Share

Chapter #4

Sepanjang perjalanan pulang menuju Ananta florist's dan kembali melanjutkan pekerjaan disana. Diantha terdiam seperti memikirkan sesuatu . Hanya terdengar celotehan dari Suara Disen yang sednag berceloteh ria bersama Kang Adi.

"Tha .. diam diam Bae". Tanya Disen, sedari tadi Diantha tak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin dia kelelahan.

"Lagi menikmati pemandangan .. udara hari ini cerah yah". Menatap kelangit yang memang sangat cerah hari itu , langitnya yang biru ,serta pantulan sinar cahaya matahari terlihat dari celah celah awan putih . Dusta Diantha , padahal sebenarnya dia sedang memikirkan kejadian tadi . Hanya saja tidak ingin mengatakannya pada Disen. 

Darren .. 1 nama yang spontan dia ucapkan lewat bibir mungilnya ,tanpa mengeluarkan suara. Untungnya tidak terdengar oleh 2 orang di sampingnya itu .

"Haahhh.." helaan nafas yang keluar dari mulutnya itu ,lantas membuat Disen berbalik padanya .

"Napa Bu .. kedengaran banget tuh hembusan nafas". 

"Capek ,aku ngantuk banget .. aku pejamin mata bentar dulu, bangunin yah kalau udah sampe". Kemudian perlahan memejamkan matanya.

"Iye .. tidur gih ,entar aku bangunin". 

* * * Flashback beberapa saat yang lalu, saat masih di Lembang Rainbow Garden.

"Cie Napa dilepas tha , gandengan aja gak pa pa , tuh masnya kayaknya betah banget gandeng tangannya.. hahahahaha ". Tawa Disen pecah ,puas menggoda Diantha .

"Jangan di goda ,kasian nih pipinya jadi merah kayak tomat , malah makin tambah manis" . Astaga Darren malah ikut meledeknya . 

"Diantha dih emang yah ,punya pacar gak kenalin kenalin". Pertanyaan Disen lantas cepat disenggah Diantha. 

"Gak .. bukan .. kamu salah paham , tadi mas nya nolongin aku pas jatuh dari tangga, terus mas nya ngikut kesini mau bantuin kita nyusun bunga ,tapi aku bilang udah mau kelar ,jadi gak usah ,tapi masnya pengen ngeliat ,jadinya narik aku kesini". Cepat kilat menjawab secara rinci sebelum Disen makin bertanya tanya. Dan bagaimana dengan Darren ? Yah tentu saja pria itu makin senyum senyum gak jelas mendengar perkataan Diantha ,dan membuatnya makin terpesona pada gadis itu. Menatapnya tanpa henti.

"Udah Ayok balik ke toko ,dah kelar semua kan". Mengajak Disen balik dan ketika akan berjalan Darren menahan tangannya.

"Boleh aku ngomong bentar aja". Pinta Darren.

Lalu melihat ke arah Disen meminta persetujuan untuk bicara berdua dengan Diantha.

"Boleh kan ?". Tanya Darren pada Disen dan diangguki lelaki itu .

"Iya silahkan.. aku tunggu di mobil yah tha". Ucap Disen melihat kearah Diantha. Sedangkan Diantha tak mengerti dengan situasi ini. Malah bengong tak tahu harus berkata apa . Dan hanya mengangguk kepala menjawab ucapan Disen. Kemudian lelaki itu berlaku meninggalkan 2 insan itu. Yang mana yang satunya terlihat bengong yang satunya lagi hentinya tersenyum .

"Kita duduk dulu yuk , gak enak berdiri sambil ngobrol". Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu , Darren langsung menarik tangan Diantha dan di ajaknya gadis itu menuju sebuah bangku yang terletak di samping venue acara . Yang di tarik pun hanya menurut dan tentunya heran . Kenapa lelaki ini senang sekali menarik tangan Diantha tanpa mendengar jawaban darinya . Dan kenapa juga Diantha tidak memprotesnya . Dua insan yang aneh ckckck.

Hening beberapa saat diantara mereka. Belum ada yang memulai pembicaraan . Kenapa hatinya dag dig dug gini , grogi berhadapan dengan gadis yang baru saja dia jumpai kemarin. Aishhh baru kali ini Darren merasakan grogi dan rasanya dia ingin melompat kedalam kolam.

"Aku suka kamu". Jedarrrrrr 3 kata yang diucapkan Darren seketika membuat sekujur tubuh Diantha membeku. Apa dia tidak salah dengar . Barusan lelaki yang disampingnya menyatakan dia suka sama Diantha?. Astaga Darren sangat tidak sabaran ,apa dia ingin membuat jantung gadis di sampingnya itu copot.

"Hehehe... Kecepatan yah". Ucap Darren cengengesan sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sama sekali.

Diantha masih diam membisu ,tak tahu harus berkata apa , mulutnya bagaikan terkunci tak bisa mengeluarkan suara, karena saking terkejutnya.

"Aku suka kamu sejak pertama kali bertemu kemarin". Lanjut Darren berkata.

"Maaf Mas Darren, aku harus balik ,teman ku udah nunggu" setelah berpamitan lantas Diantha langsung berdiri dan bergegas menyusul Disen dan kang Adi yang sudah menunggunya. Dia berjalan seperti berlari agar cepat sampe ke mobil . Lebih tepatnya menghindari perkataan Darren barusan. Apa lelaki itu sedang bergurau . Dengan cepat menepis pikirannya yang aneh aneh .

Tersenyum pahit ? Mungkin . 

"Argghhhhhh... Apa aku terlalu cepat mengatakannya, sepertinya aku membuatnya takut". Mengacak rambutnya hingga berantakan tapi justru kelihatan makin tampan.

"Darren Darren .. ada apa denganmu". Berbicara pada dirinya sendiri.

"Aku akan datang lagi menemuimu, Diantha." Berucap menatap punggung Diantha yang sudah memasuki mobil box itu.

"Ayuk jalan, udah hampir siang". Setelah masuk dan duduk di samping Disen, dan menyuruh kang Adi untuk segera menjalankan mobil dan bergegas menuju toko.

"Ada apa , apa ada masalah". Tanya Disen melihat raut wajah Diantha seperti kebingungan.

"Gak ada apa apa".

"Lelaki itu nanyain kamu apa? Bentar deh mukanya kayak gak asing". Pikir Disen.

"Dia yang kemarin ngambil pesanan bunga di toko". Jawab Diantha.

"Ahhh iya .. lalu ?" . Tanya nya lagi.

"Tak ada apa apa , hanya menanyakan soal bunga". Berbohong pada Disen ,tak mungkin Diantha menceritakan apa yang barusan lelaki itu utarakan.

"Hmmm.. oke".

Flashback end* * *

Tanpa terasa mereka telah sampai di toko Ananta Florist's . Bergegas segera turun dan membuka toko bunga itu.

"Kamu mau makan apa tha .. biar aku beliin.. kita belum sarapan loh dari tadi". Baru tersadar sedari pagi tadi mereka belum mengisi perut ,hanya sekedar minum sebotol air mineral.

"Samain aja kayak kamu". Sembari menyelesaikan kegiatan nya membersihkan toko .

Tak lama kemudian Disen pun datang membawa 2 bungkus nasi pecel dan juga 2 botol air mineral dingin. Keduanya pun duduk dan makan untuk mengisi perut yang sedari tadi terasa lapar.

* * *

Pukul 13.00 WIB taman bunga yang cantik sekaligus diadakan nya sebuah acara privat bagi orang orang penting itu ,terlihat para tamu undangan telah berdatangan.

"Kerasukan nih anak". Ucap seorang pria dan menyodorkan segelas minuman anggur pada Darren .

"Nih minum (menyodorkan gelas minuman) , terus kenape tuh mulut dari tadi senyam senyum gak jelas". Ucap pria itu lagi .

"Habis ketemu bidadari" . Ucap Darren , dan seketika gelak tawa terdengar dari mulut Sean . Iya pria yang tertawa itu Sean, sahabat Darren dari jaman kuliah dulu.

"Terus mana bidadari nya". Masih dengan gelak tawanya.

"Dah pulang". Raut wajah Darren berubah sedih.

"Siapa sih?" Tanya Sean sambil meneguk kembali minumannya.

"Diantha". Tatapan Darren menerawang kedepan seakan gadis itu tepat berdiri di hadapannya.

"Bawa Diantha ke hadapan Om Jaya dan Tante Ambar , maka perjodohan dengan Sandra akan dibatalkan". Ucap Sean tiba tiba secara serius, karena Sean tahu, sangat tahu persis Darren tidak menyukai pertunangannya bersama Sandra.

Darren menatap Sean dengan kening mengkerut.

"Gimana caranya". Pertanyaan yang sangat polos membuat Sean ingin memukul kepala sahabatnya itu.

"Yah tinggal bawa kehadapan om dan tante, terus kenalin dia sebagai pacar atau tunangan loe, dengan begitu pertunangan loe sama Sandra batal. Simpel kan !". Jawab Sean enteng.

"Gue aja baru kenal dia, gimana caranya gue ajak dia ke hadapan mama papah. Gak punya nomornya pula ,mana tadi gue spontan bilang kalau gue suka sama dia". Curhat Darren dengan muka memelas.

"Truss....". Tanya Sean lagi.

"Dia pergi tanpa menjawab, keknya gue yang terlalu kecepatan, baru juga kenal kemarin. Pasti dia ngiranya gue orang aneh yang tiba tiba ngatain suka". Makin memelas aja muka si tampan. Wkwkkwkwk.

"Ah elah gitu doang, baru juga kenal sehari dah melas gitu mukanya. Loe juga sih ,ya jelas pasti tuh cewek kaget dan shock ,tiba tiba ada orang asing yang baru di kenal sehari ngatain suka, mana muka loe mendukung pula". Kalimat terakhir Sean membuat kepala Darren terangkat menatapnya tajam.

"Maksud loe ...". Yang di tanya malah cengengesan .

"Muka loe muka mesum ,kek om om pedofil, wkwkwkwkwkwkk". Makin pecah tawa si Sean. Darren siap untuk meninjunya.

"Gak gak elah becanda doang". Lanjut Sean,sebelum Darren bener bener meninjunya.

"Pertama kali melihatnya aku merasakan dia beda dari gadis gadis yang selama ini aku temui. Sorot matanya indah, ada sesuatu yang menarik gue untuk mendekatinya, sudut hati ku berkata aku harus menjaganya". Ucap Darren sambil menatap kedepan. Sean mengangguk mendengar ucapan Darren ,sepertinya gadis itu memang berbeda. Buktinya bisa ngebuat seorang Darren yang dingin bisa terpanah sejak pertama bertemu. Sean 

"Loe harus berjuang buat dapetin dia, gue dukung loe". Sambil menepuk nepuk pundak Darren memberikan dukungan.

Darren tersenyum pada Sean, Sahabatnya ini memang selalu ada buat nya , walaupin kelakuan Sean sangat absurd.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status