Share

3.1

Setiap langkah yang terayun terasa begitu lambat. Aku berjalan tanpa semangat menuju loker untuk mengambil beberapa buku dan sebelah sepatu bootku.

Setelah kembali ke kelas biologi untuk mengambil tas, aku memutuskan untuk pulang. Tidak ada gunanya tetap tinggal dan belajar di sekolah ketika pikiranku kacau. Setidaknya di rumah aku bisa menenangkan diri sekaligus menyiapkan mental untuk menghadapi hari-hariku setelah kejadian memalukan di klinik dan kemungkinan buruk yang akan kuterima jika Jason mengetahui akulah orang yang ia cari.

Begitu sampai di loker, aku langsung memasukkan buku dan sebelah sepatu bootku dengan asal. Hanya butuh waktu sepuluh detik dan aku sudah selesai berkemas. Sekarang tinggal ke parkiran, ambil mobil, lalu pulang.

Suara isakan terdengar saat aku melewati koridor menuju parkiran. Suasana koridor yang terlampau sepi membuat isakan itu terdengar jelas. Aku menajamkan indera pendengaranku, berjalan mengendap seperti pencuri menuju sumber suara yang kuyakini berada di balik gedung olahraga yang ada di ujung koridor, hanya lima meter dari tempatku berdiri sekarang.

"Kau tidak boleh melakukannya," kata entah siapapun itu yang ada di belakang gedung olahraga--yang pasti seorang wanita-suara bergetar diiringi isakan kecil.

Aku yang masih bersembunyi di balik tembok mengerutkan kening. Itu seperti suara Emily, dia menangis? WOW! Jika aku tidak cepat membekap mulutku dan menyadari kondisiku sekarang yang mirip seorang penguntit, aku pasti sudah berteriak takjub. Ini adalah salah satu kejadian langka. Seorang Emily--si Queen Bee, gadis angkuh dengan segala pesonanya-menangis di sekolah?

"Kenapa aku tidak boleh melakukannya? Ini hidupku, aku bebas menentukan pilihan."

Tubuhku membeku, suara itu... suara dengan nada datar yang terdengar begitu sombong... Jason!

"Aku mencintaimu, Jas!"

"Tapi aku tidak, dan kau tahu itu. Bahkan sejak kita memutuskan untuk memulai hubungan ini."

Aku merapatkan tubuhku pada tembok. Ada dorongan besar untuk mengintip dan memastikan pendengaranku barusan. Seandainya yang menguping pembicaraan Jason dan Emily saat ini bukan aku melainkan para gadis penggila gosip, bisa dipastikan besok sekolah akan heboh karena berita ini.

"Jas...."

"Cukup Emily! Hubungan kita berakhir, mulai sekarang jangan menggangguku lagi."

"Jas!"

Isakan Emily terdengar makin keras, gadis malang. Aku menggelengkan kepala dramatis, sedikit bersimpati pada Emily yang baru saja dicampakkan oleh Jason.

"Bagaimana? Apa kau menikmati pertunjukan barusan?"

Aku berjingkat menjauh, setengah melompat ke kanan mendengar pertanyaan atau lebih tepatnya sindiran barusan. Mengangkat kepala ke kiri, aku menemukan Jason yang sedang berdiri menghadapku, tubuhnya ia sandarkan pada tembok di sampingnya.

Aku panik, benar-benar merasa seperti pencuri yang tertangkap basah.

"Aku aku menyadari kalau ada orang yang begitu terobsesi padaku." Ia mencibir. "Sudah berapa lama kau menguntitku?"

"Aku tidak pernah menguntitmu! " aku berteriak padanya. Entah dari mana datangnya keberanian ini, semoga saja keberanianku untuk membalas setiap Japan pedas Jason ini bertahan lama.

"Wow, sekarang kau berani menyangkal," Jason berdecak kagum sambil bertepuk tangan tapi tingkahnya itu sarat akan sindiran.

Aku mengangkat daguku, "Aku menyangkal karena ucapanmu itu tidak benar. Berhenti berpikir yang tidak-tidak tentangku! Kau bahkan tak mengenalku. Perlu kau tahu, Aku bukan salah satu dari kumpulan gadis bodoh yang mengejarmu!" Kau hebat Steffie!

"Benarkah?"

Jason tersenyum miring. Ia berjalan mendekat, tatapan mengintimidasinya memunculkan dorongan untuk beringsut menjauh bahkan lari darinya. Aku masih bertahan di posisiku. Mengangkat dagu tinggi-tinggi, berusaha mati-matian untuk terlihat tidak terpengaruh dengan tatapan mengintimidasinya. Lagi pula aku tidak bisa lari ataupun beringsut menjauh, kakiku gemetaran, selalu lemas untuk bisa digerakkan.

"Kalau begitu, mari kita buktikan."

Sekarang bukan hanya kakiku yang gemetaran dan lemas. Seluruh tubuhku bagai tak bertulang saat dengan gerakan yang sangat tiba-tiba dan tak pernah kuduga bibir Jason menekan keras bibirku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status