Setelah berjalan beberapa saat, Li Jianli dan Xue Nuan akhirnya tiba di depan Gerbang Desa Xueda. Meskipun desa mereka bersebelahan, ini adalah kali pertama Li Jianli datang ke desa ini. Dia bahkan harus mencuri-curi waktu untuk mencari buah-buahan liar demi sekedar mengisi perutnya. Bagaimana dia bisa memiliki waktu untuk berjalan-jalan?
Desa Xueda terlihat lebih miskin daripada Desa Weida. Meskipun sama-sama membuat rumah dari tanah Lumpur, namun rumah-rumah di Desa kondisinya jauh lebih memprihatinkan dan bobrok.Keduanya berjalan hingga mereka tiba di depan sebuah rumah. Rumah Xue Nuan berada di sisi paling timur desa. Rumah itu hanya memiliki 1 bangunan dan juga sepetak kecil ladang sayur."Li'er, aku harap kamu tidak keberatan," kata Xue Nuan terlihat tidak enak."Kakak, apa maksudmu? Ini jauh lebih baik daripada tidur di dalam hutan!" hibur Li Jianli. "Ibu, kamu sudah kembali!" Sesosok anak kecil berlari keluar dari dalam rumah. Dia terlihat berumur sekitar 2 tahun. Anak kecil itu berbadan kurus. Dia memiliki kulit dan rambut yang kekuning. Benar-benar terlihat seperti anak yang kekurangan gizi."Baobao, sapalah Bibi Jianli," kata Xue Nuan.Xue Bao baru menyadari kehadiran Li Jianli ketika Xue Nuan menyebutkannya. Dia menoleh, lalu tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit, "Bibi Jianli!""Aih, lihatlah Baobao. Dia sangat pintar," puji Li Jianli. Dia maju untuk mengacak-ngacak rambut Xue Bao.Xue Bao tidak keberatan sama sekali. Dia sudah bertemu Li Jianli beberapa kali, jadi dia tidak merasa asing dengannya."Bibi Jianli, apa yang sedang kamu lakukan di sini? Apakah kamu datang untuk bermain denganku?" tanya Xue Bao dengan tatapan mata yang polos."Baobao, mulai sekarang, Bibi akan tinggal dengan kita. Bagaimana menurutmu?" tanya Xue Nuan."Benarkah?" Mata Xue Bao berbinar terang ketika melihat ke arah Li Jianli. Li Jianli hanya bisa tersenyum. Dia bingung bagaimana harus menjawab Xue Bao. Mereka belum mendapatkan izin dari Jing Yue.Berbeda dengan Li Jianli, Xue Nuan sangat percaya diri dengan pernyataannya. Dia sangat mengenali kepribadian mertuanya yang sangat baik hati. Dia yakin, wanita tuanya tidak mungkin menolak Li Jianli. Apalagi ketika mendengar apa yang terjadi kepadanya."Bibi Jianli, ayo kita pergi bermain. Aku akan menunjukkan kepadamu cara meniup rumput!" Xue Bao segera menggandeng tangan Li Jianli dan berusaha menariknya pergi."Baobao, sebentar." Xue Nuan segera bergegas menangkap Xue Bao dan mencegahnya untuk menarik Li Jianli pergi. "Ibu dan Bibi Jianli masih ada hal yang harus kami bicarakan dengan Nenek. Kamu pergilah bermain sebentar dengan Xin Hu, aku akan memanggilmu ketika makan malam siap."Xue Bao sangat kecewa ketika mendengar perkataan ibunya. Dia menoleh untuk menatap Li Jianli dengan sorot mata yang terlihat menyedihkan, "Bibi, maukah kamu bermain denganku besok?""Tentu saja! Aku akan membawamu pergi bermain besok!" jawab Li Jianli.Xue Bao berlari pergi dengan bahagia ketika dia mendengar janji Li Jianli."Ayo masuk, aku akan mengajakmu menemui Ibu," ajak Xue Nuan.Li Jianli mengikuti Xue Nuan berjalan mengitari rumah hingga mereka tiba di sisi belakang bangunan. Xue Nuan mendorong pintu kayu yang tampak sangat lapuk dan masuk ke dalamnya.Ketika Li Jianli tiba di dapur, itu terlihat seperti dapur pedesaan pada umumnya. Ada sebuah tungku besar, tumpukan kayu bakar, dan beberapa guci yang dipergunakan untuk menyimpan bahan makanan. Ada sebuah meja makan kecil di tengah dapur dengan 3 buah kursi yang tampak reot. Di pojok dapur, terlihat seorang wanita sedang sibuk membersihkan sayur-sayuran liar."Nuan'er, apakah kamu sudah kembali?" Jing Yue menoleh ketika mendengar suara derit pintu. Dia terkejut ketika melihat Li Jianli yang berdiri di belakang Xue Nuan."Ibu, aku kembali," sapa Xue Nuan."Bibi Jing, apa kabar?" sapa Li Jianli."Li'er, kamu datang!" Jing Yue tersenyum senang ketika melihat sosok Li Jianli. "Masuklah. Di luar sangat panas, minumlah air dulu."Jing Yue mengambil sebuah gelas yang tampak sudah retak. Dia buru-buru mengisinya dengan air."Bibi Jing, jangan merepotkanmu," kata Li Jianli seraya bergegas mendekatinya. Namun Li Jianli selangkah lebih lambat. Jing Yue sudah mengisi gelas dengan air dan menyerahkannya kepada Li Jianli. "Tidak apa-apa," kata Jing Yue lembut. Dia menoleh ke arah Xue Nuan dan menatapnya dengan lembut, "Nuan'er, datang dan minumlah air. Kamu pasti lelah juga setelah seharian mencari sayuran liar.""Terima kasih, Ibu." Xue Nuan tidak menolak dan berjalan untuk mengambil air. Dia selalu nyaman dalam perawatan ibu mertuanya ini. Setelah beberapa saat, dia meletakkan gelas dan menarik pergelangan tangan Jing Yue untuk duduk. "Ibu, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan."Jing Yue menatap wajah Xue Nuan. Menantunya ini selalu pendiam dan lembut. Dia adalah menantu yang sangat berbakti. Bahkan, saat putranya meninggal dunia, menantunya ini menolak untuk kembali ke rumah keibuannya dan lebih memilih untuk menemaninya yang sebatang kara. Dia berkata kalau kedua orang tuanya masih memiliki kakak dan kakak iparnya. Namun Jing Yue hanya memilikinya dan Xue Bao. Hal inilah menambah rasa sayang yang ada di dalam hatinya.Ketika Jing Yu melihat Xue Nuan yang menatapnya dengan tatapan yang sangat serius, dia mau tidak mau merasa sangat penasaran. "Nuan'er, ada apa?"Xue Nuan mulai menceritakan apa yang terjadi pada Li Jianli. Di sisi lain, Li Jianli merasa sangat tidak enak hati. Dia bersumpah di dalam hatinya. Andai keluarga ini memperlakukannya dengan baik, dia, Li Jianli, pasti akan membalas budi berkali-kali lipat!Setelah beberapa saat, wajah Jing Yue berubah hitam, "dasar keluarga yang tidak berperasaan! Bagaimana bisa ada manusia-manusia tidak bermoral seperti mereka?" Dia lalu menoleh dan menatap Li Jianli. Tatapannya berubah lembut, "Nak, selama kamu tidak keberatan dengan kemiskinan kami, tinggallah di sini.""Bibi Jing, apa yang kamu katakan?" tanya Li Jianli terkejut. "Aku benar-benar tidak keberatan. Aku hanya takut akan merepotkan kalian."Jing Yue tersenyum dan menepuk lembut punggung tangan Li Jianli, "Nak, kamu terlalu banyak berpikir."Li Jianli merasa pandangannya sedikit kabur dan hidungnya terasa masam. Dia menundukkan kepalanya dan merasa hangat di dalam hatinya, "Bibi Jing, Kakak Nuan, terima kasih.""Baiklah, baiklah. Kamu akan tidur bersama dengan Nuan'er. Biarkan Baobao tidur denganku malam ini," kata Jing Yue.Xue Nuan tertawa kecil ketika mendengarnya, "Baobao pasti akan merasa sangat senang!" "Baiklah. Sekarang kalian berdua, bantu aku menyiapkan makan malam," kata Jing Yue. Dia segera berjalan menuju salah satu kendi yang berada di pojokan dapur lalu membukanya. "Untuk hari istimewa seperti ini, kita harus memasak bubur nasi.""Bibi Jing, itu tidak perlu," kata Li Jianli berusaha menghentikan tindakan Jing Yue. Dia tahu betapa berharganya beras di era ini. Rata-rata, keluarga miskin hanya akan membuat bubur nasi encer ataupun beras yang ditumbuk dengan jagung kering yang sangat banyak. Perbandingannya sangat jelas hingga kamu bahkan tidak bisa merasakan rasa nasi di dalam olahan itu."Tidak apa-apa. Li'er, pergi dan bantu Kakakmu membersihkan sayuran liar," kata Jing Yue tanpa bisa dibantah. Dia merasa sangat senang di dalam hatinya. Dengan adanya Li Jianli di sini, rumah mereka akan semakin hidup."Wuah!" Baobao melihat bubur nasi hambar, juga sayur liar yang ditumis tanpa minyak dan bumbu yang ada di depannya dengan mata berbinar. Dia terlihat sangat bahagia. Sedangkan Xue Nuan dan Jing Yue hanya bisa merasa sakit hati di dalam hati mereka. Kehidupan mereka sangat sulit. Bahkan Baobao akan merasa sangat bahagia hanya karena melihat bubur nasi hambar yang sedikit kental. Baobao menoleh ke arah Xue Nuan dan berkata dengan polos, "Ibu, makanan hari ini sangat mewah!"Xue Nuan tersenyum lembut dan membelai pelan kepala Xue Bao, "makanlah kalau kamu suka.""Baik! Ayo Ibu, Nenek, Bibi, kita makan!" kata Xue Bao tidak lupa mengingatkan semua orang untuk makan.Li Jianli menyantap hidangan di atas meja dengan sangat tenang. Di kehidupan sebelumnya, dia memiliki orang tua yang sangat kaya dan keluarga yang harmonis. Sayangnya, itu hanya di permukaan.Kedua orang tuanya hanya memiliki Li Jianli dan kakak kembar laki-lakinya, Li Feng. Kedua orang tua Li Jianli sibuk bekerja. Selain itu
"Baiklah! Aku tidak bisa melakukan apapun selain mencoba!" kata Li Jianli pada akhirnya. Dia bergegas menggiring beberapa ekor ikan gemuk ke sisi sungai. Tanpa di duga, 3 di antaranya melompat ke atas dan menggelepar di atas tanah.Li Jianli tertegun. Bisakah keberuntungannya sebaik ini?Setelah beberapa detik, Li Jianli kembali pulih dari keterkejutannya dan bergegas menangkap 3 ekor ikan gemuk itu. Dia memasukan semuanya ke dalam tembikar. Kini, tembikar ya sangat penuh dan berat!Li Jianli mengangkat tembikar itu. Untung saja dia pernah belajar ilmu bela diri, setidaknya dia sedikit lebih kuat. Li Jianli kembali melayangkan pandangan ke sekelilingnya. Dia berharap bisa menemukan rempah-rempah liar untuk memasak. Lebih bagus lagi kalau dia bisa menemukan pohon Lemon. Tanpa diduga, matanya jatuh di sebuah pohon dengan banyak buah berwarna kuning yang bergelantung. Matanya terbelalak lebar.Lemon! Dia benar-benar bisa menemukan pohon Lemon! Betapa beruntungnya dia!Namun dia tidak bi
Hanya dalam beberapa saat, seluruh dapur ditutupi dengan bau yang sangat harum. Semua orang diam-diam menelan air liur mereka."Bibi Jianli, apakah menurutmu ikannya sudah matang?" tanya Xue Bao tidak sabar."Lihatlah, berapa rakusnya anak itu!" kata Jing Yue seraya tertawa.Li Jianli tertawa, "baiklah! Sepertinya sudah waktunya." Dia segera membuka tutup kukusan dan aroma harum masakan semakin menguat. Dia mengeluarkan ikan kukus dan meletakkannya di atas meja. Anda mereka memiliki minyak, dia bisa menggoreng salah satu ikan juga."Bubur juga sudah siap. Ayo kita makan," kata Xue Nuan. Dia segera memasukkan bubur ke dalam mangkuk masing-masing orang dan meletakkannya di atas meja. Dengan segera, 4 orang sudah duduk melingkari meja."Ayo kita makan," kata Li Jianli. Selain Li Jianli, ketiga orang lainnya masih memiliki keraguan di dalam hati mereka. Namun mereka tetap memberanikan diri mereka untuk mencobanya."Enak!"Semua orang berseru kaget ketika merasakan daging ikan yang segar,
"Li'er, kamu benar-benar beruntung!" Jing Yue mau tidak mau berteriak kaget ketika melihat sekeranjang penuh buah persik berukuran besar.Li Jianli tersenyum ketika mendengar pujian Jing Yue, lalu bertanya, "Bibi, bisakah kita menukarkan buah-buahan persik ini dengan uang? Aku pikir kita bisa menyimpan beberapa dan menjual sebagian ke Kota Teratai."Jing Yue berpikir dengan serius ketika mendengar perkataan Li Jianli, "kalau buah persik yang kamu dapatkan berukuran kecil, aku akan memintamu untuk memakannya sendiri. Tapi … buah persik ini besar dan terlihat bagus. Ya, aku pikir kamu bisa menjualnya dengan harga bagus.""Bibi, cobalah," kata Li Jianli seraya menyerahkan sebuah buah persik berukuran besar kepada Jing Yue.Jing Yue tidak menolaknya. Dia bergegas mencucinya lalu menggigit buah persik itu dengan gigitan besar."Ini … ini sangat manis dan berair. Juga kulitnya tipis dan dagingnya besar. Li'er, kamu benar-benar bisa menjualnya!" kata Jing Yue penuh semangat. "Dimana kamu men
"Kamu gadis baik, jangan pedulikan keluarga Li itu. Mereka orang-orang yang tidak masuk akal," dengus Xue Dafu. Siapa yang tidak mengenali betapa tidak masuk akalnya keluarga Li? Hanya dikarenakan mereka memiliki calon sarjana di rumah mereka, mereka bertindak seolah-olah mereka adalah keluarga pejabat dan selalu berbuat masalah dengan orang lain."Kakak Dafu, tenang saja. Sekarang itu tidak menggangguku sama sekali," jawab Li Jianli. "Ya, ya, ya." Xue Dafu tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk setuju. Xue Dafu menghentikan keretanya ketika mereka sampai di gerbang Kota Teratai, "Nuan, Jianli, apakah kalian akan pergi ke pasar? Kalau ya, kalian sebaiknya turun di sini karena aku harus mengambil jalur lain menuju Pusat Medis Zhang.""Kami mengerti," jawab Xue Nuan. Li Jianli segera membawa keranjangnya turun dari gerobak sapi dan membantu Xue Nuan untuk turun.Xue Dafu segera menambahkan, "Aku akan menunggu di gerbang kota paling lambat pukul 4 sore. Bila kalian tidak menemuk
Tiba-tiba, terdengar suara dari arah kerumunan, "Gadis, kenapa kamu begitu serakah? 50 koin koin tembaga untuk 1 kilo buah persik? Itu jelas sangat banyak!""Ya, ya, benar! Kenapa kamu harus menjadi begitu sulit?" celetuk lainnya."Gadis, jangan sampai begitu sulit!"Begitu suara-suara pembelaan datang, pedagang buah itu segera membusungkan dadanya dan mengangkat wajahnya dengan bangga. Dia merasa seperti di atas langit karena banyak yang membelanya.Beberapa suara kecaman membuat Li Jianli merasa sangat kesal. Xue Nuan bahkan menunduk takut dan mengeratkan genggaman tangannya di lengan Li Jianli. Belum sempat Li Jianli menjawab mereka, wanita tua yang baik tadi segera menyambar, "apa yang kalian tahu? Penjual buah ini pada awalnya tidak jujur dan menindasnya. Buah persik sebagus ini ingin dibelinya dengan harga 5 koin tembaga per kilonya. Apakah kalian pikir itu masuk akal? Bagaimana dia bisa menjadi senang? Lebih baik menjual ke Toko Buah Zhao Hong, mereka sangat baik dalam berbinis
"Apakah ada sesuatu yang lain, Bos Zhao?" tanya Li Jianli menghentikan langkahnya."Kalau kamu masih memiliki buah persik seperti ini, jangan lupa untuk membawanya ke sini lagi," kata Zhao Hong.Li Jianli mengangguk dan tersenyum senang, "tentu saja! Bos Zhao tidak perlu khawatir. Aku akan membawa buah persik lagi dalam 1 atau 2 hari.""Bagus! Bagus!" Zhao Hong tidak bisa merasa lebih puas lagi. Dia segera mengantarkan kedua gadis itu keluar dari tokonya.Setelah beberapa saat berjalan, Xue Nuan berbisik kepada Li Jianli, "Li'er, apakah benar masih ada buah persik?" Mereka sudah berjanji kepada Zhao Hong, mereka tidak boleh mengecewakannya."Tentu saja," Jawa Li Jianli. Dia segera mendekatkan kepalanya ke arah Xue Nuan dan ikut berbisik, "buah persik yang aku bawa hari ini hanya sebagian kecil dari buah yang ada di atas pohon. Entah mengapa pohon persik itu sangat besar dan berbuah lebat.""Benarkah?" Xue Nuan masih terlihat ragu. Dia cukup mengenal gunung di belakang rumah mereka dan
"Kakak, kamu jangan khawatir. Kami memahaminya," kata Xue Nuan.Ketika Li Jianli dan Xue Nuan tiba di rumah, mereka langsung mencium bau mie yang sangat harum dari arah dapur. Keduanya masuk dan melihat Jing Yue yang sedang menata mie ke dalam beberapa mangkuk."Kalian sudah pulang? Bagus! Tepat sekali," kata Jing Yue terlihat sangat senang. Namun wajahnya berubah drastis ketika melihat keranjang Li Jianli yang terlihat masih penuh, "apakah kalian tidak berhasil menjual buah persik itu?"Xue Nuan menggeleng pelan, "tidak. Kami berhasil, bahkan sangat sukses.""Benar-benar berhasil? Ah! Itu melegakan. Ayo, ayo, cepat! Simpan semua barang kalian dan makanlah dulu sebelum mienya menjadi tidak enak. Hanya ada sedikit, namun kita bisa memakannya untuk menahan lapar sampai besok pagi," kata Jing Yue."Ibu! Bibi! Apakah kalian membawakanku permen?" Xue Bao langsung berlari untuk memeluk kaki Li Jianli. Wajahnya tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.Xue Nuan tersenyum kecut ketika m