Share

SEMBILAN

Selalu sama setiap malamnya—lebih tepatnya empat malam ini—Pearl terduduk pada kursi kayu dekat pintu. Menunggu, masih menunggu keajaiban yang ia tunggu. Menunggu sesuatu yang ia mau. Tatapannya kosong, sementara satu tangannya mencekal dompet kulit itu erat-erat.

Ia tahu ia licik, ia tahu ini cara yang salah. Namun ia tahu, bila selama soal cinta itu bukan masalah.

Ia kira, ketika ‘meminjam’ dompet itu tanpa sepengetahuan si empunya, maka Lava akan kembali tanpa dipinta—jadi ia punya alasan untuk mengenalnya lebih lama. Ia kira ini akan semudah yang ia damba, akan tetapi sebaliknya—berhubung ini bukan dunia asosiasi apalagi halusinasi.

Ting tong!

Mendengar suara itu, Pearl cepat-cepat berhamburan ke arah pintu. Membukanya kemudian dengan berbagai bentuk kebahagiaan seperti senyuman. Akan tetapi begitu pintu terbuka lebar, segala rasa itu lenyap seketika. Menyisakan sorotan kecewa pada dua netranya.

“Kenapa?”

Pearl menggeleng, membuka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status