Share

2. Kekacauan

Seketika mobil mewah Chan harus terpental akibat dorongan truk tronton dari arah berlawanan akibat kesalahannya sendiri karena menerobos lampu lalu lintas.

Suara benturan antar dua kendaraan tersebut mengejutkan ratusan warga yang berada di pusat kota tersebut. Seluruhnya terpaku melihat keadaan lalu lintas yang semakin kacau akibat kejadian ini, ditambah hujan yang masih deras.

Terlebih ada asap dari kap mobil masih tetap mengepul meski terguyur hujan, menjadikan langit siang itu menjadi semakin gelap keabu-abuan. Tak perlu menunggu waktu yang lama, sirine mobil patroli dan ambulans menyeruak ke seluruh penjuru kota.

Seluruh petugas turun tangan untuk mengevakuasi para korban dan meminta agar para warga yang berpartisipasi untuk segera menepi karena keadaan di sekitar kejadian perkara belum kondusif, masih bisa berpotensi kebakaran akibat benturan dua kendaraan ini. sejauh ini, korban yang telah berhasil di evakuasi telah tewas. supir truk dan koleganya. Hanya tinggal satu korban di dalam sana yang terampit tempat stirnya. Chan?

Seorang wanita dengan masker yang menutupi setengah wajahnya berusaha memasuki celah, berusaha untuk menyelamatkan satu orang yan tersisa itu.

"Nona, apa yang anda lakukan? ini sangat berbahaya." tukas salah seorang petugas sambil meraih satu lengan wanita berambut panjang itu.

"Aku harus menyelamatkannya, aku yakin dia masih hidup." ucapnya seraya berkedip meneteskan cairan bening yang telah berada di pelupuk matanya.

"Ini sudah tugas kami. kami akan segera menyelamatkannya." kalimat petugas tersebut membuatnya berpikir ulang.

"Baiklah. Selamatkan dia, aku tidak punya banyak waktu."

Sang petugas hanya mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya, tanpa tau apa arti terselubung dari ucapan perempuan tersebut.

Beberapa petugas menyingkirkan puing-puing dari remuknya kendaraan tersebut, lalu menarik sosok berbalut kemaja putih garis-garis yang berlumuran darah di bagian kepalanya. namun saat korban berhasil di keluarkan, tim medis segera memeriksa denyut nadi di tangannya, bersamaan dengan berlarinya wanita tadi di bawah derasnya hujan.

"Dia masih hidup!" ucap salah seorang tim medis. dengan sigap, tim yanglain segera membawa Chan ke dalam ambulancs milik rumah sakit Wooridul, Daegu.

"Chan-ah!" teriak wanita itu sembari terisak menarik pergelangan tangan satu dari tim medis tersebut.

"Apa anda kerabatnya?" tanyanya iba melihat wanita tesebut terus menangis.

"T-tidak, tapi aku mengenalnya."

***

Kejadian tadi begitu membumi. Rumah Sakit Wooridul telah mempersiapkan segalanya demi menampung korban kecelakaan tersebut. Namun, hanya satu korban saja yang masih hidup. Park Chan, ia segera di larikan ke rumah sakit tersebut. wanita tadi turut berlaarian mengantar pria itu hingga ruang instalasi darurat.

"Mohon maaf, Anda tidak bisa masuk ke dalam, sebaiknya anda cukup menunggu disini!" pinta salah seorang perawat laki-laki.

"Tapi bagai---."

"Jangan khawatir, kami akan segera menanganinya." Kalimat terakhir perawat tersebut bagai cambuk baginya. perawat itu berbalik arah dan menghilang untuk masuk ke ruangan yang sangat tertutup itu.

Chan telah menggunakan seragam pasien. Nampak banyak luka yang menghiasi kepalanya, itu membuat Dokter Rose memutuskan untuk melakukan scan. Kemudian tubuhnya di bawa masuk ke dalam alat besar ct scanner. Karena kepala adalah bagian yang paling rawan jika sedikit saja terluka.

Dokter Rose bersiap untuk meneliti dan memeriksa melalui komputernya yang telah tersambung dengan ct scanner tersebut. Rose terlihat begitu cerdas dengan kacamata yang bersarang di matanya.

Dokter muda berusia 28 tahun yang memiliki nama asli, Seo Ji-Hyun ini terkenal dengan IQ superior yang dimiliknya. Ia hanya orang dari kalangan biasa yang bisa lulus dengan predikat cumlaude di universitas sungkyunkwan. Sempat melakukan pertukaran pelajar di Australia juga dan sekarang sedang dalam masa residensi tahun ketiga departemen bedah saraf.

Dari sana pula, ia mendapatkan panggilannya, Rose. karenanya berparas menawan nan anggun bak sekuntum bunga mawar, dengan pribadi yang hangat.

***

Rose keluar ruangan untuk berbincang beberapa hal mengenai tindakan selanjutnya untuk kepentingan pasien tersebut pada sang wali ataupun keluarga.

"Kemana wali Tuan Park?" matanya terus menerawang ke segala arah.

Seseorang berlari kecil menghampiri Rose, "Tadi saya menyuruhnya untuk menunggu di sini."

"Mungkin saja, tengah mengurus adminstrasi." tambah Perawat Shin. "Saya akan mencarinya."

"Baiklah, aku masuk dulu, ya!" Rose berbalik menuju ruang instalasi sambil memasukkan tangannya ke kantung jas putih yang dikenakannya.

Ia memerintahkan beberapa perawat untuk segera memasangkan infus pada Chan. Sesekali Rose menatap wajah pasiennya yang belum sadarkan diri itu, kemudian menatap layar komputernya lagi sambil mendengus kasar dan memijat keningnya pelan. seperti banyak beban ditambah menatap hasil scan otak milik Chan bersama dokter senior, Dokter Gyeon.

Di sisi lain, tanpa Rose tau ponsel berwarna rose gold yang ia tinggalkan di ruang kerjanya telah menyala-nyala, tanda ada panggilan masuk. di saat seperti ini, Rose tidak mungkin membawa benda pipih tersebut ke ruang instalasi.

***

Pemirsa, kecelakaan hebat yang terjadi di pusat Kota Daegu antara truk dengan mobil sedan tadi pagi menewaskan dua orang dari tiga korban. Sementara korban selamat merupakan Park Chan, CEO LEYO Studio. Dan sekarang dilarikan ke Rumah Sakit Wooridul, Daegu.

Berita kecelakaan tersebut telah menyebar luas ke seluruh penjuru korea selatan. terlebih ada sosok ternama yang menjadi korban di sana. wanita berambut panjang yang diikat itu menatap televisi yang berada di rumah sakit, mendengarkan seorang reporter menyampaikan kabarnya dengan tegas seraya menunduk menimbang banyak hal.

"Sebentar lagi keluarganya datang." Wanita pemilik kulit putih bersinar dari balik maskernya itu berdiri untuk segera beranjak dari tempat duduknya. Namun belum sampai lima langkah, ia harus terhenti.

"Permisi." Seorang perawat wanita membungkukkan setengah badannya, kemudian di susul oleh wanita itu. "Apa anda wali dari tuan Park Chan?"

"Aah~" Dengan segala pertimbangan ia mengangguk.

"Mari ikut saya untung mengisi data diri." pinta sang perawat ramah sembari menunjukkan jalan untuk wanita yang masih setia dengan masker hitamnya, bersamaan dengan keributan yang baru saja menyeruak di lobi rumah sakit.

Banyak wartawan yang mengikuti Park Sung-Kyun berjalan beserta Steave Jo di sampingnya. Sung-Kyun yang lebih sering di sapa Bibi Park ini adalah Bibi dari Chan.

Ia segera mencari ruangan instalasi tempat dimana Chan berada. sementara puluhan wartawan tertahan di depan lobby, dan tidak di perkenannkan untuk memasuki rumah sakit, karena akan sangat mengganggu.

Meskipun Chan dinyatakan selamat dalam tragedi tersebut, ada beribu rasa panik yang tergambar dari air wajah Bibi Park.

"Permisi." Steave menyapa seorang perawat yang lewat, di sambung dengan tundukannya sebagai rasa hormat. "Dimana ruang instalasi?"

"Ah.. Tuan Chan masih belum sadarkan diri namun sudah berada di ruang khusus, mungkin anda bisa menemui dokter yang menanganinya." jelas Perawat Shin.

"Baik, dokter siapa?" timpa Bibi Park tak ingin membuang waktu

"Dokter Gyeon Min-Hyun, namun karena beliau ada operasi terjadwal, ibu bisa menemui Dokter Rose di ruangan Dokter Gyeon. Dokter residen senior."

Keduanya memutuskan untuk berpencar. Steave menuju ruangan dimana Chan di rawat, sementara Bibi Park bersama Perawat Shin, melangkah menuju ruangan kerja Dokter Gyeon yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang perawatan Chan.

Tok tok tok!

Perawat Shin membuka pintu dan membawa Bibi Park ke hadapan Dokter Rose bersamaan dengan Rose yang berdiri dengan kedua sudut bibir yang terangkat sambal membungkukkan badannya. lalu memberi anggukan kecil pada perawat shin untuk memperbolehkannya meninggalkan ruangan.

Rose menyodorkan tangan kanannya sebagai isyarat untuk mempersilakan Bibi Park untuk segera duduk. Ia mengangguk seraya menarik kursi dengan sebelah tangannya.

"Bagaimana keadaan keponakan saya?" Tanya Bibi Park cemas.

Rose menarik kedua sudut bibirnya seolah memberikan sedikit ketenangan untuk wanita berkepala lima ini "Keponakan ibu baik-baik saja. tapi saya butuh untuk membicarakan sedikit, mengenai kelanjutan penanganan Tuan Chan".

Bibi Park terlihat seksama mendengarkan Rose bertukas, "Apa itu?"

@ddablue_

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status