"Kakak, kamu jangan khawatir. Kami memahaminya," kata Xue Nuan.Ketika Li Jianli dan Xue Nuan tiba di rumah, mereka langsung mencium bau mie yang sangat harum dari arah dapur. Keduanya masuk dan melihat Jing Yue yang sedang menata mie ke dalam beberapa mangkuk."Kalian sudah pulang? Bagus! Tepat sekali," kata Jing Yue terlihat sangat senang. Namun wajahnya berubah drastis ketika melihat keranjang Li Jianli yang terlihat masih penuh, "apakah kalian tidak berhasil menjual buah persik itu?"Xue Nuan menggeleng pelan, "tidak. Kami berhasil, bahkan sangat sukses.""Benar-benar berhasil? Ah! Itu melegakan. Ayo, ayo, cepat! Simpan semua barang kalian dan makanlah dulu sebelum mienya menjadi tidak enak. Hanya ada sedikit, namun kita bisa memakannya untuk menahan lapar sampai besok pagi," kata Jing Yue."Ibu! Bibi! Apakah kalian membawakanku permen?" Xue Bao langsung berlari untuk memeluk kaki Li Jianli. Wajahnya tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.Xue Nuan tersenyum kecut ketika m
"Apakah … apakah kamu hendak mengirim persembahan itu untuk Dewa Bumi?" Suasana tiba-tiba menjadi hening setelah Jing Yue menanyakan pertanyaan itu.Li Jianli memiringkan kepalanya ketika melihat reaksi Jing Yue, lalu bertanya "Bibi Yue, apakah ada yang salah?"Jing Yue tersentak dan menggeleng pelan, "tidak, tidak. Tidak apa-apa. Hari sudah malam. Pergilah, dan segera kembali setelahnya."Li Jianli bisa merasakan ada sesuatu yang salah, namun dia tidak menanyakan hal ini lebih lanjut lagi. Sepertinya Jing Yue belum mau menceritakannya. Biarlah, dia akan mencari tahu lebih lanjut nanti ketika saatnya tiba.Li Jianli berjalan menuju pohon tempat patung Dewa Bumi berada. Dia menyapu daun-daun kering yang berada di sekitar pohon. Setelah selesai, dia mempersembahkan mantau, buah Persik dan dupa yang dibawanya. Li Jianli berlutut di depan patung Dewa Bumi dan membungkukkan tubuhnya 3 kali lalu memejamkan matanya untuk berdoa."Dewa Bumi, terima kasih atas berkahmu hari ini. Tadi, aku berh
"Hei, apakah kamu masih hidup?" Li Jianli meraih sebatang ranting dan menyodok punggung lelaki itu.Hening. Tidak ada jawaban sama sekali. Li Jianli mendekati tubuh pria itu dan melihat punggungnya yang naik turun. Gerakannya lemah, tapi dia jelas masih bernafas.Li Jianli membalikkan tubuh pria itu lalu seketika membeku. Bagaimana ada pria yang begitu tampan di dunia ini? Kedua matanya yang seperti phoenix tertutup. Hidungnya tinggi dan bibirnya tipis. Tubuhnya tinggi dan Li Jianli bisa melihat kalau orang ini pastilah berotot. Aih, andai laki-laki ini terlahir di masa depan, dia pasti akan sukses menjadi seorang idola terkenal! Sayangnya, dia terlihat memiliki luka di beberapa tempat. Meskipun tidak banyak, mereka cukup dalam.Baju pria tersebut terkoyak di beberapa tempat, bahkan pada bagian dada dan perutnya. Meski ada luka memanjang di sana, untungnya itu tidak dalam. Li Jianli meneguk ludah pelan ketika melihat otot dada dan perutnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak meny
"Apakah rasanya enak? Aku memasak semuanya sendiri," kata Li Jianli.Guan Lin terdiam. Dia sudah hidup selama 25 tahun. Semenjak dia berusia 15 tahun, dia sudah menerima tugas ke berbagai tempat di Kerajaan Gong. Rasanya bisa dikatakan dia sudah pernah mendatangi setiap sudut wilayah Kerajaan Gong. Hal ini pulalah yang membuat dia sudah mencicipi makanan dari berbagai tempat yang dikunjunginya. Dan saat ini di dalam pikirannya dia sangat terkejut, makanan buatan Li Jianli termasuk yang paling enak. Meski begitu, dia hanya bisa mengeluarkan suara gumaman, "hmm."Li Jianli melihat ke arah pria di depannya dengan kesal. Sepertinya dia menyelamatkan orang yang tidak tahu terima kasih.Guan Lin melihat tatapan kesal Li Jianli, namun dia tidak peduli. Dia hanya terus menikmati makanan yang diberikan oleh Li Jianli.Setelah Li Jianli selesai memberi Guan Lin makanan, dia segera menyingkirkan mangkuk dan sumpit. Dia lalu mengeluarkan 2 buah batu, 1 berbentuk pipih dan agak lebar, dan 1 berben
Ketika Li Jianli keluar dari portal Cincin Dimensinya, hari sudah hampir gelap. Dia ternyata tanpa sadar menghabiskan banyak waktu di dalam sana.Li Jianli berjalan kembali ke rumah untuk menyiapkan makan malam. Namun ketika dia tiba di rumah, Xue Nuan dan Jing Yue sudah menyiapkan makan malam untuk mereka. Sederhana, namun tidak pelit daging. Li Jianli merasa sangat puas. Bahkan dia menepuk perutnya dengan nyaman ketika dia menyelesaikan makan malamnya.Li Jianli kembali memasukkan nasi dan lauk ke dalam mangkuk. Jing Yue dan Xue Nuan merasa penasaran. Mengapa Li Jianli mengemas 2 paket makanan? Apakah dia akan mempersembahkan semuanya untuk Dewa Bumi? Namun tidak ada satupun diantara mereka yang menanyakannya."Bibi Yue, Kakak Nuan, aku akan pergi. Namun ini mungkin akan memakan sedikit waktu. Kalian tidak perlu menungguku pulang," pesan Li Jianli."Bibi Jianli, bisakah aku ikut?" tanya Xue Bao penuh harap. Matanya memancarkan permohonan."Baobao, maafkan Bibi. Kamu tidak bisa ikut
Setelah mengalami beberapa jam yang penuh dengan siksaan, Guan Lin akhirnya jatuh pingsan. Seluruh baju dan tubuhnya telah basah oleh keringat saat ini. Li Jianli ingin membantu untuk membersihkan tubuhnya, tetapi dia tidak berdaya. Dia gadis yang belum menikah, dia tidak bisa begitu saja menelanjangi seorang pria.Ketika Guan Lin akhirnya membuka mata, langit di luar masih gelap. Dia menatap gadis kecil yang tertidur dengan tenang di sampingnya. Li Jianli tertidur dengan alas jerami dan menggunakan tangannya sebagai bantal. Sepertinya dia telah menjaganya sepanjang malam. Entah mengapa Guan Lin merasa lonjakan perasaan aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Selama ini, dia hidup dengan kejam. Bahkan sahabat-sahabatnya mengkhianatinya. Apakah ini perasaan senang karena ada seseorang yang memperhatikannya?Guan Lin tertawa lemah. Dia merasa dirinya tiba-tiba menjadi bodoh. Apakah ini efek karena dia terkena racun? Guan Lin menundukkan kepalanya dan kembali melihat wajah Li Jia
Semua orang mengangguk puas ketika mendengar perkataan Li Jianli. Selama ini mereka benar-benar buta dan memandang sebelah mata pada keong sungai."Baobao, jangan makan terlalu banyak," kata Li Jianli mengingatkan Xue Bao."Baik, Bibi," jawab Xue Bao dengan mulut penuh. Matanya menyipit karena bahagia. Semenjak kedatangan Bibinya ini, kehidupan mereka terasa jauh lebih baik. Bibinya benar-benar pembawa keberuntungan!Setelah selesai sarapan, Li Jianli kembali membawa 2 paket makanan dan memasukkannya ke dalam keranjang, "Kakak, aku akan memetik buah Persik dulu.""Aku akan datang membantumu," kata Xue Nuan.Li Jianli juga berpikir kalau dia membutuhkan seseorang untuk memetik buah Persik. Namun bagaimana cara dia bisa menyelinap dari pandangan Li Jianli dan pergi menemui Guan Lin?"Kakak, kamu bisa datang ketika selesai membantu Bibi Yue," kata Li Jianli. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya dengan Guan Lin secepatnya."Baiklah, aku akan datang setelah membantu merapikan rumah," jawab
Jing Yue memutar matanya ketika dia mendengar perkataan Mei Ning. Mei Ning terlalu menganggap tinggi putranya dan selalu menganggap seorang wanita yang bisa menikahi putranya pastilah diberkati surga. Jing Yue sudah tidak sabar dan kembali berkata, "Mei Ning, kamu tidak perlu repot-repot mencari mak comblang untuk melamarnya. Li'er baru beberapa hari bersama kami. Biarkan dia tinggal lebih lama."Li Jianli merasa hatinya hangat ketika mendengar perkataan Jing Yue. Mata dan hidungnya sedikit masam melihat perlindungan dari wanita yang menerimanya itu. Mei Ning merasa kesal dan hendak membalas perkataan Jing Yue ketika Li Jianli memotongnya, "Bibi Mei, terima kasih atas penilaianmu yang tinggi. Namun aku tidak bisa melakukannya. Aku sudah memiliki seseorang di dalam hatiku. Bukankah tidak baik bila aku menikahi anakmu tetapi aku malah memikirkan pria lain di dalam hatiku?"Kali ini, tidak hanya Mei Ning yang tercengang ketika mendengar jawaban Li Jianli. Bahkan Jing Yue dan Xue Nuan me