Share

Bab 9

Bunyi bising masjid-masjid dari segala penjuru kota terpaksa membuatku mengerjap.

Seingatku baru tidur sebentar, tapi ternyata hari sudah subuh lagi.

Eh, tapi bentar... bentar deh!

Ini kenapa aku tiba-tiba tidur di bantalnya Nizar? Mana aku meluk seolah-olah dia guling lagi?

Sialan!

Ini jadinya kayak aku yang nempel-nempel dia gak sih? Huwaa!

Gak bisa! Gak bisa dibiarin ini!

Amit-amit meluk cicak tubin.

Aku mendongak sedikit, melihat wajahnya.

Memastikan dia masih tidur.

Dan syukurlah, tidurnya masih nyenyak.

Gawat kalau dia bangun, mau ditaruh di mana mukaku yang cantik paripurna ini? Masa pindah ke pergelangan kaki?

Aku juga gak sudi dia jadi besar kepala kalau tau insiden peluk-pelukan ini, bisa saja diungkit sampe lebaran haji dengan tujuan untuk melemahkanku di hadapannya.

Detik berikutnya, aku berusaha memindahkan kaki yang menimpa kakinya dengan gerakan san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status