Share

Bab 3

POV Vena 1

Sudah lebih dari satu bulan tapi mas Ibrahim belum juga balikin uang yang dia pinjam dariku, ini yang bikin aku sebal padanya, tidak pernah tepat waktu setiap balikin uang, oleh karena itu aku minta bunga 10% kalau dia sampai telat balikin uangnya.

Aku hanya kasih waktu 1 bulan paling lambat , aku takut Mas Pratama marah-marah , dari awal aku menikah dengan Mas Pratama beliau tidak pernah suka dengan Mas Ibrahim Kakakku.

Mas Pratama pernah cerita kalau dia amat sakit hati dengan Mas Ibrahim karena perbuatan Mas Ibrahim di masa lalunya. Tapi ketika aku bertanya ada masalah apa, Mas Pratama tidak pernah mau menjelaskan dengan detail kepadaku. Dia sering menghasut aku untuk jangan terlalu percaya dengan omongan Mas Ibrahim, semua omongan Mas Ibrahim hanyalah kebohongan belaka.

Mas Ibrahim sampai jatuh miskin karena ulah dia sendiri, itulah komentar Mas Pratama tentang Ibrahim. Sebagai istri yang sangat mencintai suami tentu aku percaya dengan apa yang dia omongin kepadaku.

Sebenarnya aku sangat sayang dengan Mas Ibrahim, karena dia aku bisa menempuh pendidikan hingga aku mendapatkan kerjaan yang layak, tapi karena omongan Mas Pratama tentang Mas Ibrahim membuat aku melupakan semuanya, lupa dengan segala kebaikan Mas Ibrahim padaku. Mas Ibrahim sangat sayang padaku, dia selalu mengutamakan keinginanku, dia selalu memanjakanku adiknya.

Kehidupan mengubah segalanya, ketika aku menikah dengan Mas Pratama, aku seperti berubah menjadi seorang ratu, tapi dengan syarat aku tidak pernah boleh membantah sedikitpun omongannya. Akupun tidak boleh bekerja , katanya tugasku hanya melayani dia dan mengurus rumah saja, oh enaknya hidupku.

Mas Pratama selalu bilang padaku, walaupun Ibrahim itu kakakmu, aku tidak pernah suka padanya, jangan sekali-kali kamu bantuin dia, dia miskin karena ulah dia sendiri, aku gak sudi uangku dipakai untuk bantuin dia, kamu harus ingat ini, aku tidak pernah Sudi sampai kapanpun.

Kata-katanya selalu terngiang-ngiang ditelingaku, oleh sebab itu aku takut sekali kalau mas Ibrahim tidak balikin uang 2 juta yang dia pinjam dariku, sedikitpun aku tidak tega untuk kasih bunga sampai 10%, itu hanya ancaman saja, karena yang aku takutkan adalah Mas Pratama, takut kalau dia tau aku pinjamin uang untuk Mas Ibrahim.

***

Kulihat di dinding udah jam 16.50 Wib, sebentar lagi Mas Pratama pulang kerja, bergegas aku mandi dan dandan cantik supaya Mas Pratama tidak pernah bosan kepadaku.

Selesai mandi dan dandan cantik, aku lihat keluar, mobil sudah diparkirkan oleh Mas Pratama, ternyata suami tercinta sudah pulang kerja, dengan semangat aku menghampirinya.

" Sudah pulang Mas?

 Aku hendak mencium tangannya, namun dengan cepat dia tepis tanganku.

" Kamu kenapa Mas? Apa aku ada salah ? 

" Kamu tidak pernah nurut ya dengan apa yang pernah aku bilang, aku sudah bilang padamu jangan pernah pinjamin uang ke Ibrahim tapi kenapa kamu masih tetap aja pinjamin dia, aku tidak sudi uangku dipakai dengannya, ngerti kamu!!!!!!

" Ehm...kq  kamu bisa tau Mas?

" Iya, tadi katanya dia mau nelfon kamu, tapi hp kamu tidak aktif, jadinya dia nelfon aku, dia bilang belum bisa balikin uangnya sekarang karena jualannya sepi, aku bilang jangan pernah pinjamin uang ke dia tapi masih tetap aja kamu pinjamin.

" Kamu mau jatah bulanan kamu aku kurangi ? Ahhhh? atau kamu sama sekali tidak aku kasih uang bulanan? Maunya kamu gitu yaaa?

"Ma....maaf Mas, Aku Janji untuk yang terakhir kalinya aku pinjamin Mas Ibrahim , aku minta maaf ya Mas .

" Untuk kali ini kamu aku maafin, tapi jika ketahuan sekali lagi kamu pinjamin uang ke dia, aku tidak segan-segan untuk tidak memberimu uang bulanan, mengerti!!!

" I..iyaaa Mas, maafin aku yaa..

" Yasudah kamu aku maafin, bikinin aku teh hangat sekarang juga.

" Baik Mas.

***

Kisah ini diangkat dari kisah nyata dan dibumbui dengan  fiksi.

Mohon maaf jika ditulisan ini ada kata-kata yang tidak berkenan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status