Derrtt...derrtt...derrtt " suara getar ponsel dari dalam saku kemeja biru yang di lapis jas senada , dengan segera merogohnya.
"hallo ma..." Sapa Darren kepada seorang wanita cantik di seberang telephone sana.
"Ren ,, mama minta tolong ambilin pesanan bunga di toko langganan mama, udah janji hari ini mau di ambil" Ucap Ambar.
"Biasa juga mama yang ambil kesana, Darren sejam lagi ada meeting ma" tolak Darren dengan sopan ,karena memang bener sejam lagi dia ada meeting sama klien penting.
"Kan masih sejam lagi ,bisa lah itu ,keburu kok ,bantuin mama yah sayang ,pleaseee... Mama gak bisa pergi ,lagi ribet banget ini bantuin Tante kamu" ngeluh Ambar pada anaknya .
"Hahhh.. "hembusan nafas pasrah Darren.
"Iya udah ,,Darren kesana sekarang ,, di toko bunga langganan mama kan,, Ananta florist's" tanya Darren untuk memastikan.
"Iya sayang ,,loh kok kamu tau nak nama tokonya" balik Ambar yang bertanya.
"Kan tiap mama beli bunga dari sana pasti ada kartu nama dari tokonya kan ma" yah dari situlah Darren tau nama toko bunga itu.
"Ehehehehe.. " tawa Ambar di seberang sana.
"Iya kamu bener sayang , tapi kamu tau alamatnya gak ?" . Memastikan anaknya tau apa tidak .
"Tidak .. mama kirim alamatnya yah".
"Oke sayang.. mama tutup telponnya yah ,mama kirimin alamatnya".
"Iya ma.. have fun disana ,kalau sudah selesai bantuin Tante Salma ,hubungi Darren ,nanti Darren yang jemput mama".
"Baiklah nanti mama hubungi kamu.. bunganya lavender ungu yah ren, tanya aja sama penjualnya ,udah tau dia pesanan mama.."
"Iya ma..." Setelah berpamitan sama Ambar , dan menutup panggilannya ,tak lama kemudian mendapat chat alamat toko bunga dari Ambar.
Darren menuju mobil dan segera meluncur ke toko bunga . Harus kejar waktu karena sejam lagi dia ada meeting ,dan perjalan ke toko bunga itu memakan waktu 15 menitan .
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit Darren telah sampai di toko bunga itu. Jalanan Bandung hari ini lumayan tak begitu padat, jadi bisa mempercepat waktu.
Kringg.. bunyi lonceng ketika ada pelanggan masuk dari balik pintu toko bunga itu.
"selamat siang Mas.. selamat datang di Ananta Florist's .. ada yang bisa di bantu ?" Ucap seorang lelaki muda dengan sapaan yang agak genit mungkin namun tetap terdengar ramah .. yah seperti itulah kesan pria itu di mata Darren .
"Saya mau mengambil bunga pesanan mama saya .. atas nama Ambar Trianti" ucap Darren pada lelaki itu.
"Bentar yah Mas ,, silahkan duduk dulu". Disen karyawan lelaki yang menyapa Darren itu . Mengarahkan Darren untuk duduk di sofa yang telah di sediakan bagi pengunjung di dalam toko itu .
"Tha.. ada yang mau ngambil pesanan bunga atas nama Ambar Trianti.. coba kamu cek ,dah di sediain belum bunganya ?" Tanya nya pada Diantha yang lagi merangkai bunga bunga dari beberapa pesanan pelanggan .
"Udah sen .. ada di sebelah meja kasir ,aku meletakkan nya di sebelah sana" tunjuk Diantha sambil mengarahkan tangannya ke arah samping meja kasir.
"Okeh.. thanks tha" senyum disen sambil berlalu mengambil pesanan bunga mama Darren.
"Ini mas ,pesanan bunga lavender ungunya". Menyerahkan sebuket lavender ungu kepada Darren.
"Cantik ,, siapa yang ngerangkainya" tanya Darren sambil memperhatikan sebuket lavender yang sangat cantik dan harum , sesekali menciumnya. Pantas saja mamanya sangat menyukai Lavender ungu ini ,selain wanginya harum dan cantik ,bunganya keliatah simple tapi elegan.
"Tuh orangnya ada disana lagi ngerangkai bunga yang lain mas" tunjuk Disen kearah Diantha.
"Apakah dia pemilik toko bunga ini" tanya Darren penasaran, hanya melihat punggung belakang Diantha saja sudah menimbulkan seribu tanya ,lebih tepatnya mungkin Darren kepo .
"Bukan .. dia sama Kayak aku ..kami cuma karyawan.. pemilik toko ini ibu Ananta .." jelas Disen.
"Ahhh pantas namanya Ananta Florist's ,ternyata pemilik nya bernama Ananta ". Menggangguk ngangguk kepalanya pertanda mengerti.
"iya mas .. apa ada lagi yang bisa di bantu mas ?" . Tanya Disen kembali.
"Bisa panggilkan yang merangkai bunga ini" menunjuk buket bunga lavender yang di genggamnya, entah apa yang membuat Darren penasaran sama seseorang yang merangkai bunga ? Bukan kah dia harus cepat balik ke kantor karena sebentar lagi akan ada meeting , sepertinya Darren melupakannya , rasan kepo nya lebih tinggi , tidak biasanya dia seperti ini , Darren tipekal orang yang cuek dan tak ingin tahu tentang orang lain. Tapi entah kenapa berbeda dengan Diantha. Bahkan hanya melihat punggungnya saja sudah bikin penasaran . Posisi Diantha membelakangi Darren dan menghadap kejendela sebelah kiri dengan banyaknya bunga bunga cantik yang siap di rangkai.
"Bentar yah mas .. aku panggilin orangnya dulu" Disen kemudian berjalan kearah Diantha.
"Tha .. sini bentar ada yang mau ketemu kamu" ucap disen dan membuat Diantha menghentikan aktivitas merangkai bunganya.
"Siapa sen .. apa ada konsumen yang komplen" tebak Diantha .
"Gak tau .. itu yang ngambil pesanan bunga lavender barusan.. kesana dulu gih samperin orangnya .. dia pengen ketemu kamu". Menyuruh Diantha bergegas menemui Darren.
"Misi mas .. ada apa yah mas ingin menemui saya ? Pesanannya ada yang gak sesuai yah ?" Tanya Diantha dengan sangat sopan dan ramah.
Cantik .. dalam hati Darren berkata . Sesaat terpana oleh gadis yang kini bediri di depannya. Hingga suara lembut Diantha membuyarkan lamunannya.
"Misi mas .. apa ada yang ingin di tanyakan ?" Tanya Diantha dengan sabar , karena lelaki yang berdiri di depannya seperti menjadi patung dan entah nyawanya lagi berkeliaran kemana ckckck . Sungguh aneh .
"Ahh iya .. apa kamu yang merangkai bunga ini ?" Bodoh Darren ,bukannya tadi Disen sudah ngasih tahu kalau Diantha yang merangkai semua bunga di dalam toko ini.
"Iya bener.. apa rangkaian bunganya tak sesuai mas ?" Khawatir takut dia melakukan keselahan dan membuat pelanggan nya kecewa .
"Tidak ada .. sangat rapi ,indah dan cantik" saat menekan kata cantik matanya tak berhenti menatap wajah Diantha.
"Syukurlah saya kira ada masalah sama rangkaian bunganya". Tutur Diantha sambil tersenyum hangat.
Astaga ,, dia senyum malah makin menambah kecantikan di wajahnya yang kecil jika aku mengusap wajahnya di tangan ku yang kekar ini. Ya ampun ,kenapa jadi berpikiran sejauh ini. Ucap Darren dalam hati dan menggelengkan kepalanya , membuat Diantha terheran .
"Kenapa Mas kok geleng geleng kepala ?".
"Tidak .. tidak ada apa apa" tersenyum dan berusaha menyembunyikan pikirannya yang aneh aneh barusan.
"Kamu berbakat merangkai bunga (dan juga berbakat membuat ku terpanah "ucap dalam hati" astaga wkwkwkwkwk) " tersenyum semanis mungkin memberi kesan yang baik pada gadis ini.
Derrrttt... Derrrttt... Bunyi dari benda persegi panjang dari balik jas nya itu menghentikan Darren ingin bertanya tanya ,lebih tepatnya basa basi pada gadis yang baru saja membuatnya terpanah. Isshhh rutuknya dalam hati ,membuat kesel saja, siapa yang menelponnya dan mengganggunya bersama gadis ini.
"Kenapa..." Jawab Darren tanpa melihat nama panggilan yang tertera di layar ponselnya itu.
".........."
"Astaga .. oke aku segera kesana , 10 menit lagi aku tiba di kantor". Betapa bodohnya Darren ,lupa bahwa dia ada meeting penting sama kliennya hari ini. Sambungan telpon pun di tutup sepihak oleh darren.
"Aku harus balik ke kantor sekarang , ada meeting penting . Lain kali aku akan kesini lagi memesan bunga. Lavender ungu bunga kesukaan mama aku " menjelaskan pada Diantha .
"Iya mas ,, makasih sebelumnya" tersenyum kembali pada Darren.
Astaga sungguh senyumannya sangat indah . Andai tidak ada meeting itu aku akan berlama lama disini.
"Baik aku pergi dulu" bentar aku wkwkwkwkwkwk merutuki dirinya sendiri ,seperti sedang berpamitan sama kekasihnya.
Diantha hanya membalas dengan senyuman.
Darren berjalan keluar dari toko bunga itu dan bergegas menuju mobil untuk segera kekantor .
"Tunggu aku .. aku akan datang lagi" berbicara sambil menatap ke arah toko Ananta florist's , terlihat dari kaca bening yang transparan itu ,Diantha sedang melanjutkan tugas merangkai bunganya yang sempat tertunda tadi ,hanya karena Darren ingin bertemu dengannya. Sambil tersenyum senyum ,Darren menjalankan mobilnya dan menuju kembali ke kantor.
Sesampainya di kantor ,Darren langsung menuju ruang meeting ,karena dia sudah ditunggu disana. "Maaf semuanya , maaf sudah membuat menunggu , tadi saya ada urusan jadi agak telat datangnya" sambil membungkukkan badan sebagai tanda permohonan maaf. "Tak apa pak Darren, kami juga belum lama datang" ucap Biyan klien dari Darren . "Kita langsung saja ke pembahasan utama" memberi kode pada Tasya ,sekretaris Darren untuk menunjukkan rencana proyek pembangunan resort yang rencananya akan di bangun dengan megah, sudah di siapkan dan disusun rapi . Darren dengan teliti dan lincah menjelaskan rencana proyeknya , serta struktur struktur yang sudah dia cantumkan . Biyan selaku klien Darren yang akan bekerja sama dengan perusahaan Darren terperangah dan takjub dengan rencana proyek Darren . Memang tepat mengajak Darren dalam hal bisnis , karena semua bisnis dan proyek yang di kerjain Darren selama ini semuanya berjalan sangat sukses . Kurang
* * * Pagi pagi sekali Diantha sudah berada di Ananta florist's , seperti janji nya kemarin. Kini dia sedang memasukkan satu persatu secara perlahan rangkaian bunga bunga cantik dari berbagai jenis ke dalam mobil box . Setelah semuanya selesai ,kini dia dan Disen serta seorang supir bersiap menuju tempat yang akan dituju. Ananta sendiri tidak jadi ikut ,karena harus ke luar kota mendadak , jadi tugas ini dia serahkan ke Diantha untuk mengurusnya , dan meminta Disen untuk menemani Diantha , tidak mungkin dia membiarkan Diantha mengurusnya sendiri ,pasti dia akan kewalahan di sana . Perjalanan nya lumayan memakan waktu karena tempatnya berada di Lembang Rainbow Garden. Disana banyak di tumbuhi bunga bunga cantik , dan menjadi salah satu spot wisata warga Bandung yang gak boleh di lewatkan. Sangat cocok juga untuk di jadikan tempat acara ataupun tempat berkumpul keluarga. "Disana banyak orang gak yah tha .. agak grogi kalau banyak orang" tanya Disen cemas.
Sepanjang perjalanan pulang menuju Ananta florist's dan kembali melanjutkan pekerjaan disana. Diantha terdiam seperti memikirkan sesuatu . Hanya terdengar celotehan dari Suara Disen yang sednag berceloteh ria bersama Kang Adi. "Tha .. diam diam Bae". Tanya Disen, sedari tadi Diantha tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin dia kelelahan. "Lagi menikmati pemandangan .. udara hari ini cerah yah". Menatap kelangit yang memang sangat cerah hari itu , langitnya yang biru ,serta pantulan sinar cahaya matahari terlihat dari celah celah awan putih . Dusta Diantha , padahal sebenarnya dia sedang memikirkan kejadian tadi . Hanya saja tidak ingin mengatakannya pada Disen. Darren .. 1 nama yang spontan dia ucapkan lewat bibir mungilnya ,tanpa mengeluarkan suara. Untungnya tidak terdengar oleh 2 orang di sampingnya itu . "Haahhh.." helaan nafas yang keluar dari mulutnya itu ,lantas membuat Disen berbalik padanya . "Napa Bu .. kedengaran banget tuh
Seorang gadis tinggi sedang berjalan anggun menuju 2 Lelaki yang sedang bercengkrama. "Sayang..." Sapa Sandra dan duduk sambil merangkul tangan Darren manja. "Papa mau ketemu kamu". Ucapnya lagi. "Iya bentar , aku masih ngobrol sama Sean". Sebenernya Darren sangat tak ingin berkumpul dengan para orang tua itu. Karena yang di bahas pasti soal rencana pernikahannya bersama Sandra. Apa orang tuanya tidak pedulikan perasaannya . Pertunangannya saja tidak dia sukai, apalagi pernikahan. "Kesana dulu, gue gak apa apa". Titah Sean. "Oke .. gue kesana dulu". Pamitnya dan di angguki Sean. Darren berdiri dan berjalan menuju para orang tua ,dan meninggalkan Sandra di belakangnya yang memanggil manggilnya.. gadis itu pasti sangat jengkel. "Nah itu Darren".ucap Papah Darren, Adrian Atmajaya. "Hai om". Sapa Darren setelah tiba di hadapan para orang tua , dengan mengulus senyuman. Tak lama pun Sandra juga telah berg
"2 bulan lagi pernikahan kamu dan Sandra akan di laksanakan". Ucap Adrian pada anaknya itu. "Pa .. apa gak kecepatan?". Tanya Ambar pada suaminya. Ambar tahu anaknya sangat tidak menyetujui , tapi apa boleh buat Darren hanya bisa menuruti. "Darren tidak ingin menikah dengan Sandra". Ucapan Darren membuat kedua orang tua itu terkaget dengan apa yang di ucapkan anaknya. "Apa maksud kamu Darren? Bukannya tadi kamu menyerahkan semuanya sama kita. Dan kenapa tiba tiba mengatakan tidak ingin menikah". Adrian menatap anaknya itu penuh kebingungan, tapi Darren hanya menatap dengan dingin. Sepertinya ini sudah saatnya dia harus bicara, sebelum pernikahan ini terjadi. "Darren tidak mencintai Sandra. Selama ini Darren hanya berpura pura di depan kalian. Dari awal Darren tidak menyetujui perjodohan ini". Ucapannya makin membuat kedua orang tua itu semakin kaget. "Lantas kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Darren. Bahkan kalian sudah bertunangan
Di pagi hari ,memulai lagi awal yang baru dari rutinitas. Gadis dengan mata hitam pekat yang indah, bibir tipis nan mungil, rambut panjang sepunggung yang halus, badan kecil yang ramping, tubuhnya indah, bahkan perfect pas di mata Darren. Bangun dari singgasana kasur nya , menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan kemudian bergegas kedapur membuat sarapan yang akan dia bawa ke tempat kerja, Diantha lebih suka membawa bekal ketimbang membelinya, akan sesekali dia membeli jika tak sempat membuatnya atau sekedar ingin makan makanan warung. Setelah membuat bekal,dia segera bergegas untuk bersiap siap memulai pekerjaannya di Ananta Florist's. Saat membuka pintu rumah dan hendak melangkah pergi , betapa terkejut nya Diantha melihat seseorang sedang berdiri di depan, bersandar di sebuah mobil hitam, menggunakan setelan jas, rapi dan juga terlihat TAMPAN. "Hai". Sapa Darren dengan senyuman yang dia tunjukan. "Mas Darren, ngapain pagi pagi disini ?". "Jemput
Kini keduanya telah duduk dan siap untuk menyantap makan siang. Tepatnya Darren dan Diantha saling berhadapan. Jadi Darren bisa dengan puas menatap wajah Diantha. Sedangkan si gadis hanya menunduk sembari membuka bekal makanan yang dia bawah. Lalu makanan yang di bawah sama Darren tadi ada dimana ? Jawabannya adalah Disen membawa makanan itu untuk makan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Mereka tidak ikut makan bersama sepasang sejoli itu, karena tak ingin mengganggu. Darren memberikan semua makanan itu pada mereka. Dia lebih tertarik untuk makan makanan yang di bawa gadis di depannya itu. Sebelumnya Darren sudah menawarkan makanan yang dia bawah ,tapi gadis ini menolaknya. "Hummm.. keliatannya enak". Saat Diantha membuka bekal makanan itu , terlihat jelas isi di dalam kotak bekal berbentuk persegi panjang ,yang di dalamnya terdapat nasi putih di taburi bawang goreng di atasnya, beberapa potong tahu dan tempe yang di oseng pedes, dan juga tumis sayur kol
"Ngapain tuh bibir senyum gaje gitu, lagi kesambet Yee loe Ren?". "Kapan loe datang?". Darren balik bertanya pada Sean. "Dari loe pergi sampai saat ini, loe dari mana sih? Gue panggil tadi kagak denger". Oceh Sean, niat hati ke kantor sahabatnya itu ingin mengajak makan siang, tapi malah pergi dan membuatnya menunggu di ruangan itu. "Makan siang". Singkat Darren. "Di