Share

BAB 5 Mencari Tempat Tinggal

"Aih, berjalan ke sini saja sudah sangat melelahkan," celetuk Li Jianli seraya menatap gunung yang menjulang tinggi di hadapannya.

Desa Weida berada tepat di kaki Gunung Tian. Meskipun Gunung Tian terkenal sangat berbahaya karena dipenuhi dengan binatang buas, namun itu tidak menyurutkan niat Li Jianli untuk tinggal di sana. Bagaimanapun, dia tidak memiliki uang dan harus mencari tempat tinggal untuk sementara waktu. 

"Li'er?" Suara lembut seorang wanita menyadarkan lamunan Li Jianli.

Li Jianli menoleh, dan melihat seorang wanita lusuh berusia sekitar 20 tahunan berdiri tidak jauh dari tempatnya. Dia menggendong sebuah keranjang berisi kayu bakar. Pakaiannya lusuh dan penuh tambalan, tidak berbeda jauh dengan pakaian yang dikenakan Li Jianli.

Li Jianli mengerutkan keningnya dan berusaha mengingat siapa wanita di hadapannya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bisa mengingatnya 

Wanita itu adalah Xue Nuan. Dia seorang janda yang berasal dari Desa Xueda. Desa Weida dan Desa Xueda hanya dipisahkan oleh aliran sungai kecil.

Li Jianli sering bertemu dan berbicara dengan Xue Nuan ketika dia pergi mencari sayuran liar ataupun buah-buahan liar di kaki Gunung Tian. 

"Li'er, apakah kamu baik-baik saja?" Xue Nuan segera melepaskan keranjang dari punggungnya dan berlari menuju Li Jianli. Ketika dia tiba di depannya, dia langsung memeriksa Li Jianli dengan tatapan cemas.

"Kakak Nuan, aku baik-baik saja," kata Li Jianli. Entah mengapa dia merasa hangat ketika melihat kecemasan di wajah Xue Nuan. Dia bisa melihat ketulusan di mata Xue Nuan yang memerah.

"Gadis bodoh! Hidup masih panjang, mengapa kamu bertindak begitu gegabah dengan menceburkan dirimu ke sungai?" Xue Nuan hampir tersedak ketika dia bertanya. 

Tadi, dia menyaksikan ketika orang-orang mengangkat Li Jianli keluar dari sungai. Dia sangat panik dan mengikutinya sampai rumah keluarga Li. Namun siapa sangka, keluarga Li akan langsung mengusir mereka semua dengan kejam?

"Kakak Nuan, maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi," janji Li Jianli.

"Baiklah, baiklah. Sekarang, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Xue Nuan seraya menyeret Li Jianli untuk duduk di bawah naungan pohon besar. Tidak lupa dia mengambil keranjangnya dan meletakkannya di sampingnya. Di mengeluarkan sebuah bungkusan daun dari dalam keranjang.

"Li'er, aku menemukan ini. Makanlah," kata Xue Nuan. Dia mengeluarkan Dua buah persik dari dalam bungkusan daun lalu menyerahkannya kepada Li Jianli.

"Kakak Nuan, terima kasih," kata Li Jianli. Dia lalu mengembalikan salah satu buah persik kepada Xue Nuan, "Kakak, makanlah satu."

Xue Nuan tersenyum dan tidak menolak. Keduanya makan buah persik seraya mendengarkan cerita Xue Nuan.

"Keluarga Li benar-benar sangat keterlaluan," kata Xue Nuan seraya mengerutkan keningnya. Dia tidak habis pikir mengapa keluarga Li bisa bertindak sangat kejam. Dia lalu menoleh dan mau tidak mau bertanya kepada Li Jianli, "lalu, apa rencanamu sekarang?"

Li Jianli menghela nafas panjang ketika mendengar pertanyaan Xue Nuan, "aku berencana untuk membangun pondok kecil di dalam gunung."

"Apa?" Xue Nuan sangat terkejut ketika mendengarnya. "Tidak, tidak! Kamu tidak bisa melakukannya!"

Belum sempat Li Jianli menjawab, Xue Nuan kembali berkata, "Li'er, tinggallah bersamaku. Seperti yang kamu tahu, aku hanya tinggal bersama Ibu mertuaku dan anakku. Kami mungkin miskin, tapi kami tidak akan memperlakukanmu dengan buruk."

Ya, Li Jianli jelas mengingat semua hal yang pernah Xue Nuan katakan kepada pemilik asli tubuhnya. Xue Nuan adalah seorang janda. Xue Nuan menikahi Xue Gong ketika mereka berusia 15 tahun. Mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang saat ini baru berusia 2 tahun. Sayang sekali, Xue Gong meninggal 1 tahun yang lalu karena terjatuh dari tebing saat dia pergi berburu.

Sejak saat itu, Xue Nuan tidak pernah menikah lagi dan lebih memilih untuk merawat ibu mertuanya dan anaknya. Kebetulan, suami Xue Nuan adalah anak satu-satunya sang ibu.

"Kakak, terima kasih atas perhatianmu. Tapi aku tidak bisa merepotkan kalian," desah Li Jianli. Dia sangat tersentuh dengan kebaikan Xue Nuan. Tapi dia benar-benar tidak ingin merepotkannya. "Kakak, kamu sudah harus merawat Bibi Jing dan Baobao. Aku tidak bisa menambah bebanmu lagi."

"Jangan katakan itu," kata Xue Nuan seraya menggeleng pelan. Tatapannya begitu tulus ketika dia kembali berkata, "Aku benar-benar ingin kamu tinggal."

"Tapi … bagaimana dengan Bibi Jing?" tanya Li Jianli ragu.

"Dia akan baik-baik saja," kata Xue Nuan. Dia merasa yakin karena ibu mertuanya bukanlah orang yang kejam.

Li Jianli merasa tidak enak di dalam hatinya. Dia memang pernah beberapa kali bertemu dengan Jing Yue. Wanita tua itu memiliki sifat yang hangat dan ramah. Tapi Li Jianli tidak yakin, apakah dia akan tetap ramah bila Li Jianli menjadi beban di dalam keluarganya?

Melihat keraguan di wajah Li Jianli, Xue Nuan kembali berkata, "baiklah, baiklah. Bagaimana kalau kita pergi dan bertanya kepadanya?"

Li Jiang tersenyum ketika mendengarnya, "Kakak Nuan, aku akan merepotkanmu."

Xue Nuan tidak menjawab dan hanya tersenyum lembut kepada Li Jianli. Keduanya berjalan menyusuri sisi sungai hingga mereka menemukan sebuah jembatan kecil yang terbuat dari 2 papan kayu.

Xue Nuan memimpin Li Jianli menyebrangi sungai. Li Jianli melirik ke arah sungai dan dia tertegun.

Air sungai begitu bening. Li Jiang bahkan bisa melihat batu-batu yang ada di dasar sungai. Ikan-ikan besar berenang di dalam sungai dengan bebasnya.

"Kakak Nuan, ada banyak ikan. Mengapa kita tidak menangkap ikan untuk dimasak?" tanya Li Jiang penuh semangat.

Xue Nuan melihat ke arah sungai dan mengerutkan alisnya, "ikan tidak enak. Rasanya amis dan pahit. Tidak ada seorangpun yang mau memakannya. Lagipula, sungainya dalam."

Li Jiang menyadari sesuatu dari apa yang dikatakan oleh Xue Nuan. Orang di era ini tidak suka memasak ikan. Rasa ikan akan terasa amis bila mereka tidak mengolahnya dengan benar. Rasa pahit yang dikatakan oleh Xue Nuan kemungkinan berasal dari empedu ikan yang pecah saat mereka membersihkannya.

"Kakak, kapan-kapan, aku akan mengajakmu untuk menangkap ikan dan memasaknya menjadi hidangan yang sangat enak," kata Li Jianli seraya kembali berjalan untuk menyusul Xue Nuan.

"Apakah kamu benar-benar bisa membuat ikan menjadi makanan yang enak? Kenapa aku belum pernah mendengarnya?" tanya Xue Nuan terkejut.

"Tentu saja karena aku punya resep rahasia," kata Li Jianli seraya mengedipkan matanya.

Xue Nuan tertawa dan merasa terhibur dengan tingkahnya, "baiklah, baiklah. Aku akan menunggu kejutanmu. Lebih baik kita bergegas sekarang."

Li Jianli mengangguk dan tersenyum. Keduanya mempercepat langkah mereka untuk kembali menuju Desa Xueda.

Li Jianli mengedarkan pandangannya. Dia bisa melihat berbagai macam bunga liar yang berwarna-warni tumbuh di sepanjang jalan. Beberapa bahkan bisa dimakan seperti bunga Semak Pagoda, bunga Sapu Inggris dan bunga Tangli.

Li Jianli mengerutkan keningnya. Berdasarkan ingatannya, di era ini, tidak ada seorangpun yang memetik dan memasak bunga liar. Mereka hanya memetik sayuran liar tidak pernah mengetahui kalau beberapa bunga bisa dimakan.

Tiba-tiba sebuah ide melintas di dalam pikirannya. Baiklah! Sepertinya dia sudah menemukan sebuah ide untuk bertahan hidup!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status