Share

Bab 2. Perjanjian 365 Hari.

Christian mendekatkan wajahnya ke wajah Rain, bersiap untuk melumat bibir merah alami bagaikan bunga mawar merekah di pagi hari yang begitu menggugah hasratnya.

Naluri kelaki-lakiannya semakin bangkit saat ia merasakan kulit tubuhnya tersentuh oleh tubuh sang gadis yang terus meronta-ronta di bawahnya.

“Tolong lepaskan aku!! Aku punya tabungan pendidikan, aku akan memberikannya kepadamu dan aku juga akan bekerja keras mencari uang untuk membayar semua hutang paman Ruben," tawar Rain sambil menangis tersedu-sedu.

Bibir Christian telah menyentuh bibir ranum Rain, namun, lelaki itu tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk melumat bibir sang gadis.

Manik biru lelaki gagah itu menatap wajah sang gadis yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tampak diam membeku beberapa detik lalu setelah itu barulah Christian melepaskan cengkeraman tangannya dari pergelangan tangan Rain.

Christian turun dari ranjang dan langsung menyambar kimono tidurnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh berototnya, lelaki berambut cokelat itu melemparkan tubuhnya ke sofa. Tatapan matanya terus tertuju ke arah Rain yang tengah duduk di ranjang sambil menutupi area dadanya dengan selimut.

"Jawab pertanyaanku dengan jujur atau kau tahu akibatnya jika kau berani membohongiku," ujar Christian, penuh penegasan.

Rain mengangguk cepat menanggapi ucapan Christian.

"Sudah berapa kali kau dijual oleh pamanmu untuk memuaskan hasrat laki-laki?" Tanya Christian.

"Baru kali ini," jawab Rain dengan suara lirih.

"Jawab yang keras!!" bentak Christian, suaranya menggelegar memenuhi kamar dan membuat Rain tersentak kaget.

"Baru sekali ini, Tuan. Kalau saja aku tahu akan dijual oleh paman Ruben untuk membayar hutangnya, aku pasti lebih memilih tinggal di panti asuhan setelah kedua orang tuaku meninggal," jawab Rain dengan air mata yang terus berderai.

"Lalu bagaimana caramu untuk membayar hutang? Bekerja di kafe? Klab malam?" Tanya Christian.

"Aku mempunyai tabungan untuk biaya kuliah sebesar U$ 300.000, selama ini aku hanya menggunakan sedikit uang ini untuk keperluan sehari-hariku karena aku mendapatkan beasiswa penuh. Aku akan mencari pekerjaan di restoran atau dimanapun tapi tidak di klab malam. Tolong berikan aku waktu untuk melunasinya," jawab Rain.

Christian menghembuskan napas kasar lalu ia berkata. "365 hari .... kau hanya mempunyai waktu 365 hari untuk melunasi hutang paman berengsekmu itu."

Rain terkejut dengan ucapan Christian, ia tak menyangka kalau sang billionare dingin dan kejam itu akan memberikannya waktu untuk melunasi hutang yang jumlahnya sangat besar.

"Terima kasih, Tuan. Terima kasih banyak."

"Lalu bagaimana kalau kau gagal? Apa yang bisa kau berikan kepadaku sebagai gantinya? Aku adalah seorang pengusaha dan tentu saja aku tidak mau rugi," tanya Christian.

Mata bulat besar kini hanya tertunduk karena Rain tidak bisa menjawab pertanyaan Christian.

"Tidak bisa jawab? Kalau begitu aku yang akan putuskan. Kalau kau tidak bisa melunasi hutang pamanmu maka kau harus menyerahkan tubuhmu untuk kunikmati di atas ranjang," ucap Christian penuh penegasan.

Rain semakin menundukkan kepalanya, lidahnya kelu tidak bisa menjawab pertanyaan Christian yang baginya sangat berat dari segi manapun.

Mencari uang jutaan dollar bukan perkara yang mudah baginya terlebih ia tidak tahu harus mencari pekerjaan yang mempunyai gaji besar sungguh sangat memusingkan kepalanya.

"SHIT!! Jawab pertanyaanku atau kau mau mulutmu kubuka paksa dengan lidahku? Aku sangat pandai melakukannya," desak Christian yang disertai ancaman.

"Baiklah, 365 hari dan aku akan menyerahkan diriku kepadamu jika aku tidak bisa membayar hutang pamanku," ucap Rain. dengan penuh keterpaksaan.

"Good girl. Kau akan tetap tinggal di rumahku sampai batas waktu yang aku berikan kepadamu berakhir dan jangan coba-coba kabur atau aku akan membuatmu menyesal seumur hidup," ancam Christian.

"Iya, aku mengerti." Rain tampak lemas.

"Cepat pergi dari kamarku, di luar ada pelayan yang akan mengantarmu ke kamar," usir Christian.

Rain turun dari ranjang, berlari kecil meninggalkan kamar Christian yang terasa sangat menyeramkan baginya. Ia menemui pelayan seperti yang Christian katakan, setelah sampai di kamarnya ia langsung mengunci pintunya rapat-rapat lalu menangis sejadi-jadinya di kamar.

Sementara itu ...

Christian mengambil ponselnya, ia menekan nomor Erick. Saat ia membutuhkan sesuatu pasti Erick yang akan ia hubungi karena tangan kanannya adalah satu-satunya orang yang bisa dia andalkan dalam hal apapun.

[Christian: cari informasi universitas tempat si gadis penebus hutang itu kuliah, aku ingin mendapatkan semua informasi tentangnya dan apa kau sudah mendapatkan informasi keluarga Smith?

Erick: terakhir yang saya dengar tuan dan nyonya Smith telah meninggal sedangkan putri mereka seperti hilang di telan bumi, saya usahakan untuk mendapatkan informasi secepatnya.

Christian: oke ... cari informasi tentang gadis penebus hutang itu. Aku ingin informasinya besok pagi sudah ada di atas mejaku.

Erick: baik, Tuan.

Christian mengakhiri panggilan teleponnya.

Ia menghela napas panjang, tersenyum getir karena gagal mendapatkan kenikmatan yang sudah ia nantikan. Padahal sebelumnya Christian tidak pernah melepaskan satu perempuan pun yang ada di atas ranjangnya. Namun, gadis penebus hutang itu sangatlah berbeda.

"Aku pasti sudah gila!”

****

Abraham Building …

Gedung pencakar langit milik Christian terlihat sangat sibuk di jam-jam kerja, semua pegawai tampak serius mengerjakan pekerjaannya masing-masing termasuk Christian tentunya.

Di lantai kantor Christian sebagian besar pegawainya diisi oleh deretan wanita-wanita cantik yang memiliki tubuh seksi bak jam pasir, sebuah pemandangan yang sangat menyejukkan mata bagi pria lain tapi biasa saja bagi Christian.

Erick berjalan memasuki kantor Christian dengan membawa beberapa map besar yang berisi dokumen, lelaki berperawakan sedang itu menyodorkan dokumen ke Christian untuk ditanda-tangani.

"Tuan Cristian, tadi malam Ruben datang ke klub milik Alex. Sepertinya Alex sedang mempekerjakan Ruben sebagai kaki tangannya, si berengsek itu menjanjikan sesuatu kepada Alex sebagai ucapan terima kasih karena telah mempekerjakannya. Dan masalahnya adalah ...."

Erick tidak melanjutkan ucapannya karena ia bisa menebak reaksi mengerikan sang bos nantinya setelah mendengarkan kelanjutan laporannya.

Christian menatap tajam mata Erick, tatapan dingin yang mengerikan bagai seorang pembunuh. "Kenapa berhenti? Si keparat itu mengatakan apa kepada Alex?"

"Ruben mengatakan dia akan memberikan keponakan cantiknya sebagai ucapan terima kasih kepada Alex karena telah memberinya pekerjaan. Dan Ruben akan mengambil keponakannya kembali setelah ia mendapatkan uang dari Alex lalu menyerahkan gadis itu ke tangan Alex," jawab Erick.

Rahang Christian mengeras, wajahnya berubah merah padam. "Tangkap keparat itu dan seret dia ke hadapanku, aku akan menghabisinya malam ini juga."

Erick hanya mengerutkan keningnya setelah mendapat titah sang bos. "Tidak bisa, Tuan. Sekarang ini Ruben sudah menjadi pengikut Alex, jika tuan Christian menyakiti Ruben maka Alex tidak akan segan-segan menyerang kita."

"Berengsek!!" Umpat Christian.

"Lalu bagaimana dengan si gadis penebus hutang itu, Tuan? Bagaimana kalau Ruben datang untuk menebus gadis itu?" Tanya Erick.

"Aku tidak akan pernah membiarkan Rain jatuh ke tangan Alex begitu saja. Rain milikku!!" Jawab Christian, tegas.

Erick hanya berdiri mematung di tempatnya, menyimak setiap kata yang keluar dari mulut sang big bos.

"Erick ... siapkan gadis cantik dan seksi untukku malam ini, lakukan seperti biasanya dan jangan lupa perjanjiannya." Titah Christian.

"Baik, Tuan"

"Sekarang pergilah dan lanjutkan kembali pekerjaanmu."

Christian mendengkus kesal, ia sangat marah dan emosi kepada Ruben. Sebagai seorang pengusaha tentu saja Christian tidak mau rugi apalagi kalau ia harus mengembalikan gadis penebus hutang itu kepada Ruben hanya untuk diserahkan kepada Alex yang menjadi musuh sekaligus saingan bisnisnya.

"Rain milikku!! Jika Alex menginginkan Rain maka permainan ini akan menjadi sangat seru," ucap Cristian.

Malam harinya.

Christian pulang ke mansion mewahnya, jika biasanya ia pulang bersama dengan bodyguardnya tapi malam ini ada seorang gadis cantik bertubuh super seksi yang bergelayut manja di lengan kekar Christian. Rain sampai tertegun menatap kecantikan serta kemolekan tubuh sang gadis yang dibawa pulang oleh Christian.

Rain dan Christian berpapasan di tangga, manik hazel Rain tidak bisa beralih menatap pemandangan yang tampak tak biasa baginya. Setiap hari Rain selalu bergumul dengan buku-bukunya atau laptop dan ia tidak pernah tahu kehidupan bebas seorang billionare seperti Christian yang tidak bisa lepas dari wanita cantik yang menjadi penghangat ranjang.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau mau kulempar ke atas ranjang lagi seperti kemarin? Aku tidak akan segan-segan melakukannya meski harus melanggar perjanjian 365 hari kita," tegur Christian, dingin.

"Ti ... tidak ... aku tidak melihat apa-apa," jawab Rain tergagap sambari menundukkan kepalanya.

"Pergilah ke kamarmu lalu tidur," titah Christian dengan nada suara tegas.

Rain mengangguk cepat lalu ia berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya tanpa mau menoleh ke belakang, jantungnya berdebar kencang dan ia tidak berani membantah setiap ucapan Christian karena ia takut dengan kemarahan sang billionare yang akan berujung dengan hilangnya keperawanannya.

Rain masih berkutat dengan buku-bukunya meski jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi, ia selalu belajar dengan keras untuk mempertahankan nilai-nilainya.

Biasanya tengah malam begini Rain pasti kelaparan dan ia sering mengendap-endap pergi ke dapur untuk mencari makanan, akan tetapi sekarang ini ia tinggal di rumah Christian dan ia terlalu takut untuk keluar dari kamar.

"Aku lapar, jam segini pasti semua orang sudah tidur. Aku akan mencari makanan di dapur," gumam Rain.

Ia berjalan mengendap-endap keluar dari kamar, kepalanya menyembul ke celah pintu sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat situasi sekitar.

Setelah semuanya aman barulah ia keluar dari kamar, jika ia ingin pergi ke dapur maka ia harus melewati kamar Christian yang baginya adalah sebuah horror.

Sayup-sayup telinga Rain mendengar suara desahan serta erangan pria dan wanita ketika ia sedang berada di dapur, selesai mengambil makanan di piring ia memutuskan untuk kembali ke kamar.

Langkah kaki Rain seketika terhenti, tubuhnya gemetaran saat ia melihat Christian dan teman kencannya sedang bercinta di luar kamar.

Kaki Rain seperti menginjak lem super kuat sehingga sulit baginya untuk bergerak, dan sepersekian detik berikutnya ia melihat tatapan Christian sedang tertuju ke arahnya.

Penyatuan Christian dan teman kencannya terhenti karena kehadiran Rain.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN DI SANA!! CEPAT MASUK KE KAMARMU ATAU AKU AKAN MEMBERIMU HUKUMAN!!" bentak Christian dengan suara yang menggelegar bagai petir.

Bersambung.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
isma lala
seru ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status