—[Allium Sativum POV]—
"Tidak bisa, Dokter Alli." Untuk kesekian kalinya Dokter Tasya menggelengkan kepalanya tegas. "Meskipun Dokter Alli adalah dokter kepala tim, tapi untuk jadwal operasi memang tidak bisa kami ajukan atau mundurkan lagi."
"Tolonglah, Dok. Tanggal empat saya ada keperluan." Gue masih memohon penuh harap kepada Dokter Tasya.
Lagi-lagi Dokter Tasya menggelengkan kepala.
"Begini, Dok. Di tanggal dua kita juga ada jadwal operasi dan membutuhkan waktu sekitar sepuluh jam. Kita tidak mungkin melakukan dua operasi pada saat itu. Lalu kalau kita undur ke tanggal enam, apa kata keluarga pasien yang sudah menunggu jadwal operasi. Kita bisa dianggap tidak profesional." Dokter Tasya menunjuk tanggal pada kalender.Gue baru sadar jika dua minggu ini sangat banyak jadwal operasi, kenapa gue malah mengiyakan ajakan Miska kemarin. Tau begini, gue bakal menolak mentah-mentah. Ya, lihat sendiri, sekarang gue merasa pusing dengan jadwal
*Happy Reading*Aku kira kamu adalah tempatku pulang yang kusebut rumah, berupa ruang dan wujud nyata seseorang.Aku kira kamu akan menjadikanku satu-satunya ratu di hatimu dan memberikanku kenyaman yang selalu kau jaga.Aku kira kamu akan menyadarkanku dari gelisahnya segala keraguan di dalam hati, jiwa dan raga.Aku kira kamu menjadi tempatku berlindung dari riuhnya dunia dan menjadikanku percaya bahwa denganmu hidupku akan baik-baik saja.Ternyata ....Ketika aku memberimu bahagia, namun kau memberiku luka.Ketika aku memberimu cinta, namun kau memberiku duka.Aku mencoba baik-baik saja dengan kepalsuan yang terucap kata dan membiarkan pilu hadir dalam jiwa.Mengabaikan resah bersama gelisah lalu mengubur luka di dalam duka.- Miska Amarilis -***
● Happy Reading ●—[Allium Sativum POV]—"Selamat sore Calon Kakak Ipar yang gantengnya di bawah gue."Gue menoleh sekilas ke arah manusia yang baru aja panggil gue dengan sebutan Calon Kakak Ipar. Yap, that right. Cowok yang sangat menggilai ikan lele itu namanya Ucup–bukan nama sebenarnya, tapi panggil aja Ucup biar nggak ribet–pacar adik gue."Bang, lo kapan nikah sih? Gue juga pengin buru-buru nikah sama Nia," ujarnya tanpa berhenti nyemilin keripik kentang yang ada di toples.Gue tendang kakinya yang dengan enaknya selonjoran di meja, nggak sopan banget ini jadi Calon Adik Ipar. Kalau bukan karena sayang Nia, gue ogah punya adik ipar macam si Ucup."Ngebet banget lo pengin nikah sama adik gue?" tanya gue sembari melipat tangan di depan dada."Yoi dong, Ucup 'kan sayang Nia banyak-banyak dan nggak pakai boong." Ucup mencoba meyakinkan gue.Nia emang belum mau nikah, katanya nggak pengin l
—[Allium Sativum POV]—Ruangan rumah sakit dengan tembok putih polos dan jendela di sisi kiri sedangkan pintu masuk di sisi kanan menjadi salah satu tempat paling menenangkan bagi gue. Kalau orang lain rata-rata membenci rumah sakit karena bau obat-obatan, itu nggak berlaku bagi gue. Karena gue sudah kebal dan menikmati pekerjaan gue."Selamat siang, Dok.""Selamat siang, Bapak Galuh Firmansyah, silakan duduk."Gue tentu saja tau nama pasien, bukan karena gue cenayang tapi sebelum bertemu dengan gue, pasien ini sudah konsultasi dengan dokter jantung umum, setelah mendapatkan rujukan baru bisa menemui dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular kayak gue.Dia lalu memberikan kertas ke gue. Sebuah kertas rujukan."Apa saja keluhan yang Anda rasakan akhir-akhir ini, Pak?" tanya gue begitu dia duduk."Rasa nyeri dan rasa tida
—[Allium Sativum POV]—"Hari ini pasien nomer 231 dijadwalkan melakukan treadmill. Apa sudah siap?" tanya gue ke Suster Kila, seorang perawat yang selalu menemani gue ke mana-mana.Pemeriksaan treadmill atau yang juga dikenal dengan sebutan stress test, merupakan pemeriksaan yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik. Karena aktivitas fisik dapat membuat jantung memompa lebih keras dan cepat. Pemeriksaan treadmill dapat membantu mengungkapkan adanya masalah aliran darah dalam jantung.Pemeriksaan ini disebut sebagai pemeriksaan treadmill karena menggunakan alat treadmill dalam praktiknya. Dalam pemeriksaan ini, irama jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan dipantau."Pasien sudah siap, Dok. Bahkan beliau sudah berada di tempat," ujar Suster Kila membuat gue cuma menganggukkan kepala.Gue semakin mempercepat langkah kaki diikuti Suster Kila. Pekerjaan sebagai dokter bedah memb
—[Allium Sativum POV]—Gue pulang ke rumah tepat sebelum makan malam, jadi gue masih bisa mandi setidaknya untuk meregangkan otot yang lelah karena seharian berada di rumah sakit.Sesibuk-sibuknya gue, kalau memang nggak ada operasi malam, gue bakal selalu meluangkan waktu gue untuk makan malam bareng keluarga, begitu juga Ayah. Beda cerita dengan Nia dan Bunda yang memang selalu di rumah."Ucup tumben hari ini nggak ke sini. Lagi marahan?" tanya Bunda sambil melirik Nia yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulut.Gue juga secara refleks ikut menoleh ke Nia, biasanya Si Pecinta Lele itu emang ada di tengah acara makan malam keluarga gue. Walaupun tuh anak belum sepenuhnya jadi adik ipar gue, tapi dia udah jadi bagian keluarga. So, kalau dia nggak ada serasa ada yang kurang."Eh ... nggak marahan kok, Bun. Ucup lagi ke acara nikahan," ucap Nia."Oh, teman Ucup ada yang nikah?"Nia menggelengkan kepalanya."Enggak, Bun.
—[Allium Sativum POV]—"Cie ... Calon Pengantin, kusut amat tuh wajah kayak taplak meja belum disetrika."Gue langsung melotot mendengar ucapan Leo. Baru sampai ke kantin udah kena ejekan aja gue."Tega lu, Sob. Nggak kasih tau kita kalau pacaran sama pemain sinetron Janji Hati, gue suka banget itu sinetron padahal." Kini Abiyan yang memberi komentar.Gue menghembuskan napas. Berita tentang pernikahan gue sudah beredar ke mana-mana, padahal gue aja nggak kenal sama sosok manusia yang ngaku-ngaku jadi calon istri gue itu."Bagaimana perasaan Anda setelah berita ini viral?" tanya Abiyan sambil menodongkan botol minuman ke arah mulut gueseolah dia adalah wartawan."Sudah berapa lama Anda melakukan backstreet?" Leo melakukan hal yang sama seperti Abiyan.Lalu mereka tertawa seolah kehidupan gue lucu. Memang laknat sekali teman-teman gue ini."Bacot, ya, kalian!" sambar gue.Abiyan dan Leo mala
—[Allium Sativum POV]— Hari ini gue shift malam, jadi gue bisa nyantai dulu di rumah sambil nonton tv. Gue melirik ke arah Nia dan Ucup yang sedang bermain dengan Shila—keponakan Ucup. Gue mematikan tv karena acara gosip yang dibahas masih tentang gue dan cewek gila bernama Miska, bisa-bisanya berita itu bisa trending di mana-mana. "Minum dulu, Bang." Bunda memberikan segelas es jeruk buat gue. Bunda gue memang yang terbaik, padahal gue udah gede tapi selalu memperlakukan gue seperti anak masih kecil. "Makasih, Bund." Bunda lalu duduk di samping gue sembari memijit-mijit bahu gue dengan pelan."Gimana kerjaan Abang?" "Besok ada jadwal operasi, Bund. Do'ain aja semoga lancar." Bunda mengamiinkan sambil menganggukkan kepala, masih memijit bahu gue dengan telaten. "Bang Alli! Bang Alli!" Ucup teriak kencang sampai membuat indera pendengaran gue bisa pecah. "Dicariin sama kakak ipar," kata Ucup set
—[Allium Sativum POV]—Pukul tiga sore gue masih berada di balkon sambil menatap beberapa pepohonan yang menjulang tinggi. Entah kenapa gue suka sekali melihat pohon atau rerumputan berwarna hijau sejak dulu. Mungkin karena sudah kebiasaan atau memang ada faktor lain. Gue sendiri tidak tau.Dua jam lagi gue harus kembali ke rumah sakit, ada jadwal operasi nanti malam dan gue harus benar-benar fokus.Menjadi dokter spesialis adalah suatu cita-cita gue dari sekolah dulu selain pekerjaan yang mulia, seorang dokter spesialis juga bisa dibilang mempunyai pendapatan yang lumayan tinggi antara dua puluh juta sampai empat puluh lima juta meskipun sebenarnya banyak resiko yang harus ditangani.Jika ingin menjadi dokter, pendidikan yang harus dijalani pun sangat lama, bisa dari empat sampai enam tahun. Itu pun harus siap menjadi dokter umun terlebih dahulu sebelum menjadi dokter spesialis.Namun sayangnya, menjadi dokter spesialis bukan hal