Share

TUJUH

ā€œAku tahu, kau pasti masih mencintaiku.ā€ Lelaki itu menaikkan kepalanya, menampakkan segenap irasnya pada Pearl yang kian membulatkan mulutnya.

Meski terpana, Pearl tetap histeria. Ia menggapai ponselnya dengan tangan yang gemetaran, gegas menelepon Alaric untuk mencari bantuan. Alaric memang segera mengangkatnya, hanya saja, ā€œTahukah kau bahwa ini telah terlewat setengah jam dari waktu yang kita janjikan? Apa yang kau lakukan?ā€

ā€œA-aku ... ada orang di mobilā€”ā€œ

ā€œApa pun itu berusahalah untuk tepat waktu. Ini sudah petang!ā€

ā€œAlaric! Dengar dulu,ā€ sentak Pearl dengan napas tersengal. Bahkan saking ketakutannya ia, ponsel yang dipegangnya sampai ikut bergetar. Ponsel itu berakhir terjatuh di sebelah kakinyaā€”di samping rem kaki juga gas di bawah sana.

ā€œPearl? Pearl?ā€ Ponsel berwarna putih itu bergetar, membuat sang gadis makin gentar. ā€œKau mendengarkanku, ā€˜kan?ā€

Dengan peluh yang membasahi pelipis, akhirn

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status