Share

Kedatangan Orang Asing

Duke Cardinbugh keluar dari ruangan pribadinya dan bersamaan dengan seorang gadis muda berambut bunga musim semi menghampirinya. "Ayah..." Duke Cardinbugh menoleh ke arah gadis berparas indah itu. "Apa ayah pergi ke istana lagi?" Gadis muda itu memulai percakapan basa-basi dengan ayahnya. Ayah menjawab pertanyaan putrinya bahwa dia tidak pergi ke istana seperti kemarin-kemarin.

"Kamu pasti menemuiku dengan alasan penting kan, Alesia." Alesia Cardinbugh menghela nafas pendek. Ayahnya memang pintar mengetahui situasi dirinya. "Besok lusa ada pesta di istana. Apa ayah lupa?" Alis sebelah sang duke naik menandakan bahwa dia berusaha mengingat dari perkataan Alesia. "Maafkan ayahmu yang pelupa..." Alesia mendengus kecil dan menjelaskan kepada pria paruh baya bahwa keluarga mereka harus membawa barang untuk peringati ratu yang sedang sakit. Mendengar perkataan dari putri bungsunya, Duke Cardinbugh pun langsung terdiam beberapa saat.

"Hadiah? Untuk yang mulia ratu?" Alesia mengangguk mantap. "Sudah aku duga... Ayah pasti lupa."

"Bukan begitu..." sela sang duke memotong pembicaraan Alesia. Sembari mengingat lagi, sang duke berkata, "Bukannya tidak ada pesta seperti itu sebelumnya?"

"Ayah tidak mendengar kabar dari kerajaan langsung?" Duke Cardinbugh hanya meminta maaf tanpa merasa bersalah sekaligus memberi alasan bahwa dirinya sibuk dengan urusan di wilayahnya. "Jadi... Pihak kerajaan mengabari bahwa ada pesta sekaligus memberikan hadiah untuk yang mulia yang sedang sakit?" Alesia sekali lagi mengangguk kepada ayahnya. "Baiklah... Untuk urusan itu, ayah serahkan saja kepadamu." Kedua mata Alesia berbinar-binar mendengar ucapan dari mulut sang duke.

"Terima kasih, ayah!! Tenang saja aku akan membawa hadiah yang sangat berguna untuk yang mulia." Alesia pamit kepada duke dan bergegas pergi, sementara sang duke hanya menggelengkan kepalanya kecil. Beberapa saat, dia kepikiran soal pesta yang dirinya tidak tau sama sekali. Sejak kapan pihak kerajaan mengadakan pesta untuk sang ratu yang sakit?

Sementara itu, Ryan juga belum kunjung kembali sejak dirinya meminta untuk menyelidiki tentang sang ratu dan pihak kerajaan. Duke Cardinbugh merasa bahwa pihak kerajaan membunyikan sesuatu tentang kondisi kesehatan sang ratu. Terutama, dia juga curiga kepada adik sang ratu, Putri Callista yang secara perlahan memggantikan posisi sang ratu sekarang.

Sementara itu, Dortheo masih berada di tubuh sang ratu yang terkutuk ini. Berusaha menulis meski tangan kanannya tiba-tiba kram entah kenapa. "Sial!!" Teriak wanita itu melempari alat tulis keras. Sebenarnya, kutukan apa yang di dalam tubuh ini hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Tiba-tiba ada sebuah suara aneh di luar ruang penjara. Sang ratu mencoba mendekati daun pintu dan melihat siapa yang berada di luar sana. Hanya mengandalkan lubang celah pintuh yang sangat sempit. Yang dia lihat hanya sdbuah sepatu bewarna hitam berdiri di sana.

Beberapa menit sosok di luar ruang penjara masih tidak bergerak sama sekali. Dortheo berpikir curiga. Kenapa orang yang dia tidak diketahui itu masih berdiri di sana. Rasa penasaran mulai meningkat, wanita bertubuh kurus itu menguping lewat pintu besi dingin dan berkarat. Beberapa waktu mencari suara, usaha Dortheo pun gagal.

Sebuah suara gesekan jendela kecil terbuka. Sang ratu terkejut mendengar suara jendela pintu terbuka beberapa saat. Jantungnya berdegup kencang. Rasa takut di dalam diri Dortheo perlahan keluar. Ini bukan sosok Dortheo, mantan pasukan berpangkat tinggi takut dengan hal yang di tidak lihat tadi.

Mencoba memberanikan diri dengan membuka suara. Mungkin saja orang aneh tadi adalah pasukan kerajaan yang tengah berjaga. "A-ada apa?" Beberapa detik muncul sosok dari arah lubang jendela pintu. Dortheo terkejut untul sekian kalinya. "Oh! Maafkan aku... Aku kira tidak ada orang."

_Jawaban macam apa itu?__ batin Dortheo kesal mendengar suara asing di depan pintu penjara tersebut. Setelah orang asing itu berbicara, keduanya terdiam beberapa saat. Wanita berambut panjang gelap sesekali melirik ke arah lubang jendela di sana. Sosok itu masih ada di sana dan tidak merubah posisi sejak tadi. "Sepertinya kamu bukan pasukan istana ini?" Tiba-tiba wanita itu memberikan pertanyaan yang sangat mengejutkan.

Dia terkejut bukan main, kemudian kedua matanya langsung menjauh beberapa sesaat sebelum dia kembali melihat sang ratu. "Kenapa kamu bisa ada di penjara seperti ini?" Dortheo berdecak kesal. Dirinya tidak suka mendengar pertanyaan basi yang dilontarkan sosok misterius barusan. "Entalah... Tiba-tiba saja mereka memaksaku masuk ke sini." Sosok itu masih berada di luar kamar penjara, kemudian dia bertanya lagi. "Sudah berapa lama kamu di sini?"

Wanita itu terdiam beberapa saat. Tampak berpikir keras kapan sang ratu berakhir di penjara yang mengerikan. "Aku tidak tau." Jawab sang ratu tidak tau apa-apa. Jawaban yang sangat jujur bagi Dortheo. Sosok itu terdiam beberapa saat, kemudian dia membalas. "Aku harus pergi dulu. Sampai jumpa di lain waktu." Beberapa saat kdmudian, sosok itu pergi tanpa memberitahu siapa dirinya.

Wanita malang itu hanya bisa berdecak sinis. Siapa sosok asing dan aneh barusan. Beberapa saat kemudian, penjaga datang membawa makanan untuk sang ratu. Seperti biasanya, mereka membawa makanan sisa dari dapur dan terdapat makanan yang hampir busuk, serta gosong. Sang ratu menghela nafas panjang. Tidak habis pikir kenapa mereka nelakukan hal kejam kepada ratu mereka.

Kembali ke kediaman Duke Cardinbugh, Ryan berjalan dengan gagah menemui tuannya. Dia membuka pintu setelah mengetuk pintu ruang kerja Duke Cardinbugh. Seorang pria berusia 40-an menoleh ke arah ksatria kepercayaan berjalan menghampirinya. "Apakah kamu menemukan sesuatu di istana?" Ryan yang awalnya siap dan cepat ketika menjawab pertanyaan dari duke itu memasang sikap aneh.

Duke Cardinbugh menaikkan alis sebelahnya. Dia melihat sikap aneh Ryan dan bertanya kepadanya. "Apa ada masalah?" Pengawal muda itu terdiam beberapa saat sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ryan..." panggil duke serius. "Maafkan aku, tuan. Saya tidak bisa menjawab lebih jelas apa yang terjadi di sana."

"Jawab saja sebisa kamu, Ryan. Aku sudah siap mendengarnya." Ryan melirik ke arah ayah 2 anak itu sedikit ragu. "Baiklah..." pasukan muda itu menjelaskan apa yang terjadi di istana selama 2 hari itu. Ryan menjelaskan bahwa sang ratu tidak ada di istana sama sekali. Bahkan kastil khusus yang dibangun tidak jauh dari pusat kota pun kosong sama sekali. Selain itu, dirinya menemukan hal menarik saat peneyelidikan berlangsung.

Ryan menambahkan bahwa, ketika berada di penjara bawah tanah, Ryan menemukan sosok wanita yang terkurung di dalam sana. "Seorang wanita katamu?" Sang ksatria itu mengangguk keras. "Aku bertanya beberapa kepadanya. Jawabannya tidak membantu karena wanita itu terdengar ketus." Duke Cardinbugh mendengar dengan seksama saat Ryan menjelaskan. "Seorang wanita... Terkurung di penjara... Yang mulia tidak ada di istana..." Duke Cardinbugh berpikir keras, sementara Ryan setia menunggu arahan dari tuannya.

"Kita selidiki lebih dalam ke sana."

"B-baik, tuan..."

"Aku akan pergi ke sana juga."

"A-apa?" Ryan terkejut mendengar ucapan Duke Cardinbugh barusan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status