Share

Chapter #2

Sesampainya di kantor ,Darren langsung menuju ruang meeting ,karena dia sudah ditunggu disana.

"Maaf semuanya , maaf sudah membuat menunggu , tadi saya ada urusan jadi agak telat datangnya" sambil membungkukkan badan sebagai tanda permohonan maaf.

"Tak apa pak Darren, kami juga belum lama datang" ucap Biyan klien dari Darren .

"Kita langsung saja ke pembahasan utama" memberi kode pada Tasya ,sekretaris Darren untuk menunjukkan rencana proyek pembangunan resort yang rencananya akan di bangun dengan megah, sudah di siapkan dan disusun rapi .

Darren dengan teliti dan lincah menjelaskan rencana proyeknya , serta struktur struktur yang sudah dia cantumkan . 

Biyan selaku klien Darren yang akan bekerja sama dengan perusahaan Darren terperangah dan takjub dengan rencana proyek Darren . Memang tepat mengajak Darren dalam hal bisnis , karena semua bisnis dan proyek yang di kerjain Darren selama ini semuanya berjalan sangat sukses .

Kurang lebih 2 jam meeting pun selesai dengan kesepakatan kedua belah pihak dan menanda tangani kontrak kerja sama mereka.

"Terima kasih Pak Darren.. sudah bersedia bekerja sama dengan perusahaan kami". Ucap Biyan sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Darren.

"Sama sama Pak Biyan.. Secepatnya kita akan memulai menjalankan proyek ini". Balas menjulurkan dan menjabat tangan Biyan.

"Baik kalau begitu kami permisi dulu". Pamit Biyan dan rekan kerjanya yang lain.

"Siap .. hati hati di jalan Pak Biyan".

Setelah kepergian Biyan dan kliennya yang lain, Darren bergegas menuju ruangan nya.

"Haahhh... Kelar juga meting hari ini". Tetiba tersenyum mengingat wajah cantik gadis di toko bunga itu.

"Diantha... Nama yang sangat indah , cantik seperti pemiliknya". Tersenyum sepanjang saat , hingga suara seseorang mengganggu lamunannya.

"Kamu kenapa gak balas chat aku sih" ucap seorang gadis cantik dan modis serta elegan.

"Sampai aku harus nyamperin kamu kesini". Ngeluh gadis itu dengan suara manja yang di buat buatnya.

"Gak ada yang nyuruh kamu kesini San". Jawaban menohok dari Darren membuat gadis itu jadi merajuk.

"Gitu deh selalu jawabannya .. sekalian kan aku nyamperin tunangan aku " .

"Gak boleh emangnya ?" Tanya Sandra lagi . Yah gadis itu Sandra Kinanti. Sekaligus tunangan Darren Cakrya Jaya. Tunangan ? Hanya Sandra lah yang mengganggap mereka tunangan ,tapi tidak dengan Darren.

Darren tak menjawab dan kembali fokus pada tumpukan kertas kertas putih yang berisi kerjaan dan laporan perusahaannya. Melihat Darren hanya terdiam dan tak menjawab , membuat Sandra kesel setengah mati ,selalu saja Darren mengabaikannya. Tidak kah Darren tahu bahwa Sandra ingin menghabiskan waktu berdua serta bermanja manja layakanya sepasang kekasih yang lain.  Kekasih ? Tunangan ini saja tak pernah di anggap Darren ,, apalagi kekasih . Dari dulu Sandra lah yang mengejar ngejar Darren , nasib baik karena kedua keluarga Darren dan Sandra saling mengenal satu sama lain . Bahkan ayah Darren lah yang berperan penting mengembalikkan perusahaan ayah Sandra saat terpuruk kala itu. Hingga keduanya memutuskan untuk menjodohkan anak anak mereka . Tentu saja Sandra senang ,tapi tidak dengan Darren . 

"Aku kangen kamu ren.. bisa tidak bersikap baik sedikit sama aku.. kamu lupa aku ini tunangan kamu" titah Sandra.

"Kamu gak liat aku lagi kerja San" . Meletakkan bolpen dan menatap Sandra dengan tatapan dingin.

"Kan gitu lagi natapnya .. coba deh yang romantis gitu sama pasangannya". Kesal Sandra.

"Kalo gak ada kepentingan lebih baik kamu pulang San .. aku lagi sibuk hari ini". Tidak pedulikan ocehan Sandra dan melanjutkan pekerjaannya.

"Temani aku makan" kekeh Sandra.

"Makan sendiri.. bisa kan ?" Tanya Darren bener bener tak tahan dengan kelakuan Sandra . Kapan gadis ini akan pergi dan tidak mengganggunya lagi. 

"Gak .. aku gak akan pergi sebelum kamu mau temani aku makan" . Melipatkan kedua tangannya dan duduk di sofa secara anggun.

"Ka- ...." Belum selesai Darren bicara sudah di sanggah Sandra.

"Aku telpon Tante Ambar atau gak Om Jaya , kamu gak mau Nemani aku". Siap untuk mendial nomor orang tua Darren.

"Oke .. aku temani". Ngalah daripada ribet entar urusannya .

"Nah gitu dong .. aku mau makan spagheti". Ucap Sandra sambil Memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

Langsung saja Darren berdiri dan berjalan keluar .

"Ayo.. aku gak punya banyak waktu .. kerjaan aku masih banyak San".

"Okeh..." Menjawab dengan seuntas senyuman karena senang berhasil membujuk Darren untuk menemaninya ,meski harus dengan di ancam dulu.

Sandra pun berdiri dan berjalan disamping Darren tak lupa untuk menggandengnya mesra. Meski yang di gandeng merasa risih dan tak nyaman . Apalagi banyak karyawannya yang melihat. Ditambah banyak bisik bisik  mengatakan mereka terlihat sangat cocok . Cihhh bagi Darren tidak cocok sama sekali , akan lebih cocok jika Diantha yang berjalan beriringan dengannya. Tunggu , Diantha ? Sepertinya gadis itu sudah mengisi seluruh otaknya . Belum juga sehari bahkan baru beberapa jam yang lalu mereka bertemu untuk pertama kalinya, tapi Diantha sudah melalang buana dipikirannya. Cieee apakah ini yang di namakan cinta pada pandangan pertama wkwkwkwkwk.

Sepanjang perjalanan menuju restoran , Darren hanya diam dan fokus menyetir sedangkan Sandra ,jangan di tanya lagi . Dia sibuk berceloteh panjang lebar menceritakan apa saja kegiatannya . Padahal dia tahu tak kan ada respon dari pria di sampingnya itu . Begitu dingin , harus dengan cara apa lagi agar Darren mau membuka hatinya untuk dia. 

Setelah sampe di restoran dan memesan makanan , yang tentu saja hanya untuk Sandra , Darren hanya memesan segelas air putih ?. 

"Kamu cuma mesan air putih doang ren, gak mau Mesan makan gitu atau desserts ?" .

"Gak .. udah mesen nya ,tungguin sampe makanannya datang , gak usah banyak ngomong". Bener bener dingin .

"Hhhah.. bisa gak gak usah sedingin ini.. aku tun- ". Kalimatnya di sambung Darren.

"Angan... Harus gitu tiap saat kalimat itu di lontarkan .. aku tau aku tunangan kamu .. gak usah di ulang dan di perjelas". Tatap Darren makin dingin terhadap Sandra.

"Bakalan aku ulang terus sampe kalimat tunangan berubah menjadi suami". Tegas Sandra dan saat menekan kata suami tiba tiba dia tersenyum malu malu.

Darren hanya memperhatikan tanpa menjawab ,tentu saja dengan tatapan tak suka . Jika Diantha yang mengucapkan kalimat itu ,pasti Darren dengan senang hati menerimanya. Nah mulai lagi kan memikirkan gadis itu wkwkwkwkwk. Secepat kilat menepis pikiran nya yang sudah ngaur kemana mana.

Tak lama kemudian pesanan spagheti Sandra telah tiba.

"Makan .. jangan banyak bicara .. aku harus cepat balik ke kantor". Baru juga Sandra akan berbicara lagi tapi sudah di peringati. Akhirnya dia makan dengan tenang , hingga selesai makanannya. Darren kemudian berdiri dan berkata....

"Sudah selesai kan.. aku harus balik ke kantor .. bisa pulang sendiri kan". Berlalu dari hadapan Sandra tanpa mendengar gadis itu akan berbicara dulu.

"Darren Cakra Jaya brengseeeekk" emosi Sandra .

"Liat saja akan aku pastikan kau tertekuk lutut dihadapanku ,akan ku buat kau tergila gila padaku" menyunggingkan senyuman smirk , Sandra tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati dari seorang manusia dingin seperti Darren. Akan dia pastikan Darren akan menjadi miliknya seutuhnya.

 * * *

"Diantha.." panggilan seseorang yang sangat lembut itu lantas menghentikan langkah kaki gadis itu yang akan segera beranjak dari toko itu karena sudah waktunya pulang .

"Yah Bu" jawab Diantha.

"Besok pagi kamu temani saya buat nganterin pesanan bunga bunga yang tadi kamu rangkai yah , bunga bunga itu mau dihias di acara outdorr ,temanya tentang bunga , makanya mesan berbagai macam bunga di toko kita sekaligus di rangkai. Yang punya acara ,adalah langgan toko kita.." jelas Ananta pemilik dan juga bos dari Ananta florist's.

"Iya Bu.. besok aku datang cepat biar bisa bantuin angkatin bunga bunganya".

Ananta menjawab sambil tersenyum.

"Iya sudah kamu pulang gih.. udah mau Maghrib".

"Baik Bu.. saya pamit pulang dulu". Kemudian berlalu dan berjalan ke halte untuk menunggu bis.

Akhirnya sampai juga di tempat ternyaman Diantha untuk berlindung dan beristirahat dari aktivitasnya sepanjang hari. Rumah hunian yang kecil namun sangat nyaman , mempunyai 1 kamar tidur, kamar mandi ,ruang tamu kecil ,dan dapur kecil ,sudah sangat nyaman bagi seseorang yang hanya tinggal seorang diri di dalamnya .

Rumah kecil itu Diantha membelinya dengan harga yang cukup murah , dari hasil tabungannya selama dia bekerja . Sejak lulus sekolah Diantha mulai bekerja ,saat ini umurnya memasuki 25 tahun . Umur yang ideal kan ,sudah waktunya untuk menikah , haaaahh jangan kan menikah pacar saja tak punya , ouhhh jangankan pacar , Diantha sama sekali belum pernah berpacaran . Dirinya fokus untuk bekerja agar bisa membantu ibu panti dan adik adik nya di sana.

Setelah mengeringkan keringat di tubuhnya , Diantha pun melanjutkan untuk mandi dan membersihkan diri . Setelah selesai kini dia berkutat di dapur untuk membuat makan malam ,karena sesungguhnya dia pun sudah sangat lapar. Hanya menu sederhana , tahu goreng dan sayur sup . Setelah semuanya telah selesai, makanan telah jadi ,dan juga sudah habis disantap dan lanjut membereskan semua peralatan dapur , kemudian waktunya untuk mengistirahatkan badan . Besok pagi dia harus bangun cepat agar tak telat . Dan kemudian mata pun mulai terpejam dan Diantha telah tertidur lelap.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status