"Li'er, kamu benar-benar beruntung!" Jing Yue mau tidak mau berteriak kaget ketika melihat sekeranjang penuh buah persik berukuran besar.Li Jianli tersenyum ketika mendengar pujian Jing Yue, lalu bertanya, "Bibi, bisakah kita menukarkan buah-buahan persik ini dengan uang? Aku pikir kita bisa menyimpan beberapa dan menjual sebagian ke Kota Teratai."Jing Yue berpikir dengan serius ketika mendengar perkataan Li Jianli, "kalau buah persik yang kamu dapatkan berukuran kecil, aku akan memintamu untuk memakannya sendiri. Tapi … buah persik ini besar dan terlihat bagus. Ya, aku pikir kamu bisa menjualnya dengan harga bagus.""Bibi, cobalah," kata Li Jianli seraya menyerahkan sebuah buah persik berukuran besar kepada Jing Yue.Jing Yue tidak menolaknya. Dia bergegas mencucinya lalu menggigit buah persik itu dengan gigitan besar."Ini … ini sangat manis dan berair. Juga kulitnya tipis dan dagingnya besar. Li'er, kamu benar-benar bisa menjualnya!" kata Jing Yue penuh semangat. "Dimana kamu men
"Kamu gadis baik, jangan pedulikan keluarga Li itu. Mereka orang-orang yang tidak masuk akal," dengus Xue Dafu. Siapa yang tidak mengenali betapa tidak masuk akalnya keluarga Li? Hanya dikarenakan mereka memiliki calon sarjana di rumah mereka, mereka bertindak seolah-olah mereka adalah keluarga pejabat dan selalu berbuat masalah dengan orang lain."Kakak Dafu, tenang saja. Sekarang itu tidak menggangguku sama sekali," jawab Li Jianli. "Ya, ya, ya." Xue Dafu tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk setuju. Xue Dafu menghentikan keretanya ketika mereka sampai di gerbang Kota Teratai, "Nuan, Jianli, apakah kalian akan pergi ke pasar? Kalau ya, kalian sebaiknya turun di sini karena aku harus mengambil jalur lain menuju Pusat Medis Zhang.""Kami mengerti," jawab Xue Nuan. Li Jianli segera membawa keranjangnya turun dari gerobak sapi dan membantu Xue Nuan untuk turun.Xue Dafu segera menambahkan, "Aku akan menunggu di gerbang kota paling lambat pukul 4 sore. Bila kalian tidak menemuk
Tiba-tiba, terdengar suara dari arah kerumunan, "Gadis, kenapa kamu begitu serakah? 50 koin koin tembaga untuk 1 kilo buah persik? Itu jelas sangat banyak!""Ya, ya, benar! Kenapa kamu harus menjadi begitu sulit?" celetuk lainnya."Gadis, jangan sampai begitu sulit!"Begitu suara-suara pembelaan datang, pedagang buah itu segera membusungkan dadanya dan mengangkat wajahnya dengan bangga. Dia merasa seperti di atas langit karena banyak yang membelanya.Beberapa suara kecaman membuat Li Jianli merasa sangat kesal. Xue Nuan bahkan menunduk takut dan mengeratkan genggaman tangannya di lengan Li Jianli. Belum sempat Li Jianli menjawab mereka, wanita tua yang baik tadi segera menyambar, "apa yang kalian tahu? Penjual buah ini pada awalnya tidak jujur dan menindasnya. Buah persik sebagus ini ingin dibelinya dengan harga 5 koin tembaga per kilonya. Apakah kalian pikir itu masuk akal? Bagaimana dia bisa menjadi senang? Lebih baik menjual ke Toko Buah Zhao Hong, mereka sangat baik dalam berbinis
"Apakah ada sesuatu yang lain, Bos Zhao?" tanya Li Jianli menghentikan langkahnya."Kalau kamu masih memiliki buah persik seperti ini, jangan lupa untuk membawanya ke sini lagi," kata Zhao Hong.Li Jianli mengangguk dan tersenyum senang, "tentu saja! Bos Zhao tidak perlu khawatir. Aku akan membawa buah persik lagi dalam 1 atau 2 hari.""Bagus! Bagus!" Zhao Hong tidak bisa merasa lebih puas lagi. Dia segera mengantarkan kedua gadis itu keluar dari tokonya.Setelah beberapa saat berjalan, Xue Nuan berbisik kepada Li Jianli, "Li'er, apakah benar masih ada buah persik?" Mereka sudah berjanji kepada Zhao Hong, mereka tidak boleh mengecewakannya."Tentu saja," Jawa Li Jianli. Dia segera mendekatkan kepalanya ke arah Xue Nuan dan ikut berbisik, "buah persik yang aku bawa hari ini hanya sebagian kecil dari buah yang ada di atas pohon. Entah mengapa pohon persik itu sangat besar dan berbuah lebat.""Benarkah?" Xue Nuan masih terlihat ragu. Dia cukup mengenal gunung di belakang rumah mereka dan
"Kakak, kamu jangan khawatir. Kami memahaminya," kata Xue Nuan.Ketika Li Jianli dan Xue Nuan tiba di rumah, mereka langsung mencium bau mie yang sangat harum dari arah dapur. Keduanya masuk dan melihat Jing Yue yang sedang menata mie ke dalam beberapa mangkuk."Kalian sudah pulang? Bagus! Tepat sekali," kata Jing Yue terlihat sangat senang. Namun wajahnya berubah drastis ketika melihat keranjang Li Jianli yang terlihat masih penuh, "apakah kalian tidak berhasil menjual buah persik itu?"Xue Nuan menggeleng pelan, "tidak. Kami berhasil, bahkan sangat sukses.""Benar-benar berhasil? Ah! Itu melegakan. Ayo, ayo, cepat! Simpan semua barang kalian dan makanlah dulu sebelum mienya menjadi tidak enak. Hanya ada sedikit, namun kita bisa memakannya untuk menahan lapar sampai besok pagi," kata Jing Yue."Ibu! Bibi! Apakah kalian membawakanku permen?" Xue Bao langsung berlari untuk memeluk kaki Li Jianli. Wajahnya tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.Xue Nuan tersenyum kecut ketika m
"Apakah … apakah kamu hendak mengirim persembahan itu untuk Dewa Bumi?" Suasana tiba-tiba menjadi hening setelah Jing Yue menanyakan pertanyaan itu.Li Jianli memiringkan kepalanya ketika melihat reaksi Jing Yue, lalu bertanya "Bibi Yue, apakah ada yang salah?"Jing Yue tersentak dan menggeleng pelan, "tidak, tidak. Tidak apa-apa. Hari sudah malam. Pergilah, dan segera kembali setelahnya."Li Jianli bisa merasakan ada sesuatu yang salah, namun dia tidak menanyakan hal ini lebih lanjut lagi. Sepertinya Jing Yue belum mau menceritakannya. Biarlah, dia akan mencari tahu lebih lanjut nanti ketika saatnya tiba.Li Jianli berjalan menuju pohon tempat patung Dewa Bumi berada. Dia menyapu daun-daun kering yang berada di sekitar pohon. Setelah selesai, dia mempersembahkan mantau, buah Persik dan dupa yang dibawanya. Li Jianli berlutut di depan patung Dewa Bumi dan membungkukkan tubuhnya 3 kali lalu memejamkan matanya untuk berdoa."Dewa Bumi, terima kasih atas berkahmu hari ini. Tadi, aku berh
"Hei, apakah kamu masih hidup?" Li Jianli meraih sebatang ranting dan menyodok punggung lelaki itu.Hening. Tidak ada jawaban sama sekali. Li Jianli mendekati tubuh pria itu dan melihat punggungnya yang naik turun. Gerakannya lemah, tapi dia jelas masih bernafas.Li Jianli membalikkan tubuh pria itu lalu seketika membeku. Bagaimana ada pria yang begitu tampan di dunia ini? Kedua matanya yang seperti phoenix tertutup. Hidungnya tinggi dan bibirnya tipis. Tubuhnya tinggi dan Li Jianli bisa melihat kalau orang ini pastilah berotot. Aih, andai laki-laki ini terlahir di masa depan, dia pasti akan sukses menjadi seorang idola terkenal! Sayangnya, dia terlihat memiliki luka di beberapa tempat. Meskipun tidak banyak, mereka cukup dalam.Baju pria tersebut terkoyak di beberapa tempat, bahkan pada bagian dada dan perutnya. Meski ada luka memanjang di sana, untungnya itu tidak dalam. Li Jianli meneguk ludah pelan ketika melihat otot dada dan perutnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meny
"Apakah rasanya enak? Aku memasak semuanya sendiri," kata Li Jianli.Guan Lin terdiam. Dia sudah hidup selama 25 tahun. Semenjak dia berusia 15 tahun, dia sudah menerima tugas ke berbagai tempat di Kerajaan Gong. Rasanya bisa dikatakan dia sudah pernah mendatangi setiap sudut wilayah Kerajaan Gong. Hal ini pulalah yang membuat dia sudah mencicipi makanan dari berbagai tempat yang dikunjunginya. Dan saat ini di dalam pikirannya dia sangat terkejut, makanan buatan Li Jianli termasuk yang paling enak. Meski begitu, dia hanya bisa mengeluarkan suara gumaman, "hmm."Li Jianli melihat ke arah pria di depannya dengan kesal. Sepertinya dia menyelamatkan orang yang tidak tahu terima kasih.Guan Lin melihat tatapan kesal Li Jianli, namun dia tidak peduli. Dia hanya terus menikmati makanan yang diberikan oleh Li Jianli.Setelah Li Jianli selesai memberi Guan Lin makanan, dia segera menyingkirkan mangkuk dan sumpit. Dia lalu mengeluarkan 2 buah batu, 1 berbentuk pipih dan agak lebar, dan 1 berben