Beranda / Romansa / Daughter For Sale / Niat Jahat Tuti

Share

Niat Jahat Tuti

Penulis: Zinnia Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 11:50:17

Tuti menghitung uang yang tersisa di dompet. Di dompetnya hanya tersisa sepuluh ribu rupiah. Kemarin uang gaji Riani ia pergunakan untuk ulang tahun anak kesayangannya, Gita. Tuti mendecakan lidahnya saat mengingat tanggal berapa Riani mendapatkan gaji, dan itu masih tiga Minggu lagi. Sangat lama. Kepala Tuti pusing tujuh keliling. Selain karena bahan pokok sudah habis, hari ini pun ada bank keliling yang akan meminta setoran untuk cicilan hutangnya. Ah, membayangkannya saja pusing bukan kepalang!

"Tuti, ayo kita kumpulan! Si bapak adminnya udah ada tuh!" Seru tetangga Tuti, ia mengajak rekannya itu untuk berkumpul di rumah salah satu warga untuk menyetorkan cicilan.

"Ya!" Sahut Tuti malas. Meskipun Tuti tak punya uang, ia wajib mengikuti perkumpulan itu.

Semua duduk di teras salah satu rumah warga. Semua warga menyetorkan sejumlah uang pada pekerja bank yang dipercaya sebagai penagih. Kini giliran Tuti, namun ia tak bisa menyempilkan sejumlah uang di buku catatan utangnya.

"Maaf, Bang! Hari ini saya belum bisa bayar hutangnya. Saya gak punya uang sama sekali!" Tuti meringis, berpura-pura memperlihatkan wajah memelasnya yang terkesan sangat dibuat-buat.

"Mohon maaf, Bu! Tapi ini sudah waktunya pembayaran. Ibu harus usahakan dong!" Tegas bapak-bapak itu dengan wajah garangnya.

"Iya saya tahu, Bang. Kemarin saya sudah berusaha mencari uang. Anak saya Riani pun belum gajian. Bapak dan warga di sini juga tahu kan suami saya seorang penderita gangguan jiwa," Tuti mengerjapkan matanya, berpura-pura menangis. Hingga terlihat beberapa orang di sana mengasihaninya.

"Baiklah. Saya kasih tenggang waktu tiga hari ya, Bu? Nanti saya akan kembali lagi untuk menagih janji ibu. Mohon kerjasamanya! Karna saya juga hanya sekedar pekerja," Pria matang di hadapan Tuti itu berkata dengan tegas dan lugas. Namun melunak saat mendengar alasan Tuti tentang suaminya yang sedang sakit jiwa.

Tuti menganggukan kepalanya dengan cepat, "Terima kasih, Pak. Saya pasti akan mengusahakannya!" Janji Tuti.

Akhirnya perkumpulan warga usai. Tuti pulang ke rumahnya dengan perasaan lega. Ia bisa mengelabui penagih hutang itu. Walaupun diberi masa tenggang waktu bayar, Tuti berencana untuk tidak ada di rumah saja saat pria tadi akan menemuinya nanti.

Tuti berjalan menuju rumahnya yang sudah terlihat. Namun matanya melebar saat melihat beberapa orang pria berpenampilan seperti preman sudah ada di halaman rumahnya dan mengambil barang yang ada di dalamnya. Walaupun dirumahnya tak ada barang berharga, tetap saja Tuti merasa sangat syok dan resah karena beberapa pria itu menyeret sofa usang dari dalam rumah.

"Ada apa ini, Bang?" Tanya Tuti. Wajahnya pucat pasi karena sangat takut dengan pria yang ada di hadapannya itu.

"Lu amnesia apa pura-pura lupa? Kita ke sini mau nagih uang yang udah lu pinjam!" Bentak salah satu pria yang bertato.

Tuti baru ingat jika hari ini adalah jadwal pembayaran utang ke rentenir yang baru dikenalnya beberapa Minggu lalu.

"Ah sial! Mengapa semua menagih hutangnya hari ini? Mengapa tidak bulan depan saja?" Rutuk Tuti dalam hatinya.

"Ampun, Bang! Saya belum ada uang. Suami saya sakit. Anak saya pun belum gajian," ringis Tuti dengan suara yang bergetar.

"Ck! Cape gue dengan alasan lu itu. Gue gak mau tahu ya! Bayar utang loe atau anak lu si Gita yang akan gue sita buat dijadiin mainan bos gue!!" Ucap salah satu pria itu mengejek dan menyeringai di hadapan Tuti. Sontak saja nyali wanita tambun itu menciut.

"Jangan, Bang! Kalau Abang mau, Abang bisa ambil Riani. Jangan Gita!" Tuti memberikan penawaran.

'"Emang gue bodoh dengan otak picik lu, hah? Riani itu cuma anak tiri lu kan? Dengan dia dijadiin jaminan gak akan buat loe berusaha lunasin hutang lu!" Sentak pria bertubuh gempal dengan kepala plontos.

Air mata Tuti akhirnya luruh juga. Ia tak sanggup jika anak buah rentenir itu membawa Gita dan menjadikannya sebagai mainan bosnya itu. Bos rentenir itu terkenal sangat kejam dan tak berperasaan. Rentenir itu juga sudah memiliki beberapa istri. Tuti tak mau Gita rusak oleh pria hidung belang yang tak mempunyai belas kasih itu. Sementara Tuti melabuhkan harapan yang begitu tinggi pada Gita. Gita sekarang baru lulus SMA dan baru diterima bekerja di sebuah super market sebagai seorang kasir. Tuti pun tak berani meminta uang pada putri kesayangannya, karena uang gaji Gita selalu Gita pakai untuk mempercantik dan merawat dirinya. Tuti tak masalah, karena kecantikan adalah penunjang agar Gita mendapatkan jodoh yang kaya raya. Tuti percaya itu!

"Ampun, Bang! Beri saya waktu seminggu saja. Saya janji akan membayar semuanya, Bang!" Tuti bersimpuh menanggalkan harga dirinya. Ia sangat mencintai Gita, ia tak mau Gita dijadikan jaminan .

"Haha nah gitu dong! Berlutut dari tadi. Oke gue kasih waktu seminggu. Kalau lu gak bisa penuhin janji lu, gue akan ambil anak kesayangan lu itu!" Pria tadi menyeringai dan membuang ludahnya sembarangan. Seolah Tuti adalah lalat yang sangat menjijikan.

Ketiga pria tadi akhirnya pergi meninggalkan Tuti yang masih bersimpuh. Setelah Tuti menyadari ketiga pria tadi pergi, Tuti mengangkat kepalanya. Ia melihat suaminya, Andj sedang berjalan menuju rumah mereka dengan membawa bunga bunga serta asyik bersenandung ria.

"Kau pulang juga hah? Lihatlah akibat ulahmu! Sejak kau tak waras, hidupku menderita! Seharusnya anakmu yang dijadikan jaminan oleh lintah darat itu!" Teriak Tuti saat sang suami sudah ada di hadapannya. Emosinya begitu menggebu saat melihat suaminya yang kini sangat ia benci itu.

Andi tak bergeming. Pria itu tak menghiraukan amukan Tuti. Dia masih menyanyikan lagu tembang jadul seraya terkekeh seolah ada hal lucu di hadapannya. Melihat kekehan Andi, Tuti semakin benci. Ia bertekad untuk menghancurkan hidup Riani. Riani harus bertanggung jawab karena sang ayah yang telah membuat hidupnya dan Gita menderita. Tuti menuduh Riani dan Andi sebagai penimpa kemalangan pada hidupnya dan Gita, sehingga Tuti harus terlilit hutang dan direndahkan oleh orang lain. Padahal jika Tuti berkaca diri, semua kemalangan yang menimpa hidupnya adalah akibat ulahnya sendiri. Tanpa mempedulikan suaminya, Tuti memasuki rumahnya. Ia membuka pintu kamarnya dan mengambil sesuatu di bawah bantalnya. Beruntung para rentenir tadi tidak menemukan ponselnya yang tergeletak di bawah bantal.

Tuti tersenyum samar saat sebuah ide brilian muncul di kepalanya. Dengan cepat ia menginstall akun m*ch*t dan membuat akun. Ia pun memberikan akun itu dengan nama Riani dan foto anak tirinya itu. Kebetulan Tuti mempunyai foto Riani yang tersimpan di galerinya saat dulu foto studio kelulusan SMA. Tuti akui kecantikan Riani diatas rata-rata. Riani sangat cantik dan manis. Tuti yakin akan banyak pria yang membeli Riani dan ia akan mendapatkan uang yang sangat banyak dengan cepat. Kini giliran Tuti yang harus memutar otak, bagaimana caranya menjebak Riani agar ia mengikuti permainannya?

Setelah selesai membuat akun, Tuti menutup ponselnya dan tersenyum licik. Ini adalah langkah pertama yang akan ia tempuh untuk.membalaskan dendamnya pada Riani, anak dari Andi yang sudah membuat nasibnya dan Gita sial dan malang.

Bab terkait

  • Daughter For Sale   Daughter For Sale

    Kenzo tengah asyik bermain billiard di ruangan khusus yang ada di rumahnya. Sesekali pria tampan dan jangkung itu tersenyum puas ketika bola yang ia pukul masuk secara akurat ke dalam lubang."Hebat lu, Ken!" Teman yang menemaninya bermain billiard memberikan pujian. Kenzo pun meletakan tongkat billardnya dengan asal. Kenzo kemudian mendudukan dirinya di atas sofa, sedangkan tangannya sibuk membuka minuman kemasan dingin yang akan ia teguk."Gimana kerjaan lu?" Teman Kenzo yang bernama Ardy terduduk di samping Kenzo. Pria itu memang terbiasa memanggil sapaan Gue-Lu karena dirinya berasal dari ibu kota."Ya gitu gitu aja!" Jawab Kenzo sembari meneguk minuman yang ada di tangannya. Setelah puas menuntaskan dahaganya, Kenzo menyimpan botol minuman itu di atas meja kecil."Mumet gak sih lu harus kerja keras tiap hari?" Ardy mengambil ponsel boba merk terbaru yang baru saja rilis bulan ini."Ya namanya kerja. Mumet sih pasti. Lagian gak tiap hari gue sibuk," Kenzo ikut mengeluarkan ponsel d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Daughter For Sale   Usaha Tuti

    Kenzo tidak menyia-nyiakan waktu, keesokan harinya ia mengirimkan pesan agar Riani datang ke apartemen miliknya malam ini. Kenzo pun menggunakan nama samaran saat dirinya berhubungan dengan Tuti via medsos. Kenzo memperkenalkan dirinya sebagai Om Deni yang berusia 60 tahun. Di tempat lain, Tuti tampak senang karena Riani akan dijadikan alat pemu*s n*fsu pria tua. Tuti memutar otaknya agar Riani bisa datang ke apartemen milik Kenzo."Gimana caranya buat nih anak datang ke alamat si tua bangka Deni?" Tuti memijat keningnya yang seakan terus berdenyut. Ia terus menatap alamat apartemen yang Kenzo kirimkan padanya.Bak gayung bersambut, saat Tuti tengah sibuk memikirkan cara Riani datang kepada Kenzo, seorang tetangganya mengetuk pintu rumah Tuti dengan sangat keras."Ada apa sih? Kaya mau gerebek pasangan selingkuh aja?" Semprot Tuti kepada seorang pria yang seumuran dengannya."Ti, itu si Andi!!" Tetangga Tuti tampak mengatur nafasnya yang cepat. Terlihat pria paruh baya itu sangat panik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Daughter For Sale   Riani Setuju

    "Ibu jual Riani?" Riani berkata setengah berbisik."Gak ada yang jual kamu, Ri. Kebetulan ada yang tertarik sama kamu dan mau kasih uang dengan catatan kamu jadi simpanan dia. Jangan jadi gadis bodoh, Ri! Kita selama ini udah hidup susah. Mungkin ini cara tuhan buat ngangkat drajat hidup kita!" Tuti berkata sambil menatap tajam pada Riani."Tuhan ngangkat derajat kita? Aku tidak ngerti sama jalan pikiran ibu. Bu, ini tuh dosa besar. Ibu sadar engga?" Air mata meleleh di wajah ayu gadis itu."Ri? Ayo kita duduk, Nak!" Tuti berpura-pura bersikap lembut.Tuti menuntun putri sambungnya itu untuk duduk di kursi panjang yang ada di pelataran rumah sakit. Tuti merasa jika Riani harus di bujuk secara baik-baik. Riani pun patuh. Tak lupa ia menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya dengan ibu jari."Ri, selama ini memang ibu selalu menghina, marah-marah sama bapak kamu. Tapi percayalah, Ri. Ibu sangat sayang sama Bapak. Ibu sayang sama dia walau Bapak kamu udah gak normal kaya kita," Tuti

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Daughter For Sale   Lakukan Tugasmu dengan Benar!

    Di sinilah Riani berada. Matanya tengah menatap pintu apartemen yang akan menjadi tempat kenestapaan hidupnya yang baru. Riani melangkah mundur, berusaha menyelamatkan tubuh dan harga dirinya. Tapi sekelebat wajah ayahnya hadir di pelupuk mata. Akan seperti apa jadinya jika Riani kabur dari pria yang ia ketahui bernama Om Deni? Riani meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Jadi, akan seperti ini kah akhir hidupnya? Setetes air mata menetes dari matanya yang sayu. Riani menatap bel dengan sangat lama. Tangannya yang gemetar kemudian memencet bel apartemen mewah itu.Ceklek...Pintu terbuka. Akan tetapi, Riani tidak melihat pria ber*ngsek itu. Riani memindai ruangan dari depan pintu. Ingin melihat pria keji yang akan menghancurkan hidupnya. Tapi ia tidak melihat siapa pun di sana."Masuk!" Suara bariton pria membuyarkan lamunan Riani. Dadanya seakan dihimpit oleh batu yang amat besar di dasar jurang yang dalam. Dadanya sangat sesak bak tenggelam di Palung Mariana. Riani meneguk salivanya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Daughter For Sale   Alasan Kenzo

    "Selangkah saja kamu keluar dari kamarku, lihat apa yang akan terjadi dengan ayahmu esok hari!" Ancam Kenzo yang membuat langkah Riani terhenti seketika."Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?" Riani mencoba menantang pria tampan itu. Ia masih belum tahu apa yang bisa teman SMA nya itu lakukan."Benar kamu ingin tahu?" Kenzo terbangun dari kasur empuk itu. Langkahnya mendekat ke arah Riani. Riani semakin waspada dengan pergerakan yang Kenzo buat."Kamu tidak akan bisa macam-macam!" Riani menggelengkan kepalanya."Aku bisa membuat ayahmu dijemput malaikat maut esok hari," Kenzo berbisik di telinga Riani."Apa maksudmu?" Riani terkesiap mendengar ucapan Kenzo."Kamu lupa aku memiliki banyak uang? Asal kamu tahu, rumah sakit tempat ayahmu di rawat adalah milik kakekku. Aku tinggal menyuruh seseorang untuk menyuntikan sesuatu pada infusan ayahmu. Dan Duaaarrr! Kamu akan melihat ayahmu di ruang jenazah," Kenzo tersenyum miring menikmati raut wajah ketakutan Riani."Jangan, Kenzo! Aku mohon

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Daughter For Sale   Pembicaraan

    Tuti dan Gita kini sedang ada di Mall yang ada di pusat kota. Mereka kini sedang berbelanja dengan uang yang diberikan oleh Kenzo. Sisa uang yang mereka peroleh senilai 145 juta, karena Kenzo memang memberi DP 200 juta untuk membeli Riani. 55 juta Tuti pergunakan untuk biaya rumah sakit suaminya."Bu, kapan si pria tua itu bakal transfer sisanya?" Ucap Gita sembari menenteng banyak sekali belanjaan di tangannya. Ia memang membeli banyak sekali barang hari ini."Engga tau. Biarin aja dulu beberapa hari ini. Biar si Riani muasin dia dulu. Nanti dua hari lagi Ibu chat si Om Deni biar dia cepet transfer sisanya," jawab Tuti yang kini tengah mengelus rambutnya yang baru saja di smoothing."Jangan kelamaan ya, Bu? Gita pengen beli mobil," Gita tersenyum membayangkan dirinya menyetir kuda besi dan memamerkannya di hadapan teman-temannya."Iya. Kamu tenang aja ya, Nak! Ibu pasti bikin kamu seneng," Tuti mengelus rambut putrinya."Makasih ya, Bu? Gita sayang sama ibu," Gita tersenyum senang."

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Daughter For Sale   Kehidupan Yang Baru

    Riani masih memberontok dengan sekuat tenaga untuk keluar dari kungkungan tubuh orang yang ia benci itu. Kulit mulus Riani seakan membuat gairah Kenzo naik seketika. Ia yang belum pernah berciuman atau pun bercinta dengan seorang gadis seperti kehilangan akal sehatnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Kenzo seolah tidak bisa lagi membedakan antara dendam dan juga nafsu. "Kenzo, aku mohon!" Lirih Riani ketika Kenzo melepas pakaian gadis itu dengan tatapan berkabut."Tidak usah sok jual mahal. Aku akan membuktikan sendiri apa benar jika kamu masih suci!" Ucap Kenzo sebelum mencium kembali bibir Riani.Riani mati-matian terbebas dari ciuman yang menurutnya menjijikan itu. Ia begitu tidak menyangka bibirnya bisa bersentuhan dengan orang yang selalu menghina ayahnya sedemikian rupa."Aku memang sudah tidak suci, maka lepaskan aku!" Bohong Riani setengah memelas."Aku akan menilai sendiri. Bukankah aku sudah membayarmu?" Kenzo menyeringai sebelum ia menyatukan tubuhnya dan tubuh Riani.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Daughter For Sale   Memasak Untuk Kenzo

    Riani tengah berkutat dii dapur apartemen Kenzo. Apartemen pria itu memang sangatlah luas dan besar. Terdapat beberapa fasilitas yang ada di dalam apartemen. Kenzo memang sengaja membeli apartemen premium sebagai tempat hunian barunya. Kenzo memang baru pindah dari rumahnya selama tiga bulan ini. Pria itu sangat benci di atur oleh sang Mama dalam segala hal. Itulah yang melatar belakangi Kenzo membeli sebuah apartemen dengan suite yang begitu luas dan nyaman."Semoga aku tidak salah memasak," Riani bergumam ketika ia memutuskan untuk membuat ayam keremes dan sup bayam.Ketika selesai memandikan Kenzo, Riani memang langsung diberi tugas untuk memasak. Kenzo benar-benar memperlakukannya bak pembantu. Pikiran Riani kemudian menerawang jauh kepada ayahnya. Bagaimana kini kabar ayahnya? Apakah kondisi cinta pertamanya itu sudah membaik? Apakah Tuti menunggui ayahnya saat di rumah sakit? Riani begitu merindukan ayahnya. Saking sakitnya menahan rindu, mata Riani pun memanas. Ia menangis ters

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09

Bab terbaru

  • Daughter For Sale   Tamat

    Mobil Kenzo tiba di sebuah daerah yang sangat asri. Wilayahnya terdiri dari pegunungan yang begitu hijau dan sejuk. Tak lama hamparan sawah semakin memanjakan mata. Ya, mobilnya kini sudah sampai di kampung halaman Andi, ayah dari Riani. "Terima kasih Kakak masih mau mengajakku pergi!" Gita menangis terisak. Kenzo terdiam. Hatinya merasa sesak. Apakah ini benar benar hari perpisahan mereka? Kenzo melirik Riani. Wanita itu terlihat tidak bergairah Semenjak kepergian sang ayah, keceriaan Riani seolah hilang tak berbekas. "Kakak masih punya nurani," Riani berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Satu sisi hatinya yang lain, Riani begitu marah pada Gita. Akan tetapi, bagaimana pun Andi tak akan senang bila ia meninggalkan sang adik di kota. Terlebih ia sudah tidak memiliki tempat bernaung dan sanak saudara yang bisa menyayangi. Hanya dirinya kini yang dimiliki oleh Gita. Riani berharap Gita dapat merubah segala sikap buruknya dan berubah menjadi pribadi yang baik. Keduanya k

  • Daughter For Sale   Mengakhiri Perjanjian

    Meski enggan melepaskan, akan tetapi Kenzo tidak memiliki alasan untuk menahan wanita itu lebih lama di sisinya. Kenzo yang sudah menyukai Riani pun seolah tak rela dengan perpisahan mereka. Akan tetapi, ingin menahan pun Kenzo sudah tak mempunyai ancaman agar Riani mau berada di sisinya. "Ada Shakilla yang akan menggantikanku," ucap Riani yang membuat Kenzo menggelengkan kepalanya. Riani seakan tak peduli. Ia segera membawa kopernya keluar dari apartemen Kenzo. Pria jangkung itu terlihat mencekal tangannya dan menghadap jalan wanita cantik itu. Langkah Riani pun terhenti karena cekalan dari mantan bosnya. "Setidaknya biarkan aku mencarikan tempat tinggal yang nyaman untukmu. Kau mau ke mana malam-malam seperti ini? Di luar kejam, Ri. Tidak akan ada yang berbaik hati padamu," ucap Kenzo. "Aku bisa pergi ke mana pun yang aku mau. Kau tak perlu khawatir, aku mempunyai uang yang cukup," Riani seakan tak ingin tergoyahkan untuk pergi dari sana. "Tolong biarkan aku mengantarmu! S

  • Daughter For Sale   Tekad Riani

    Riani menatap gundukan tanah yang penuh dengan bunga berwarna warni di atasnya. Wanita cantik itu mengusap nisan sang ayah dengan air mata yang terus berderai. Kini orang yang selalu ia perjuangkan kebahagiaannya sudah pergi."Bagaimana Riani menjalani hidup ini tanpa Bapak?" Riani memeluk nisan sang ayah dan menangis tersedu-sedu.Kenzo, Yogi dan Ardi yang hadir pun hanya berdiri di belakang Riani. Mereka menundukan kepalanya. Perasaan bersalah lebih mendominasi diri Kenzo. Dirinya memberikan perawat yang lalai dalam menjaga Andi. Jika saja Andi tidak di bawa paksa oleh Gita dan Tuti, pasti pria itu kini masih hidup."Maut, jodoh, rejeki Allah yang ngatur!!" Ucap Ardi yang seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Kenzo.Kenzo memang menceritakan semua peristiwa yang Andi alami pada kedua sahabatnya. Penyesalan dirasakan Kenzo semakin besar kala menyadari jika kini Riani sudah kehilangan sosok cinta pertamanya."Bapak!" Gita berjongkok dan mengusap nisan Andi yang satunya. Mata gadis itu

  • Daughter For Sale   Kepergian Andi

    Riani telah sampai di rumah sakit tempat Andi dirawat. Wanita itu ke rumah sakit diantar langsung oleh Kenzo. Pria paruh baya itu kini tengah menjalani perawatan intensif di ruang ICU. Riani mendekat ke arah pintu dengan berderai air mata. Tampak di sana Gita dan Tuti tengah terduduk di kursi yang ada di depan ruangan ICU."Kalian lagi!!" Riani menjerit dan menghampiri Tuti dan Gita.Bak kehilangan kendali, Riani langsung menjambak rambut Gita dengan beringas. Tak ia hiraukan teriakan Tuti dan Kenzo yang mencoba melerainya. Kenzo semakin keras menarik Riani dari Gita yang hanya diam tak melawan. Gadis itu terus terisak karena syok melihat kondisi Andi yang saat ini dinyatakan koma."Kamu ini anak kandungnya! Bisa-bisanya kamu culik bapak buat kamu sia-siakan! Mikir kamu, Ta! Selama ini aku dan bapak sayang sama kamu. Bapak selalu sayang dan engga pernah membeda-bedakan kita!" Teriak Riani yang tak tahan dengan tingkah adik tirinya.Jika Tuti, Riani bisa memaklumi karena wanita itu sed

  • Daughter For Sale   Kesedihan Yang Mendalam

    Riani mencoba menelfon nomor ayahnya, tapi nomornya tidak aktif. Hal itu membuat Riani resah. Apalagi dirinya belum sama sekali melihat ayahnya yang telah diberi rumah baru oleh Kenzo. Kenzo menatap Riani dengan cemas. Entah mengapa ia belum rela jika Riani harus pergi saat ini juga. Padahal sudah ada Shakilla di sisinya seperti yang Kenzo idam-idamkan beberapa tahun ini. "Kenzo, aku ingin bertemu Bapak," Riani langsung berdiri dari duduknya. Ia memegang tangan Kenzo dengan penuh harap pria itu dapat mengantarkannya pada Andi. "Aku sedang ada urusan di kantor. Dua hari lagi aku akan mengantarkanmu ke sana," Kenzo berjanji walau ia sendiri tidak tahu pasti kapan Andi akan ditemukan. "Dua hari lagi? Mengapa sangat lama?" Riani mencebikan bibirnya. "Aku harus bekerja agar bisa menggajimu," jawab Kenzo seraya berlalu dari hadapan Riani. "Tapi kamu janji ya bawa aku ke sana dua hari lagi?" Riani mengejar Kenzo yang berjalan ke arah dapur. "Iya. Aku janji," Kenzo mengambil gel

  • Daughter For Sale   Andi Yang Malang

    Andi meringkuk di atas kasur usang yang ada di kontrakan istri dan anaknya. Andi memang dibawa ke kontrakan Tuti. Akan tetapi, karena takut di cari oleh Kenzo, mereka pun berpindah kontrakan dan menyewa kontrakan yang memiliki dua kamar. Uang kontrakan baru itu didapatkan karena Gita mendaftar aplikasi pinjaman online. Andi berguling ke sana ke mari. Ia terus mendengar suara orang-orang memanggil namanya. Andi mengambil bantal dan menutupi telinganya dengan harapan suara-suara itu menghilany. Andi memang menderita skizofrenia. Ia sering mendengar suara-suara yang menurutnya seperti sebuah bisikan. Akan tetapi, suara-suara itu akan menghilang jika Andi rutin meminum obat. "Bangun kamu!" Tuti membuka pintu dengan kasar dan menatap suaminya dengan nyalang. Ia terlihat membawa semangkuk nasi dan juga obat yang harus Andi minum hari ini."Ri, Riani?" Andi berharap putri sulungnya yang datang."Engga ada si Riani. Nih makan!" Tuti menyimpan nasi yang hanya di lumuri kecap itu di atas kasu

  • Daughter For Sale   Perasaan Yang Nyata

    Rio kini telah dalam tahap penjajakan dengan seorang gadis cantik dan kaya raya yang dikenalkan oleh ayahnya. Ayahnya berkata jika gadis itu adalah pewaris dari perusahaan yang ada di ibu kota. Saat ini Rio dan gadis yang bernama Naya itu tengah makan malam di sebuah restoran fancy."Kamu manis ya?" Naya tersenyum saat ia menilik wajah Rio yang tampak dingin malam ini. Entah mengapa pria itu sangat tidak antusias dengan perkenalan mereka. Hatinya seakan tertinggal di Bali.Rio pikir ia akan segera melupakan Riani. Rio mengira jika perasaannya hanya rasa suka palsu belaka. Setelah mengetahui Riani adalah seorang asisten rumah tangga, dirinya pikir akan melupakan Riani dengan cepat. Baginya tak level sekali sang pewaris perusahaan seperti dirinya berkencan dengan gadis yang hanya seorang asisten rumah tangga. Tapi Rio salah. Riani seolah terus menari-nari di kepalanya dan mengusik hatinya yang paling dalam. Rio terus mengingat Riani. Pria itu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Rio men

  • Daughter For Sale   Membawa Pergi

    Flashback....Tuti dan Gita datang ke rumah sakit tempat Andi di rawat. Mereka kecewa tatkala frontliner rumah sakit mengatakan jika Andi sudah pulang ke rumah. "Tolong apa anda tahu di mana suami saya berada? Kami adalah istri dan anaknya. Kami ingin bertemu dengan Pak Andi," Tuti menatap frontliner berjilbab biru muda itu dengan penuh harap."Mohon maaf, Ibu. Data pasien adalah rahasia rumah sakit. Kami tidak bisa memberi tahu di mana alamat pasien. Jika ibu dan adik adalah keluarganya, lantas mengapa kalian tidak tahu di mana yang bersangkutan tinggal?" Selidik Frontliner berwajah cantik itu."Nah itu masalahnya, ayahku dibawa oleh seseorang yang mengaku keluarganya. Padahal beliau sama sekali tidak memiliki keluarga lagi. Justru kami yang harus mempertanyakan kredibilitas rumah sakit ini, mengapa pasien bisa dibawa pulang oleh orang lain?" Gita yang sedari tadi berdiri di belakang Tuti maju beberapa langkah hingga kini ia berhadapan dengan frontliner itu."Semua yang mengambil pa

  • Daughter For Sale   Keberadaan Andi

    Kenzo tengah mengemudikan mobilnya menuju apartemen. Pria itu menatap tajam jalanan yang sudah mulai lengang karena malam sudah semakin larut. Kenzo mencengkram kemudi mobilnya, menandakan ada hal yang membuatnya tidak senang. Pria itu kemudian menepi ke pinggir jalan yang ia rasa aman untuk mengangkat panggilan dari seseorang. Kenzo langsung menggeser ikon hijau ketika melihat orang suruhannya menelfon."Bagaimana? Apa sudah ketemu?" Kenzo bertanya dengan dingin."Belum, Tuan," orang di sebrang sana menyahut dengan takut."Lalu, kenapa kamu menelfonku? Dasar bodoh!" Sungut Kenzo dengan kesal."Sepertinya Pak Andi dibawa ke pemukiman yang tidak terjangkau oleh kita," orang kepercayaan Kenzo menjawab dengan takut."Lalu? Mengapa tidak kau jangkau tempat persembunyian ibu dan anak itu? Jangkau tempat di mana dia di sembunyikan!!" Kenzo menaikan suaranya beberapa oktaf."Baik, Tuan.""Dengar! Jika dia tidak ditemukan. Kau dan anak buahmu yang akan berada dalam masalah!" Ancam Kenzo denga

DMCA.com Protection Status