Share

Catatan Keempat : Tidak Ada Pilihan Lain

Lama kami bertiga hanya terdiam. Sial! Aku kini terjebak pada situasi semacam ini. Tak pernah kusangka kalau manusia di dalam Dome sudah banyak yang penasaran dengan dunia di luar sana.

"Jadi, bagaimana Artemis? Hanya kau yang sedari tadi diam. Tapi, aku tidak akan membiarkanmu untuk berkata TIDAK."

Senyum Dova berubah menjadi sinis, ia sepertinya mulai membaca pikiranku. Aku tak tahu lagi harus berkata apa. Kulihat tangannya menekan sesuatu pada meja putih bundar.

Dinding di samping Dova terbuka layaknya laci. Ia mengeluarkan sesuatu dari sana. Saat kusadari benda apa itu, reflek kakiku mundur satu langkah. Itu senjata penghapus data! Bagaimana dia bisa memilikinya?

"Baiklah, aku ikut saja!"

"Bagus, itu yang ingin kudengar darimu Artemis."

"Jangan bercanda dengan senjata itu, Dova!"

"Aku tidak bercanda kali ini, Tuan Putri! Ini adalah misi rahasia yang sangat ku jaga dengan rapat. Kalau Artemis berani menolak atau melapor ke robot polisi, lebih baik datanya kuhapus saja."

Aku bernapas lega, jawabanku sudah tepat. Salah saja menjawab tadi, bisa jadi tubuhku ini hilang untuk selamanya.

"Kita mulai dari mana?"

"Dari rekaman yang ada di memori yang kutemukan dulu."

"Sudah mendengarnya secara keseluruhan, Tuan Putri?"

"Sudah, Aku dan Artemis yang mendengarnya."

"Aku juga punya memori ini, Dova. Tapi hanya berisi foto dan musik saja."

"Itu tetap bisa menjadi petunjuk untuk kita, Artemis. Aku ada beberapa catatan yang ditinggalkan oleh Profesor Sanders."

Muncul komputer dari balik dinding saat ditekan tombol lain yang ada di meja putih itu. Layarnya hanya semacam kaca tebal yang langsung menyala saat Dova mengaktifkannya. Keyboard hologram muncul diatas meja tadi.

Jari Dova sibuk mengetikkan sesuatu pada keyboard tadi. Layar komputer langsung menunjukkan kumpulan data hasil penelitian Dova dan Profesor Sanders. Semuanya sangat detail, dari tanggal penemuan alat hingga kegunaan dan spesifikasinya. Termasuk beberapa alat yang dicurigai karena ternyata itu selundupan dari luar Dome yang dibuat seolah berasal dari masa lalu.

Tapi dari sini justru rasa penasaraku semakin tinggi. Apa iya masih ada yang hidup diluar Dome ini?

"Bukannya penjagaan sangat ketat ya. Darimana datangnya alat semacam ini hingga bisa masuk ke dalam Dome?"

"Artemis, tanpa kita sadari ada beberapa pejabat yang punya akses untuk keluar dari Dome. Termasuk ayahku."

"Seorang tuan putri tidak akan berbohong bukan?"

"Untuk apa aku berbohong, Artemis? Sejak kecil aku melihatnya sendiri. Mereka memiliki alasan untuk mengecek bagian luar Dome apakah aman atau terdapat celah?"

Aku dan Dova terdiam. Ada banyak hal yang diketahui oleh Tuan Putri Serenada selama ini. Hanya saja mungkin dia tidak tahu mau berbicara pada siapa.

"Jadi itu alasanmu tertarik untuk mempelajari dunia luar Dome."

"Tepat sekali! Ketika aku masih kecil tentu hanya diam saja. Semakin kesini aku jadi bertanya untuk apa?"

"Tapi Tuan Presiden...."

"Ayahku tidak pernah keluar dari Dome meski punya aksesnya. Ia merasa aman di dalam sini."

Kami makin tahu, bahwa ini sebabnya ada beberapa benda dari luar yang masuk kemari. Melalui orang-orang yang punya akses keluar. Entah apakah Profesor Sanders juga punya akses keluar? Tapi rasanya tidak mungkin, mengingat tidak ada yang bisa dia kerjakan dari luar.

***

Hari ini ada lagi laporan mengenai benda aneh yang ditemukan oleh seseorang. Bendanya terlalu besar dan dia mendapatkannya saat sedang menggali tanah di depan rumahnya. Ini biasa dilakukan oleh orang yang berpikir, kalau menemukan sesuatu dia bisa dibayar. Sebab tidak mungkin hanya sekedar menggali tanah tanpa tujuan jelas.

"Kali ini kita kemana Tuan Putri Serenada?"

"Ke Area U, Artemis. Ini area yang sangat jauh dari pusat kota. Haah... sejujurnya aku sudah sangat bosan! Orang pasti berpikir lagi ingin mendapatkan sesuatu dari kita."

"Maksudnya dia sengaja untuk menggali tanah demi menemukan sesuatu?"

"Yaah... begitulah, Artemis!"

Tuan Putri Serenada malah bercerita panjang lebar padaku, kalau dulu manusia menggali tanah memang ada tujuannya. Tidak semata untuk mendapatkan suatu benda saja, tapi untuk hal lainnya. Termasuk menanam tanaman agar pasokan oksien dan kehidupan makhluk lainnya terus berjalan secara seimbang.

"Kau tidak bertanya padaku darimana tahu hal itu, Artemis? Pengetahuan itu dari ibuku. Jauh sebelum dia menghilang, banyak hal yang ia ajarkan padaku secara diam-diam."

"Lalu kau tahu kalau ternyata Ibumu keluar dari sini seperti yang dikatakan oleh Dova tadi?"

Tak ada jawaban darinya. Hanya tatapan kosong di mata Serenada. Hingga akhirnya kami sampai di Area U. Area ini terlalu jauh untuk dilampaui dengan Teletransporter yang ada. Teknologi itu baru sebatas bisa menjangkau sampai Area I. Jadi, untuk bisa kemari kami harus menaiki X-Car.

X-Car adalah alat transportasi lain selain Flying Skate. Bedanya, bisa diisi dua orang dan bagian belakang untuk barang. Kecepatannya yang tak biasa membuat kendaraan ini harus berada pada jalur khusus.

"Akhirnya yang ditunggu tiba!"

Seorang laki-laki sudah menunggu kami di dekat jalur X-Car. Tangannya kirinya terus mengusap punggung tangan kanannya.

"Selamat pagi, saya dan Tuan Artemis akan mengeceknya terlebih dahulu, Tuan...."

"Ehm...! Panggil saya Tuan Ken saja."

"Baiklah, Tuan Ken. Kami akan bekerja terlebih dahulu. Bisa geser sebentar?"

"Untuk apa? Aku ingin melihatnya juga seperti apa dan...ouch!"

"Flash!"

Tanpa perlu basa basi lagi, Serenada langsung membuat orang tadi lupa dengan fitur penghapus ingatan pada jam tangan pintarnya. Efeknya tidak akan membuat lupa ingatan selamanya, hanya lupa sesaat dengan apa yang baru saja terjadi.

"Apa yang terjadi? Mataku silau sekali!"

"Artemis, bawa langsung benda ini ke dalam X-Car! Ayo kita angkat, Satu... dua... tiga...!"

"Ini lumayan berat, Tuan Putri Serenada."

"Ayo, cepatlah! Sebelum dia sadar dan tahu kalau kita ada disini."

"Iya!"

Benda itu akhirnya bisa masuk ke dalam bagasi X-Car, ternyata muat juga! Padahal kalau dilihat sekilas ukurannya besar. Baru ku sadari kalau bentuk bagasinya sedikit lebih cekung ke dalam lantainya. Pantas saja cukup!

Aku segera masuk kembali bersama Serenada dan kabur. Alat transportasi yang ku kendarai itu melaju secara otomatis kembali ke Laboratorium Utama.

"Besar sekali! Benda apa itu?"

"Kita akan tahu setelah Dova memeriksanya!"

Sebanyak alat ataupun benda masa lalu yang kutemukan, sejujurnya ini paling berat. Nyaris saja tadi tidak bisa kuangkat kalau tidak ada Serenada. Uugh... berat sekali! Rasanya badanku sakit semua setelah mengangkat benda itu. Semoga saja didalamnya tidak sengaja diisi batu atau tanah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status