Share

Gloria

Sang ratu yang tidak diketahui namanya terdiam dan merenung. Menatap buku harian yang lusuh dan tidak bisa dibaca beberapa halaman. Dortheo, seorang mantan pasukan dengan jabatan tinggi itu menggaruk tubuh yang dimasukinya dengan gatal. Beberapa hari ini, dia merasa sakit, gatal, dan panas akibat simbol aneh tiba-tiba muncul, namun perlahan menghilang beberapa saat bersamaan dengan rasa sakit tadi juga berangsur menghilang.

"Aku ingin tau kenapa dia bisa mendapatkan kutukan seperti ini." ucap Dortheo di tengah pikiran yang terus melanda. Kedua telinganya menangkap suara langkah kaki yang mendekati ruang penjara. Sang ratu menoleh ke arah pintu penjara berkarat dengan cepat. Indra pendengarannya menangkap suara asing yang akan mendekat ke tempatnya. Wanita bertubuh kurus itu menduga kalau ada sekitar 2 orang. Langkah kakinya terasa beda dengan yang sering dia dengarkan. Menduga lagi kalau mereka bukan pengawal yang sering datang ke sini.

Suara langkah kaki itu terus mendekat dan keras hingga beberapa saat, tidak ada suara langkah kaki yang terdengar. Sang ratu kebingungan dan bergegas mendekati ke arah daun pintu. Telinga kanannya mendekat ke arah daun pintu dan mencoba mendengar apa yang terjadi di luar sana. Suara keras gesekan jendela pintu penjara secara tiba-tiba membuat wanita itu mundur beberapa langkah karena terkejut.

Muncul kedua bola mata bewarna abu-abu memandang isi kamar penjara. "Iya!! Ini yang saya ceritakan kemarin." sosok itu menjauh dan muncul kedua bola mata berwarna emas. Memandang seluruh isi penjara. Dortheo memasang wajah kebingungan. Kali ini siapa lagi yang berkunjung ke tempat ini.

"Permisi nona..." tiba-tiba suara asing terdengar di telinga wanita itu. "Apakah anda mengenal yang mulia ratu?" wanita itu memasang wajah kebingungan. "Kenapa kamu menanyakan soal itu?"

"Kami ingin bertemu yang mul-" ucapan itu terhenti ketika rekannya mendorong menjauhi dari pintu besi berkarat. "Kenapa anda menanyakan hal seperti itu?" Duke Cardinbugh melirik ke arah pintu besi barusan, kemudian dia menoleh ke arah Ryan di sisinya. "Firasatku, kemungkinan wanita di dalam sana pasti tau keberadaan yang mulia."

Ryan memandang tidak percaya kepadanya. Mana mungkin wanita menyedihkan itu tau sesuatu tentang sang ratu. Pasukan muda itu menghela nafas panjang sebelum dia bersuara. "Anda yakin wanita itu tau keberadaan yang mulia ratu?"

"Aiu sangat yakin!" seru Duke Cardinbugh benar-benar yakin dan berjalan mendekati pintu penjara. "Perkenalkan, nama saya Antonio Cardinbugh, dan di belakang saya ada Ryan. Pengawalku. Kami datang ke sini untuk bertemu yang mulia ratu." Duke Cardinbugh menjelaskan secara jelas alasan dirinya dan Ryan secara diam-diam menyusuri istana untuk bisa bertemu dengan sang ratu. Sang ratu yang mereka cari hanya bisa terdiam dan sibuk mendengarkan penjelasan dari tuan duke.

"Jadi..." ucap sang ratu bersuara. Duke Cardinbugh berdeham sejenak hingga melanjutkan ucapan barusan. "Apakah anda tau dimana yang mulia Ratu Gloria berada?" kini, Dortheo akhirnya menemukan jawaban lainnya. Nama sang ratu adalah Gloria. Kemudian, sebuah ide muncul di kepalanya. Sang ratu buru-buru mendekati pintu besi itu bangkit berdiri. "Kamu pasti tau ini, kan?" Gloria menunjukkan cincin berbahan emas dengan ukiran aneh di sekelilingnya. Duke Cardinbugh dan Ryan menatap cincin itu dengan seksama. "Cincin ini... Apakah anda tau dimana beliau?!" Ryan langsung memberi sinyal kepada tuannya agar tidak boleh mengeluarkan suara keras.

"Darimana anda menemukan cincin milik sang ratu?" kali ini sang duke membisikkan kepada sang ratu. wajah Gloria semakin dekat menujukkan bahwa wanita yang penuh malang itu adalah sang ratu yang Duke Cardinbugh cari. "Ini aku, Tuan Cardinbugh. Tolong aku... Lepaskan aku dari tempat ini." kedua mata sang duke perlahan terbuka lebar. Tidak menyangka bahwa Ratu Gloria tiba-tiba berada di tempat penjara.

"Y-yang mulia... Yang mulia kenapa anda bisa berada di sini?"

"Aku tidak tau, tuan duke. Sekarang cepat lepaskan aku dari tempat ini!" bisik Gloria meminta pertolongan kepada Duke Cardinbugh. Sang duke menoleh ke arah Ryan meminta kepada pengawalnya untuk mencarikan kunci. Tanpa basa-basi, Ryan menunjukkan kunci kepada tuan duke. Saat Ryan memberikan kunci kepada Duke Cardinbugh, suara langkah kaki terdengar di lorong penjara. Duke dan Ryan cepat-cepat mencari tempat tersembunyi hingga berhasil bersembunyi di balik tembok. Kedua pria itu menoleh dan betapa terkejutnya bahwa Putri Beatrix datang bersama dua pengawal yang berada di belakang sang putri.

Keduanya kembali ke posisi awal dan mengandalkan indra pendengar untuk menangkap suara di dalam kamar penjara. Yang mereka bisa tangkap hanya suara teriakan 'mati' dari mulut adik Ratu Gloria dan suara pukulan keras dari ruang penjara. Beberapa menit kemudian, tuan putri keluar dengan wajah memerah akibat rasa emosi yang tinggi. Putri Beatrix dan dua pengawal lainnya berjalan meninggalkan ruang penjara, tempat sang ratu di sana. "Besok, kita eksekusi dia secara diam-diam." ucap Putri Veatrix memerintahkan pengawalnya untuk membunuh kakak perempuannya secara diam-diam.

"Baik, yang mulia." balas mereka dengan sigap. Beatrix tersenyum penuh kejahatan. Posisi ratu akan segera datang dalam waktu dekat.

Setelah keadaan makin membaik, Duke Cardinbugh dan Ryan menghampiri ruang penjara dan mengecek kondisi sang ratu. Duke Cardinbugh membuka jeendela pintu dan melihat sang ratu sedang dalam tidak sadar. Dia mencoba memanggil namanya sembari berbisik.

"Yang mulia... Anda baik-baik saja?" tidak ada respon apapun dari Ratu Gloria. "Apa yang mulia mati?" Duke menatap sinis kepada Ryan dan mencoba memanggil sang ratu untuk kedua kalinya. Namun Gloria tidak menyaut dan posisi sama seperti tadi.

Kedua pria itu memasang wajah panik. Duke Cardinbugh membuka kunci ruang penjara dan Ryan mendekati serta menggendong sang ratu yang lemah. Duke memutuskan untuk membawa sang ratu keluar dari penjara meski banyak pertanyaan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu harus membawanya dengan benar!!" ucap duke berjalan sembari melihat sekitarnya. "Saya sudah membawa dengan benar, tuan." balas Ryan yang berusaha mengikuti arahan tuan duke di tengah mereka berusaha kabur dari istana tengah malam. Keduanya berhasil keluar dari istana dan berjalan menuju kereta kuda yang berjarak sekitar 5 km dari istana. Sang ratu masih belum sadar. Duke Cardinbugh memandang wanita itu dengan rasa kasihan. Bagaimana bisa, mereka melakukan hal kejam seperti itu. Terutama adiknya, Putri Beatrix yang ingin kakaknya mati. Kereta kuda yang membawa ketiganya berjalan meninggalkan lokasi istana denga. cepat.

Untuk sementara, mereka harus kembali ke wilayah Cardinbugh. Daerah utara yang sangat jauh dari pusat kota. Dengan membawa sang ratu ke sana. Nyawa Ratu Gloria aman dari ancaman istana. Terutama Putri Beatrix yang bisa kapan saja. menyuruh pasukannya membunuh Gloria.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status