Makanan telah tiba dimeja Rama dan Alena, tapi Alena masih belum mau sedikitpun berbicara dengan Rama.
“Sayang, kamu kenapa? Dari tadi aku ngajakin kamu ngobrol, tapi kamu sama sekali nggak nanggepin aku,”keluh Rama.
Alena menarik nafas panjang.
“Kamu sudah ada solusi?”jawab Alena sambil memainkan cincin lamaran dari Rama.
“Kita coba ngomong lagi sama orang tua kamu ya!”ucap Rama.
“Sudah berapa kali aku bilang kalau semua itu percuma Ram!”jawab Alena dengan nada tinggi.
“Lalu harus bagaimana?”tanya Rama.
“Kita kawin lari!”ucap Alena.
“Hah?Alena apa yang kamu pikirkan?kawin lari itu bukan solusi, aku nggak mau!”ungkap Rama.
“Oke kalau kamu nggak mau, aku masih ada satu solusi lagi!” jawab Alena.
“Apa itu?”tanya Rama dengan penasaran.
“Hamilin aku!”pungkas Alena.
Kata-kata yang keluar dari mulut Alena itu sangat membuat Rama terkejut, dia ternganga, dadanya sesak. Dia tidak pernah menyangka
Halo semuanya terimakasih buat kalian yang mau membaca karya pertamaku yang terbit disini, semoga kalian semua menikmati. Dan aku sangat butuh dukungan serta masukan dari kalian semua.
Sarah terus menemani Alena hingga malam datang, Sarah tidak mau kalau sahabatnya itu tertekan dan menghadapi semua ini sendiri. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Alena.Tok…tok….tok…“Masuk,”ucap Alena.“Mbak Alena dibawah ada Mas Rama!”ucap pembantu Alena.“Rama kesini tuh,sana temuin dulu,apa gue bantu kebawah?”ucap Sarah.“Loe ikut gue ngobrol sama Rama ya!”ajak Alena.Sarah menganggukan kepalanya, dan mereka kemudian turun dan menemui Rama. Terlihat Rama membawa bouqet bunga mawar putih ditangannya. Rama memang selalu menjadi kekasih yang romantis bagi Alena.“Eh Sarah, loe disini juga?”tanya Rama.“Iya dari tadi balik kerja!”jawab Sarah.Kemudian mereka duduk di sofa,Alena duduk disamping Rama, dan Sarah duduk di sofa sebrang mereka berdua. Rama mengulurkan tangannya dan memberikan bunga itu kepada Alena.&ldquo
Hari ini Alena tidak berangkat ke kantor,Sarah rasanya begitu berat hendak berangkat ke kantor. Ya, Sarah hari ini berangkat dari rumah Alena karena semalaman ia menjaga Alena. Sampai saat ini Sarah masih begitu khawatir dengan keadaan Alena. Tapi ia tidak mungkin untuk tidak ke kantor,karena selama Alena tidak ke kantor dia yang harus menghandle semua pekerjaan dikantor.“Alena, loe nggak apa-apa gue tinggal ke kantor?”tanya Sarah sambil duduk di pinggir kasur.“Gue nggak apa-apa Sar, loe berangkat aja!” jawab Alena dengan lirih.“Kalau ada apa-apa hubungin gue ya!”pinta Sarah.Alena hanya menganggukan kepalanya, ia masih terus berbaring di tempat tidur dan sesekali memandangi jendela kamarnya.Saat Sarah mau masuk ke dalam mobil, ia melihat di depan gerbang terparkir sebuah mobil yang ia rasa ia kenal dengan mobil itu. Tidak salah lagi itu mobil Rama. Sarah menghampiri mobil itu dan mengetuk kaca mobil itu. Kem
Rama sudah sangat mempersiapkan hari ini, dia dan Rio sudah di jalan menuju rumah orang tua Alena. Alena tidak tahu mengenai hal ini,Sarah pun tidak memberitahu Alena,karena kondisi Alena juga masih sangat lemah. Setelah beberapa jam perjalanan, Rama dan Rio sampai di rumah orang tua Alena. Pak Candra yang sedang duduk di depan rumah sangat terkejut dengan kehadiran Rama.“Selamat Siang Pak,” sapa Rama sambil mengulurkan tangannya.Uluran tangan Rama tak di balas oleh Pak Candra.“Ada apa kamu kesini?”“Lhoh ada nak Rama, disuruh masuk dulu to pak!”ucap seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah.Kemudian mereka masuk ke dalam rumah,wajah Pak Candra terlihat tidak nyaman dengan kedatangan Rama dan Rio. Rama dan Rio pun juga dapat merasakannya, kalau kedatangan mereka kurang diterima.“Saya ulangi lagi, ada apa kalian kesini?”“Maaf Pak, saya ingin membicarakan tentang saya dan
Setelah kepulangan Rama dan Rio ,Sarah bergegas ke rumah Rama untuk bertemu dua lelaki itu. Rama terlihat lesu duduk di sebuah sofa dengan tatapan kosong.“Dia nggak mau makan dari tadi,sepanjang jalan dia terus histeris dan manggil-manggil Alena!”jelas Rio pada Sarah.“Kita harus melakukan sesuatu!”“Alena gimana?”“Dia nggak ke kantor hari ini, nggak bisa aku hubungin juga!”“Kita atur rencana biar mereka bisa ngobrol berdua,dan nyelesaiin ini semua dengan baik-baik!”“Iya, tapi nggak mungkin dalam waktu dekat,kondisi mereka berdua sangat nggak stabil, hasilnya pasti akan sama aja kalau kita paksa mereka bertemu sekarang!”“Oke, sekarang kamu coba bujuk Rama buat makan dulu!”Sarah kemudian duduk disamping Rama, Sarah merasa sangat iba melihat kondisi sahabatnya itu.“Ram, kita makan dulu ya, kita makan bareng!”&ldqu
“Ram, gimana? Kenapa Alena pergi?”tanya Rio“Alena uda nggak mau lagi sama gue, dia nggak mau nerima gue lagi. Gue nggak bisa mertahanin Alena!”Mendengar penjelasan Rama, Sarah kemudian berlari keluar untuk mengejar Alena, tetapi Alena sudah terlanjur naik taxi dan pergi. Sarah kemudian Kembali menemui Rio dan Rama.“Alena uda pergi naik taxi!”“Kita kerumah Alena sekarang!” ucap Rama.Mereka bertiga akhirnya langsung bergegas ke rumah Alena berharap mereka bisa menemui Alena.Tok..tok..tokRama terus mengetuk pintu rumah Alena hingga Bi Imah pembantu alena membuka pintu.“Bi, saya mau ketemu Alena!”“Maaf Mas Rama, tapi pesan Mbak Alena Mas Rama nggak boleh masuk!”“Bi sebentar saja, saya mohon!”“Maaf Mas, saya nggak bernai ngelanggar perintah Mbak Alena. Tapi kata Mbak Alena kalau ada Mbak Sarah kesini bisa langsun
“Semua data yang gue butuhin untuk ke luar kota besok sudah siap Sar?”“Udah, loe yakin besok mau sendiri aja? Nggak gue temenin atau ditemenin anak kantor ?”“Nggak usah, gue bisa sendiri, cuma meeting biasa aja. Tiket gue uda juga kan?”“Udah semua, besok loe flight jam 9 pagi ya!”“Oke!”Setelah menyelesaikan semua pekerjaan Alena bergegas untuk segera pulang dan prepare untuk perjalanan ke luar kota besok. Sesampainya di rumah Alena memilih baju-baju yang akan ia bawa, dia akan pergi ke luar kota selama dua hari. Saat dia sedang menyiapkan baju-bajunya, ponsel Alena terus berdering, berkali-kali Rama terus menghubungi Alena. Karena merasa kesal akhirnya dia mengangkat telfon dari Rama.“Mau loe apa lagi sih Ram? Gue uda bilang kan buat nggak ganggu gue lagi!”“Alena tolong aku mau ketemu kamu, kasih aku kesempatan!”“Udah gue bilang gu
Sepanjang perjalanan Alena dan Narandra banyak berbincang, mereka bahkan sudah saling bercanda dan tak jarang melempar pujian satu sama lain.“Kapan-kapan boleh kali ya aku main-main ke salah satu resto kamu, tapi aku minta traktir!” ucap Alena sambil tertawa.“Pasti boleh banget, makan sepuasnya deh,hahahaha!”“Oh itu didepan rumah aku!”“Sini?”“Iya, makasih ya Narandra uda nganterin aku. Dan sekali lagi sorry tentang minumannya!”“Kenapa dibahas mulu sih itu minuman, uda habis semua juga kan?”“Iya sih, ya uda aku mau masuk dulu ya!”“Oke , See You Alena!”“Em..See you Narandra!”Alena kemudian turun dari mobil Narandra, Alena melihat mobil Rama terparkir di depan rumahnya.“Kenapa ada Rama sih!” ucap Alena dalam hati.Benar saja Rama sudah menunggu di depan rumah Alena, dia dudu
“kamu apa-apaan sih Alena, omong kosong macam apa ini?”tanya Rama dengan wajah yang memerah. “Gue serius Ram, gue sekarang udah sama Narandra. Gue udah move on dan mulai dengan lembaran baru. Jadi loe jangan ganggu gue lagi, gue udah bukan siapa-siapa loe lagi!” Alena kemudian mengajak Narandra untuk pergi, sedangkan Rama masih terdiam ditempat dengan wajah yang memerah dan nafas yang mulai sesak. Saat sampai di parkiran Alena melepaskan gandengan tangannya dari Narandra. “Em…aku minta ma'af banget sama kamu, aku uda lancang kayak tadi!” “It’s okay, cuma aku masih agak bingung aja sih!” “Em..jadi tadi itu Rama, dia mantan aku. Kita berpisah karena suatu masalah yang kita nggak bisa cari jalan keluarnya. Aku mau dia ngejauh dari dia, aku nggak mau dia terus-terusan ganggu aku, jadi aku terpaksa bilang kamu pacar aku, aku harapnya dia percaya dan mau ngejauhin aku!” “Em..gitu!” “Nggak apa-apa kan? Aku minta maaf banget!”