matanya, menganggap pertanyaan Rain sebagai lelucon. "Tentu saja aku tahu kau masih perawan, aku membuka semua bajumu. Kau tahu apa artinya, bukan?"

Tubuh Rain makin lemas bagai jelly, ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan wajahnya terlihat pucat.

"Kau memang sangat jahat!! Seharusnya kau biarkan aku mati kedinginan," ucap Rain.

Christian bangkit dari sofa lalu ia berjalan mendekati Rain yang sedang duduk di ranjang, lelaki itu gagah itu perlahan-lahan menaiki tubuh sang gadis yang kini terbaring di bawahnya, Christian mendekatkan bibirnya ke telinga Rain lalu ia mengucapkan kata-kata yang membuat Rain merinding.

"Aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja karena aku semakin menginginkanmu setelah melihat tubuh indahmu. Dan ingat baik-baik ucapanku, cepat atau lambat aku akan merenggut keperawananmu," ucap Christian dengan suara beratnya.

Rain terisak, ia terus memiringkan kepalanya karena wajah Christian semakin mendekat ke wajahnya.

"Sekarang tidurlah, nanti malam kita akan bicara lagi karena aku harus pergi ke kantor. Ada urusan penting yang harus segera kuselesaikan," titah Christian.

Christian menuruni ranjang, ia menyelimuti Rain sampai sebatas leher kemudian berjalan pergi meninggalkan kamar sang gadis. Christian tampak sangat gagah dalam balutan setelan jas abu-abu, kaki panjangnya melangkah lebar tak sabar ingin segera sampai ke kantor untuk menyelesaikan urusan penting dengan para direktur perusahaannya.

Erick dan beberapa bawahannya menyambut kedatangan Christian di lobi, berjaloan di belakang sang pimpinan dan menanti titah keluar dari mulut sang pimpinan.

"Erick, panggil Fellix dan Anthony ke ruang meeting. Siapkan catatan kinerja mereka selama beberapa tahun terakhir dan suruh mereka berdua untuk memanggil putri mereka ke kantor," titah Christian sambil terus berjalan memasuki lift.

Erick terlihat bingung dengan perintah sang pimpinan yang tergolong agak aneh, tapi Erick hanya diam saja tanpa berkomentar apapun karena ia sangat yakin kalau Christian pasti mempunyai alasan dibalik perintah anehnya.

Christian duduk di kursi yang menghadap ke jendela membelakangi Fellix dan juga Anthony yang sedang saling melempar pandangan, kedua direktur berbeda divisi itu tidak mengetahui alasan sang pimpinan mengumpulkan mereka berdua bersama dengan putri mereka.

Tidak lama kemudian Laura dan Mikha datang, kedua gadis itu memasang wajah sumringah sambil terus merapihkan baju, rambut serta make up. Laura dan Mikha pikir sang billionare muda berwajah tampan itu sedang mencari jodoh seperti di cerita dongeng anak-anak, kedua gadis itu tidak tahu kalau sebentar lagi mereka berdua akan menghadapi masalah yang sangat besar.

"Tuan, putri-putri kami sudah datang. Kalau boleh kami bertanya, apa alasan tuan Christian memanggil putri kami untuk datang ke kantor?" Tanya Fellix mengawali pembicaraan.

"Aku memanggil putri kalian datang kemari karena mereka telah melakukan satu tindakan kriminal, mereka berdua mencoba untuk membunuh tunanganku," jawab Christian sambil memutar kursinya.

Mikha dan Laura berdiri serentak, mata kedua gadis itu membulat sempurna dan mulut keduanya menganga lebar begitu melihat wajah Christian.

"KA ... KAMUU?!" Pekik Mikha dan Laura bersamaan.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status