Share

Bodyguard Kesayangan Nona Muda
Bodyguard Kesayangan Nona Muda
Penulis: Juniarth

Cinta Yang Amat Terlarang

Setelah mencampurkan serbuk obat penenang miliknya dengan dosis ganda ke dalam teh, Rado tersenyum tipis lalu meletakkannya di atas baki.

"Kalau kemarin Mas Kian dapat perhatian sama kasih sayangnya Mbak Sasha, malam ini jatahku."

"Hidup Mas Kian amat sempurna. Aku mengaku iri."

"Nggak punya gangguan mental, karir cemerlang, otak cerdas, wajah ganteng, punya anak lucu, sama ... istri yang perhatian kayak Mbak Sasha."

"Satu aja, Mas. Satu aja. Aku pengen kita berbagi kasih sayangnya Mbak Sasha." 

"Aku butuh perhatian, aku pengen disayang, aku pengen dicintai."

Rado, pemuda dengan gangguan mental akibat trauma lima belas tahun silam akhirnya merasakan apa itu jatuh cinta. Namun sayang, cintanya tumbuh untuk wanita yang salah, yaitu kakak iparnya sendiri.

"Mbak Sasha itu dulu harusnya nikah sama aku. Bukan sama kamu, Mas."

Dulu, saat Kian enggan menikahi Sasha akibat hamil di luar nikah, Rado lah yang digadang menikahinya. Namun siapa sangka, di tengah jalan Kian datang lalu bersedia bertanggung jawab. 

Kini, Sasha sepenuhnya menjadi seorang ibu rumah tangga yang fokus pada anaknya dan Rado. Berawal dari itu semua, Rado merasakan cinta pada lawan jenis untuk pertama kali. 

"Minum dulu, Mbak. Dingin-dingin gini biar hangat."

Rado membawa dua gelas teh menuju ruang tengah, tempat dimana Sasha tengah bermain bersama putrinya, Shakira. Buah cintanya bersama sang suami, Kian. 

Sasha tersenyum hangat pada Rado yang usianya hanya terpaut lima tahun darinya. 

"Duh, makasih banyak. Tahu aja kalau aku pengen teh tapi nggak sempet buat."

Gangguan kelekatan dan kecemasan yang diderita Rado selama ini membuatnya hanya perhatian pada orang-orang yang disayangi saja. 

"Ah... segarnya. Langsung hangat di badan."

Senyum tipis tergambar di bibir Rado. Detik demi detik ia menunggu Sasha terlelap akibat obat tidur itu, dan selanjutnya Rado akan meminumkan teh yang sama untuk keponakan tersayangnya itu agar ikut terlelap pula. Rado tidak mau kesenangannya malam ini terusik karena tangis Shakira. 

"Do, titip Shakira bentar ya? Aku ngantuk banget."

Rado mengangguk dengan senyum kemenangan. 

Selang lima menit berlalu, Rado menggoyang tubuh Sasha yang tidak lagi merespon. 

"Tidur yang nyenyak, sayangku Sasha." Ucapnya kemudian mencium pipi Sasha lembut. 

Pandangan Rado beralih ke Shakira lalu membujuk balita itu untuk meminum teh berisi obat penenang. Tidak banyak yang diminum lalu Shakira pun ikut terlelap. 

"Tidur yang nyenyak, keponakanku sayang."

Pertama, Rado memindahkan Shakira ke kasurnya. Lalu ia mengunci semua pintu rumah walau ini masih pukul tujuh malam. 

Kebetulan, Kian memiliki urusan bisnis dengan Alfonso di luar kota dan besok baru kembali pulang. 

Setelah semua terkunci, ia menggendong Sasha dengan begitu entengnya. Maklum, Rado yang sekarang adalah pemuda ahli ilmu bela diri dengan tubuh lebih berotot dan berisi. 

Ia tatap wajah manis kakak iparnya yang terlelap itu dengan perasaan membuncah bahagia. Lalu menyingkirkan anak rambut Sasha dan mulai memberinya ciuman-ciuman di wajah. 

"Aku mau kita senang-senang malam ini. Tanpa Mas Kian. Aku mencintaimu, Sasha."

Tubuh Rado sudah cukup panas untuk menahan debaran yang menggila karena sudah lama ia menanti kepergian Kian kemudian membuat Sasha terlelap dan perlahan menjamah tubuhnya. 

Meski memiliki gangguan kelekatan dan kecemasan, namun perasaan cinta dan gairah yang ia miliki, sama seperti pemuda pada umumnya. 

"Nggak ada yang bisa bikin aku tergila-gila kayak gini kalau bukan kamu, Sha. Harusnya kita tuh yang nikah. Bukan kamu sama Mas Kian."

Perlahan Rado mulai menaiki tubuh Sasha yang telah terbuka sebagian karena ulah Rado. Dibalik ketidaksadarannya, Sasha menjadi boneka kesayangan Rado saat Kian tidak berada di rumah. 

Puas menciumi Sasha, ia ingin memulai sesuatu yang sangat ia rindukan beberapa bulan ini. Menyatu bersama Sasha meski akhirnya hanya dia yang mengerang nikmat.

"Aku nggak masalah kalau Mas Kian nggak mau lepasin kamu. Aku juga nggak masalah kalau kita hanya bisa begini, sayangku."

Baru saja Rado memimpin permainan menggelora itu, tiba-tiba deru suara mobil mengalihkan perhatiannya. 

Dengan tubuh tanpa busana, ia melepas penyatuan yang sudah setengah perjalanan lalu melihat keluar jendela. 

"Shit! Mas Kian! Kok udah pulang!?"

Tanpa pikir panjang, Rado segera memakai kembali pakaiannya. Bahkan tanpa sadar ia memakai kaos terbalik. Dengan tangan bergetar dan nafas menggebu ia memakaikan pakaian Sasha ala kadarnya. 

Hatinya bergemuruh takut bilamana Kian memergokinya tengah meniduri kakak iparnya sendiri. Rado tidak bisa membayangkan apa jadinya jika Kian mengamuk.

Gangguan kecemasan membuat pergerakannya lambat hingga tidak bisa menyelesaikan perbuatannya ketika Kian sudah berada di depan kamar.

"Sha? Kok dikunci? Bukain dong."

Jantung Rado berdetak tidak karuan saat Kian telah mencapai kamar begitu cepat. Kecemasannya bertambah dua kali lipat karena  takut tertangkap basah. 

Terlintas ide pura-pura bangun tidur. Kemudian Rado mengacak rambutnya sendiri dan menggelar selimut seadanya di lantai dan menaruh bantal disana. 

"Sha? Buka pintunya sayang?"

Rado bergerak pelan menuju pintu lalu menyipitkan mata ketika membuka kunci pintu. 

"Lho? Rado? Tidur disini juga?"

Rado mengangguk lalu pura-pura menguap. "Aku balik ke kamar, Mas." 

Tanpa bertanya apapun, Rado segera menuju kamarnya. Lalu menekan kuat dada seakan jantungnya hendak melompat keluar. Kesenangan yang belum usai terganggu dengan kedatangan Kian diluar prediksi. 

Tubuhnya meluruh ke lantai dengan nafas memburu dan tubuh gemetar. 

***

"Rado, ayo sarapan dulu."

Langkah Rado hendak menuju garasi rumah akhirnya terhenti. Padahal ia ingin pergi sepagi ini dari rumah demi menghindari Kian. 

"Nanti aja di kampus, Mas."

Belum mencapai pintu garasi, Kian meraih pundaknya dari belakang lalu menariknya menuju meja makan. 

"Makan dulu. Biar nggak lemes."

Satu meja dengan Sasha dan Kian membuatnya cemas. Jantungnya mulai berdebar cepat, pandangan terlihat gelisah, hingga keringat dingin keluar dari kedua telapak tangan.

"Ayo dimakan. Kok diem aja?"

Ia menyuapkan roti bakar perlahan ke mulut dengan tangan sedikit gemetar. 

"Sha, gimana? Udah enakan?"Tanya Kian.

Sasha mengangguk dengan wajah bantal. "Aku heran kenapa bisa ngantuk banget."

"Kamu kecapekan tingkat dewa mungkin."

Kepalanya menggeleng. "Nggak, Mas. Aku kemarin nggak masak banyak. Lagian ada Mbok Nah yang tiap hari bantu bersih-bersih rumah."

"Ya kali aja badan kamu butuh istirahat lebih. Shakira aja masih ngantuk."

Jantung Rado makin berdegub kencang. Khawatir Shakira kenapa-kenapa karena ulahnya. 

"Do? Kok ngelamun? Kamu kenapa?"

Kian begitu hafal dengan raut wajah Rado yang tidak bisa ditipu ketika sedang tidak baik-baik saja. 

"A... aku... Nggak apa-apa."

Ekor matanya melirik Sasha yang masih begitu mengantuk karena racikan obat tidurnya.

"Do? Bilang Mas, ada apa? Kamu nggak ada masalah kan?" Kian bertanya lembut sembari duduk di dekatnya. 

"Aku berangkat."

Secepat kilat Rado berlari menuju garasi lalu menyalakan motornya.

"Rado! Tunggu!"

Sebelum Kian menjangkaunya, Rado bergegas melajukan motornya. 

"Rado! Berhenti!"

Kian hanya bisa berteriak menyuruh Rado berhenti, karena tidak mungkin mengejar Rado dengan berlari. 

***

Di tas kuliahnya, Rado mengambil satu buku kecil berisi catatan kesehatan mentalnya yang telah dinyatakan usai oleh psikiater, Dokter Rafael. 

Kecemasan yang telah lama 'tidur' kini 'terbangun' karena ketakutan bilamana Kian memergoki ulahnya meniduri Sasha secara diam-diam. Bahkan malam harinya, ia tidak bisa tidur nyenyak.

"Kalau gue bilang Mas Kian pengen ambil konseling lagi, gue pasti bakal di suruh masuk rumah konseling."

Baginya rumah konseling seperti rumah sakit jiwa mini yang amat dibenci. Ia tidak sudi jika Kian memaksanya dengan beragam bujuk rayu untuk kembali dibina disana. 

"Gue butuh konseling dan obat. Tapi duit dari mana buat bayar konseling yang nggak murah itu?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
juliana dewi
Rado cinta sama Sasha... tp apa iya sampai hrs menodai kakak iparnya spt itu.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status