Bulan dini hari perlahan muncul dari balik awan-awan mendung di angkasa, memberi penerangan dalam udara pantai Pulau Vagano yang masih sangat dingin menusuk tulang."Ternyata kau juga hadir di tempat ini, Alexander!""Lara? Huh, sudah kuduga kau akan berhasil tiba di sini. Pastinya kau senang sudah bertemu kembali dengan saudara-saudara tiri yang selama ini kau cari dan rindukan!" Xander tersenyum kecut, "I see. Satu orang Vagano diam-diam sudah jadi tawanan kecilmu! Sungguh hebat!""Huh, kejutan hebat! Mengapa kau bisa ada di sini? Aku benci padamu, Guru Muda Pengecut! sejak di Evertown aku seharusnya sudah menghabisimu, andai aku tahu sedari awal Emily berhasil kau miliki!" geram Sky yang masih ada di bawah todongan dua senjata di tangan Lara."Oh, jadi itu kau, Eagle Eyes Sang Penyanyi? Menarik sekali kau juga ingin gadis yang sama dengan kakak dan adikmu. Kalian bertiga sama-sama jatuh cinta pada kekasihku selama bertahun-tahun lamanya tanpa ada yang mau mengalah! Akan tetapi, tak
"Emily...?" Suara lelaki muda yang rendah menawan itu sepertinya tak asing lagi bagi gadis cantik 23 tahun yang sekarang kembali terbaring di atas ranjang ruang tidur tamu mewah yang pernah ditidurinya 3 tahun silam. Emily Rose Stewart lagi-lagi terhenyak. Mata cokelatnya seketika terbelalak. Keringat dingin turun menganak sungai di wajahnya. Ia sudah sangat terbiasa dengan semua mimpi buruk maupun indah yang ia alami tentang Ocean, Sky maupun Earth. Ketiga kembar tampan Vagano, 26 tahun, yang sama-sama bermata biru cerah dan berambut cokelat indah. Walaupun ia 'sengaja' kembali berada di Pulau Vagano agar Earth mengurungkan niatnya untuk menikahinya. Sebab Emily sudah memiliki seorang kekasih, guru muda rekan pengajar di Evertown High bernama Alexander Chan-Meyer. Ya, setidaknya sampai beberapa saat silam. Entah di mana dan bagaimana kabar Xander sekarang! Ia tertinggal di Evertown tanpa bisa diberi kabar. Ironisnya, di Pulau Vagano ini pun kini tak
Selama berada di sini, Emily sesekali memang mendengar erangan atau jeritan kedua gadis kembar keturunan bangsawan Forrester yang hingga kini masih asing baginya itu. Ia hampir terbiasa, namun tentu tak menyukainya dan selalu merasa terganggu. Entah salah satu atau keduanya, ia tak terlalu yakin yang mana! Ia tak ingin berkenalan atau berdekatan dengan mereka! Bertegur sapa saja, ia nyaris tak pernah melakukannya!Kedua gadis itu tentu saja masih ada di pulau terpencil di tengah lautan ini, karena mereka memang khusus didatangkan dari Everopa untuk dijodohkan dengan pemuda-pemuda Vagano. Terpacak tanpa kejelasan status untuk selama-lamanya, sama seperti Hannah dahulu kala! Jadi, memang secara harfiah, betul-betul 'tak ada jalan untuk kembali!'Nasib Kate dan Katy Forrester sungguh tak secantik paras mereka, sama-sama mengalami kemalangan setiba di puri tua ini! Kate yang mengaku sempat 'bersama dengan Ocean Stallion Vagano selama satu malam' sebelum pemuda
"Sampai hari ini, kita belum juga berhasil menikah! Apakah kau hanya mempermainkanku dengan usaha 'menggiringku' kembali ke pulau kelahiranku ini? Tempat yang menyimpan masa laluku yang kelam?" Earth tampak gusar."Sa-sa-sama sekali tidak! Aku tak bermaksud demikian! Aku sungguh-sungguh, Earth!" Emily tak ingin suara-suara mereka terdengar oleh orang lain, terutama oleh Sky, yang sangat tidak senang bila Emily berdekatan dengan adik kembarnya itu! Namun puri itu terlalu luas dan besar, suara mereka sesungguhnya takkan terdengar jauh, kecuali jika mereka berteriak sekerasnya seperti jeritan gadis Forrester yang kembali terulang!"Jujur saja, aku juga ingin segera pergi dari sini!" tambah Emily, "Kedua gadis aneh yang salah satunya telah membunuh Lilian sungguh membuatku takut! Namun kita belum mendapatkan kabar tentang Ocean! Kita harus menikah di hadapannya!" Emily masih mencoba mengulur waktu."Kau selalu membuatku menunggu dan marah, Emily! Kau masih mencintai
(Emily Stewart:) 'Aku tak tahu mengapa sekali lagi, atau mungkin lebih tepatnya, untuk ketiga kalinya, kubiarkan Earth memasuki kamar tidurku. Bahkan menerobos masuk ke 'ruangan pribadi'-ku, relung maha suci seorang wanita yang seumur hidupku hanya pernah dimasuki Xander. Dan juga Earth, belum terlalu lama terjadi, di Evertown. Di kamar sewaanku, di gudang M's Brew.. Keduanya begitu berbeda. Xander memang kekasihku, namun ia tak pernah benar-benar memberiku perasaan dan gairah seperti yang Earth selalu limpahkan kepadaku. Mungkin aku pernah mencintainya, namun dengan pedih kusadari, cintaku kepadanya bukan cinta yang sesungguhnya. Hanya tempatku singgah sebagai tempatku kabur dari masa silamku. Dia memang baik dan tampan dan juga segala-galanya yang semua wanita idamkan. Penerimaanku terhadap dirinya saat aku masih sendiri semakin berasa hanya sebagai pengisian kekosongan hatiku. Sebuah pelarian belaka? Bahkan aku tak merasa sungguh-sungguh kehilangan
"Sky?" Emily tersentak."Mungkin sudah saatnya ia tahu! Kita tak boleh terus-terusan merasa takut mengakui hubungan ini!" Earth bangkit dari ranjang, hendak berdiri dan berjalan menuju ke pintu.Namun Emily menahannya, memegang lengannya erat-erat, "Jangan. Kau bersembunyi saja, aku tak mau terjadi hal-hal buruk lagi antara kau dan Sky. Hanya untuk beberapa waktu saja.""Baiklah. Namun aku takkan selamanya berdiam diri begini!" geram Earth kesal."Diam saja di sini dan jangan keluar!" Emily menutupinya dengan selembar selimut tebal, lalu segera mengenakan pakaiannya kembali."Emily! Mengapa kau lama sekali?" ujar Sky gusar setelah Emily membukakannya pintu.Pemuda itu kini tak lagi ramah seperti yang sudah-sudah terhadapnya. Mengetahui kembalinya Emily dari Evertown bersama Earth sudah cukup menggusarkan hatinya. Padahal sebelumnya ia sudah sangat gembira bisa bertemu lagi dalam perjalanan 'show' kecil-kecilannya setelah beberapa waktu.
Kedua gadis kembar Forrester itu terdiam seketika begitu menyadari Emily hadir di tengah mereka.Hingga saat ini, walau hubungan mereka terasa kaku dan dingin, Kate dan Katy tetap merasa tak berdaya melawan keberadaan Emily."Sebaiknya kalian berdamai, jika kita ingin tetap bersama-sama kami sebagai sesama tamu di pulau ini. Hingga Ocean ditemukan dan kita bersama-sama mencari solusinya, kumohon, kalian berdua tak membuat ulah lagi. Kita bukan musuh, jadi tak perlu bertentangan satu sama lain!" ungkap Emily."Ocean harus bertanggung jawab, karena tak mungkin Sky dan Earth mau menikahiku. Ia yang berbuat itu sebelum menghilang!" Kate sekali lagi mengucapkan semua dalam hatinya, "Ia berjanji akan kembali dan ia harus melakukannya!"Terdengar langkah kaki mendekat. Seseorang turut hadir di antara mereka, "Kalian berdua tinggal di sini bukan atas kehendak kami. Jadi, sejujurnya, kami belum tahu apa yang harus kami perbuat terhadap kalian. Bila kalian in
"Apa yang harus kita lakukan? Bila memang Emily dan saudara tirimu itu berselingkuh dan kabur entah kemana, apakah aku harus mengejar dan melabrak mereka berdua?"Alexander Chan-Meyer dan 'sekutu' barunya, Lara Samsara Miles-Vagano alias Erato, hingga kini masih 'bersahabat' semenjak peristiwa menghilangnya Emily bersama Avalanche alias Earth! Pemuda itu semakin yakin pada pernyataan Erato bahwa kekasihnya bersama dengan sang barista M's Brew malam itu pergi bersama ke tempat yang tak diketahui siapapun. Tadinya ia ingin melaporkan penculikan. Namun media massa ternyata 'memperkuat' pernyataan Erato bahwa pasangan itu bersekongkol.Beberapa bukti berupa tangkap layar CCTV beredar luas di media cetak dan internet. Earth (yang tentu saja tak dikenal oleh dunia) menggendong gadis yang hingga kini hilang. Bersamaan dengan penyanyi pendatang baru Eagle Eyes yang malam itu sempat melakukan konser kecil-kecilan di M's Brew. Xander merasa ada kaitannya, namun memang tak berday