Share

Hari Bahagia Alena

Dua tahun lalu.

Ditengah kesibukan Alena membaca dokumen  tentang peluncuran produk baru dari Alena Cosmetic, terdengar handphonenya bordering. Dilihat di layar handphone itu tertera nama seseorang yang sangat ia cintai yaitu Rama.

“Halo sayang,”ucap Alena membuka percakapan.

“Sayang malam ini jangan lupa ya kita ada dinner, jam 7 aku jemput dirumah kamu ya!”ucap Rama.

“Iya sayang,seharian ini kamu entah sudah berapa kali ngingetin aku masalah dinner ini“keluh Alena.

“Aku cuma nggak mau aja kamu kelupaan karena sibuk kerja,” jelas Rama.

“Oke sampai ketemu nanti malam sayang”ucap Alena.

Alena kemudian mematikan telfon itu dan kembali fokus pada pekerjaannya. Alena memang seorang yang sangat pekerja keras, dari sekolah ia sudah mulai belajar untuk membuka usaha. Hingga pada akhirnya dia bisa memiliki brand cosmetic sendiri dan cukup digemari dikalangan masyarakat.

Malampun tiba, Alena bersiap untuk pergi bersama kekasihnya. Ia mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan beberapa motif bunga kecil-kecil. Rambutnya dibiarkan terurai panjang, ia mengenakan hand bag dengan warna senada dengan bajunya. Tak lama kemudian pembantu Alena mengetuk pintu kamarnya.

“Mbak Alena , Mas Rama sudah menunggu,” ucap pembantunya.

“Iya Bi saya turun sekarang ,” jawab Alena.

Alena bergegas turun dan menemui Rama. Saat melihat Alena datang Rama sangat terpesona dengan kecantikan kekasihnya itu, walaupun ini bukan kali pertama Rama melihat Alena tetapi ia selalu terpukau saat melihat Alena.

“Kamu selalu cantik!“ puji Rama.

“Terimaksih,”jawab Alena dengan tersenyum.

Rama sangat mencintai Alena, bahkan tak pernah seharipun dia tak memuji kekasihnya itu. Dan malam ini adalah malam yang sangat dinantikan oleh Rama, Rama sudah lama mempersiapkan diri untuk dinner malam ini.

Setelah beberapa saat menempuh perjalanan, akhirmya Alena dan Rama sampai di cafe tempat mereka dinner. Rama dengan sigap membuka pintu mobil untuk Alena, ia menggandeng tangan Alena dan berjalan masuk ke dalam café.

“Selamat malam Pak Rama, ruangannya sudah kami siapkan,”ucap salah seorang pelayan café.

Rama dan Alena mengikuti pelayan café itu menuju sebuah ruangan, dan tak lama kemudian mereka sampai di ruangan yang bertuliskan VIP.

“Silahkan masuk!” ucap pelayan tersebut.

Rama dan Alena masuk ke ruangan itu, Alena sangat terkejut dengan apa yang ada dalam ruangan itu. Ruangan itu dipenuhi dengan hiasan bunga mawar dan lilin-lilin cantik diatas meja.

“Kamu nyiapin ini semua?” tanya Alena kepada Rama.

Rama hanya tersenyum untuk menjawab pertanyaan Alena tersebut.

“Tapi kan hari ini tidak ada perayaan apapun, bukan aniversary kita ataupun ulang tahun kita,”gumam Alena.

“Tapi malam ini akan sangat berarti buat aku,” jawab Rama.

“Kenapa?” tanya Alena penuh rasa penasaran.

Belum sempat Rama menjawab pertanyaan Alena, datanglah pelayan yang membawa makanan dan minuman untuk mereka. Di letakan makanan dan minuman itu di meja Rama dan Alena.

“Selamat menikmati,” ucap pelayan tersebut.

“Terimakasih!” ucap Alena dan Rama bersamaan.

“Kita makan dulu aja ya, aku uda lapar banget,” ajak Rama.

Kemudian mereka makan sambil sesekali bersenda gurau. Mereka sangat menikmati makan malam itu, mereka terlihat sangat mengasihi satu sama lain,sangat terlihat jelas dari sorot mata mereka berdua yang terlihat sangat berbinar saat mereka saling bertatap. Setelah mereka selesai makan, pelayan datang untuk membereskan piring di meja mereka. Setelah pelayan itu pergi, Rama memegang tangan Alena.

“Aku sayang banget sama kamu!” ucap Rama sambil menatap Alena.

“Aku pun sama, aku sayang banget sama kamu,” jawab Alena dengan tersenyum.

“Nggak kerasa kita uda 3 tahun , aku mau kita lebih dari ini !’’ucap Rama.

“Maksudnya?” tanya Alena dengan raut muka yang kebingungan.

Rama kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jas yang ia kenakan. Telihat sebuah kotak kecil berbahan akrilik, dan ia membuka kotak tersebut  yang ternyata berisi sebuh cincin berlian yang sangat cantik dan dihadapkannya cincin itu pada Alena.

“Alena, will you marry me?” tanya Rama dengan gugup dan sorot mata yang penuh harap.

Alena terdiam ,dia sangat terkejut dengan apa yang ada dihadapannya. Belum terfikirkan olehnya bahwa moment seperti malam ini akan ia rasakan. Ia sangat gugup , bahkan ia merasa tak sanggup menjawabnya.

“Alena,gimana?kenapa kamu diam aja?” tanya Rama.

Alena menarik nafas panjang, ia tengah menyiapkan kata-kata untuk menjawabnya.

“Rama, aku mau menikah sama kamu!”jawab Alena dengan gugup dan air mata yang menetes membasahi pipinya yang lembut.

Rama sontak memeluk erat tubuh kekasihnya itu, ia sangat bahagia karena ia akan menikahi seorang perempuan yang selama ini sangat ia cintai. Kemudian Rama mengeluarkan cincin itu dan memasangkan cincin itu di jari manis Alena.

“Terimakasih Alena, aku janji akan jadi suami yang baik buat kamu dan ayah yang baik buat anak-anak kita kelak,” ucap Rama dengan wajah yang penuh rasa bahagia.

Dan gelak tawa pun mengiringi kebahagian dan angan-angan mereka itu. Ini adalah malam yang tak terlupakan untuk Rama dan Alena, malam yang sangat dipenuhi dengan rasa bahagia. Sepanjang perjalanan ke rumah Alena mereka berdua membicarakan tentang pertemuan keluarga mereka. Tapi sebelum pertemuan keluarga, Rama ingin terlebih dahulu bertemu dengan kedua orang tua Alena di kampung. Karena memang selama ini Rama belum pernah bertemu dengan orang tua Alena ,karena memang Alena tidak mau memperkenalkan lelaki pada orang tuanya jika belum ada kepastian untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Keesokan harinya.

Seperti biasa Alena selalu datang ke kantor dengan senyum yang bahagia, dan selalu menyapa seluruh karyawan yang dikantor. Alena memang sangat ramah dan sangat memperhatikan karyawannya.

“Sarah pesankan makanan untuk makan siang seluruh karyawan ya!” perintah Alena pada sekretaris nya.

“Kalian semua nggak usah makan diluar , hari ini saya pesankan makan siang buat kalian,” ucap Alena pada seluruh karyawannya.

“Yeyyyy ,terimakasih Bu Alena!!” sorak seluruh karyawannya.

Alena kemudian bergegas masuk kedalam ruangannya, kemudian ia duduk dan memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya. Ia tak bisa mempungkiri bahwa ia sangat bahagia, dan bahkan ia merasa ia adalah seseorang yang paling bahagia saat ini. Karena terlalu bahagia, Alena bahkan tidak menyadari kalau Sarah sudah masuk dalam ruangannya.

“Haloo…….ada orang nggak sih ini?” celetuk Sarah.

Alena sontak terkejut melihat Sarah yang tiba-tiba sudah ada di ruangannya.

“Eh loe kok disini?” tanya Alena.

“Dari tadi gue ketuk pintu,gue panggil juga nggak ada yang nyaut, ternyata yang punya ruangan lagi senyum-senyum sendiri disini,” celoteh Sarah.

Sarah kemudian menarik tangan Alena dan ia melihat cincin Alena. Sarah pun terkejut seakan-akan ia sudah tahu arti cincin itu. Sarah menatap Alena dengan penuh penasaran. Alena pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Memang tidak ada kata yang terucap, tapi mereka sudah saling memahami pikiran satu sama lain.

“Congrats Alena!” ucap Sarah dengan penuh bahagia.

Sarah kemudian memeluk tubuh sahabat sekaligus bosnya itu. Setelah beberapa saat berpelukan dan mengungkapkan kebahagian, Sarah kemudian duduk di kursi depan meja Alena.

“Terus selanjutnya gimana?” tanya Sarah.

“Gue mau balik dulu ke rumah orang tua gue buat ngenalin Rama dan bilang kalau gue sama Rama mau nikah” tegas Alena.

“Good idea, kapan loe mau balik?” tanya Sarah penasaran.

“Besok!!” ucap Alena dengan tegas.

“Hah? Besok?” tanya Sarah terkejut.

“Loe handle semua kerjaan gue ya, eh ya anak-anak uda loe pesenin makanan kan?” tanya Alena.

“udah gue pesenin,tenang aja,” jawab Sarah.

Sarah kemudian keluar dan membiarkan Alena sendiri dalam ruangan. Alena segera bergegas menyelesaikan kerjaan dia hari ini, dia sangat bersemangat dan tidak sabar untuk menanti hari esok.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status