Share

Membulatkan tekad untuk bercerai.

"Lakukan jika kau ingin keluargamu jatuh miskin," ancam Saga yang membuat Arana kesal.

"Maksudnya?" Arana memicingkan matanya curiga.

Saga tak menjawab, rahangnya mengeras dengan tatapan tajam ke arah Arana lalu melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaan istrinya itu.

Arana memandang Kepergian Saga dengan pikiran yang campur aduk. Muncul rasa khawatir di hatinya, takut nasib keluarganya akan benar-benar akan jatuh miskin. Walaupun ayahnya lebih mengutamakan kakaknya daripada dirinya. Meski begitu ayahnya itu sudah membiayai hidup Arana sejak kecil sampai ia dewasa. Tidak mungkin ia tega menjadi penyebab kehancuran bisnis yang sudah dirintis ayahnya dengan susah payah.

"Arana, ayo balik ke kantor?" Tari menepuk pundak Arana pelan, menyadarkan Arana dari lamunannya.

"Ah iya Mbak."

"Dia suami kamu?" tanya Sarah teman satu bagian Arana.

Arana menatap Sarah heran, dari mana dia tahu. pikir Arana. "Kita dengar saat kalian bertemu tiga hari yang lalu. Dia bilang kalau kamu istrinya lalu bawa kamu pergi." jelas Anita teman satu tim Arana juga.

'Ah iya, saat itu Saga memang mengatakannya' batin Arana. Arana mengangguk pelan, ada rasa tidak enak di dalam hatinya karena sudah membohongi teman-temannya.

"Jadi beneran kamu sudah nikah? Bukannya status kamu masih lajang ya" sahut Tari dengan mata melebar.

Dengan terpaksa arana menjawab, "Benar. KTPku belum sempat di rubah waktu itu"

"Kenapa?" Ganti Sarah yang penasaran.

"Kami hanya bersama selama 4 bulan saja, setelah itu kami berpisah."

Mendengar Jawaban Arana, teman-teman Arana mengangguk paham dan tidak lagi bertanya. Mereka tahu itu bukan lagi urusan mereka tapi masalah pribadi Arana.

Sebenarnya Arana tidak pernah berbohong kepada mereka bertiga. Dari awal tidak ada yang bertanya soal status Arana. Sedangkan Arana sendiri memang tipe orang yang jarang bercerita soal masalah pribadinya kecuali pada tiga sahabatnya, Rania, Reza dan Ryan.

Pukul lima lebih Arana berjalan sendirian keluar dari lift. Semua temanya sudah pulang sejak pukul empat tadi. Arana lembur satu jam untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang sempat ditinggalkannya dua hari kemarin.

"Baru pulang?" tanya seorang pria yang juga baru keluar dari lift sebelah.

"Iya Pak," Arana mengangguk sopan.

"Gak usah panggil Pak. Jam kerja sudah selesai, aku bukan atasan kamu lagi Arana," ucap Kenan, atasan Arana itu berjalan mendekat.

"Tapi ini masih di kantor Pak. Sudah kebiasaan juga," elak Arana lalu tersenyum sopan.

"Ck, kamu itu ada aja alasannya." Kenan berdecak pura-pura kesal.

"Maaf, saya duluan ya Pak," pamit Arana lalu berjalan keluar lebih dulu.

Saat di depan kantor, Arana terkejut karena tangannya di tarik pelan oleh Kenan. "Bareng sama Aku aja" ujarnya lalu menggandeng tangan anak buahnya itu ke area parkiran dimana mobilnya berada.

Arana sempat menolak tapi Kenan memaksa untuk mengantarnya. Arana hanya bisa pasrah dan duduk diam di kursi penumpang. Arana hanya akan berbicara ketika atasannya itu bertanya.

Sebenarnya Arana merasa tidak nyaman berada satu mobil dengan lelaki lain yang tidak ada hubungan kekeluargaan dengan dirinya tanpa adanya orang lain diantara mereka. Apa lagi sekarang Arana baru sadar jika dirinya masih berstatus sebagai istri Saga, jadi tidak seharusnya Arana menerima niat baik Kenangan mengantarnya pulang.

"Terima kasih Pak atas tumpangannya," ucap Arana ketika sampai di depan kosnya.

"Sama-sama. Tidak perlu sungkan seperti itu," jawab Kenan.

"Saya permisi masuk dulu" Arana mengangguk sopan setelah keluar lalu menutup pintu mobil dan bergegas masuk ke gerbang kosnya setelah mobil Kenan pergi.

🌼🌼🌼

Setelah pertemuan terakhir mereka, sudah dua minggu Saga tidak lagi datang menemui Arana. Itu membuat Arana merasa tenang meskipun tidak di pungkiri ada rasa kecewa di hati Arana. Hanya segitu saja usaha Saga untuk kembali padanya. Sekalipun hanya akting bukankah itu terlihat jika Saga tidak serius.

Arana merasa menyesal karena sempat merasa khawatir setelah mendengar ancaman Saga yang akan membuat Ayah Arana jatuh miskin jika Arana mengajukan gugatan cerai. Sepertinya itu hanya sebuah gertakan saja, buktinya sampai sekarang pria itu tidak lagi menemuinya.

Arana pikir ini adalah waktu yang tepat untuk mengajukan gugatan cerai agar dirinya benar-benar lepas dari Saga. Setelah menarik nafas, Arana mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

[Hallo. Selamat malam. Apa ini dengan Pak Gilang?] sapanya begitu panggilannya di terima.

[Iya benar. Ini dengan siapa?]

[Saya Keysa Arana. Mungkin anda sudah lupa, dulu anda pernah mengurus perceraian saya dengan Abisatya Sagara Bagaskara,] tutur Arana.

[Oh iya. Saya ingat, ada yang bisa saya bantu?]

[Saya ingin meminta bantuan anda kembali untuk mengurus perceraian saya. Apakah anda bersedia?] jelas Arana.

[Tentu saja saya bersedia. Tapi bukankah sebelumnya anda sudah membatalkan gugatan anda? Apa anda sudah benar-benar yakin untuk mengajukan kembali gugatan cerai?]

[Iya, kali ini saya sudah yakin. Maaf soal pembatalan itu,] ujar Arana tidak enak hati.

[Tidak masalah Bu Arana. Saya hanya inhin memastikan saja,] sahut Galih. [Sebelumnya apa bisa saya tahu alasan perceraiannya? Dan apa saja yang menjadi tuntutan anda?] sambungnya bertanya.

[Karena ketidakcocokan dan adanya orang ketiga. Saya tidak menuntut apapun kecuali perpisahan,]terang Arana.

[Baik Bu. Akan segera saya siapkan dokumennya agar bisa segera di ajukan. Nanti saya juga akan mengirimkan pesan apa saja yang perlu anda siapkan.]

[Baik. Akan segera saya siapkan setelah Anda mengirimkan pesan.]

[Jika Bu Arana ada waktu, kita bisa bertemu secara langsung untuk berdiskusi,]

[Kalau besok bagaimana?] tanya Arana, karena besok hari Sabtu dan kantornya libur di hari sabtu dan minggu. Jadi sekalian ia bisa pulang menemui bapak dan ibunya.

[Baik Mbak. Jam berapa kita bisa bertemu?] tanya Galih.

[Jam 12 siang di kafe flower bisa?]

[Siap Mbak.]

[Terima kasih Pak,] ucap Arana sebelum mengakhiri panggilan telfonnya.

🌼🌼🌼

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gemar Be
Kak namanya Gilang atau Galih?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status